HomeInfo SehatGinjal dan Saluran KemihGagal Ginjal, Haruskah Hemodialisis Seumur Hidup?
Ginjal dan Saluran Kemih

Gagal Ginjal, Haruskah Hemodialisis Seumur Hidup?

dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, 16 Jan 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Penderita gagal ginjal harus melakukan hemodialisis seumur hidup untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak. Adakah cara lain untuk menggantikannya?

Gagal Ginjal, Haruskah Hemodialisis Seumur Hidup?

Gagal ginjal, atau penyakit ginjal kronis merupakan tingkatan akhir dari penyakit ginjal. Saat ginjal Anda dikatakan mengalami kegagalan, artinya ginjal sudah tidak dapat berfungsi dengan baik. Karena kondisi ini, Anda membutuhkan tindakan hemodialisis atau yang sering disebut cuci darah untuk menggantikan fungsi ginjal tersebut.

Selain itu, pencangkokan ginjal yang sakit dengan yang sehat juga bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit ini. Tindakan pengobatan oleh dokter akan diputuskan berdasarkan kondisi pasien.

Penyebab Seseorang Terkena Gagal Ginjal

Saat mengalami kerusakan, ginjal tidak dapat menyaring dan membuang limbah dalam darah secara optimal. Semakin menurunnya fungsi ginjal tersebut akan membuat penderita mengalami penyakit ginjal kronis, hingga akhirnya terjadi gagal ginjal sebagai akhir dari tingkat keparahan rusaknya ginjal.

Gagal ginjal sendiri bukanlah suatu kondisi yang terjadi secara tiba-tiba. Mayoritas kasus gagal ginjal disebabkan oleh adanya penyakit lain yang sedikit demi sedikit merusak fungsi ginjal dan menyebabkan penurunan fungsi ginjal hingga dibawah 15 persen.

Dua penyakit yang menyebabkan kondisi gagal ginjal adalah diabetes dan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Diabetes duduk di posisi pertama sebagai penyebab tertinggi, dan hipertensi duduk di posisi kedua.

Kedua penyakit ini dapat merusak pembuluh darah jika tidak dikontrol dan diterapi dengan baik. Kondisi ini tentunya akan memengaruhi fungsi ginjal yang banyak membutuhkan peran pembuluh darah dalam mekanismenya.

Selain dua penyakit di atas, beberapa penyakit lain yang dapat menyebabkan gagal ginjal di antaranya adalah penyakit-penyakit autoimun seperti lupus dan nefropati, sindrom nefrotik, dan gangguan saluran kemih.

Meski jarang terjadi, gagal ginjal juga dapat terjadi secara cepat atau yang disebut dengan gagal ginjal akut. Kondisi ini dapat disebabkan oleh serangan jantung, penyalahgunaan obat-obatan, adanya gangguan aliran darah ke ginjal, dan juga gangguan saluran kemih.

Tak heran, kegagalan ginjal tak hanya menyerang lansia, namun juga dapat dialami oleh mereka yang berusia produktif, bahkan anak-anak. Oleh sebab itu, sangat penting untuk mengenali faktor risiko dan menilai apakah Anda termasuk ke dalam kelompok orang yang memiliki risiko tinggi untuk menderita kerusakan ginjal.

Jika Anda memiliki penyakit yang telah disebutkan di atas, periksakan diri Anda ke dokter dan jalani terapi dengan baik. Anda juga perlu menerapkan pola hidup yang sehat agar kegagalan ginjal dapat dihindari.

Pentingnya Cuci Darah pada Pasien Gagal Ginjal

Ketika seseorang telah masuk dalam kondisi gagal ginjal, pilihan terapi yang tersedia untuk dapat mempertahankan fungsi ginjal adalah menjalani tindakan hemodialisis (cuci darah) atau pencangkokan ginjal.

Memang tidak ada terapi yang dapat mengembalikan fungsi ginjal yang telah rusak berat ke kondisi semula. Namun, dengan menjalani pilihan terapi tersebut, harapannya penderita dapat meningkatkan kualitas hidupnya dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan maksimal.

Terapi dengan cuci darah ini akan berlangsung seumur hidup untuk menggantikan fungsi ginjal yang telah rusak. Dalam proses cuci darah akan dilakukan penyaringan dan pembuangan limbah serta air dari dalam darah, layaknya fungsi normal ginjal.

Dengan demikian, cuci darah akan membantu mengendalikan tekanan darah dan mengatur keseimbangan berbagai komponen mineral dalam tubuh, seperti kalium, natrium, dan juga kalsium.

Meski tindakan cuci darah dilakukan untuk menggantikan fungsi penyaringan oleh ginjal, namun bukan berarti hemodialisis dapat menggantikan fungsi ginjal secara keseluruhan.

Anda tetap perlu membatasi asupan cairan yang masuk ke dalam tubuh, baik melalui minuman ataupun makanan, sehingga tidak ada kelebihan cairan yang menumpuk dalam tubuh. Selain itu, Anda juga tetap membutuhkan obat-obatan untuk membantu menjaga keseimbangan berbagai parameter tubuh selagi Anda menjalani terapi cuci darah.

Jika Anda memutuskan untuk berhenti menjalani hemodialisis dan tidak melakukan pencangkokan ginjal, maka fungsi ginjal Anda tidak akan berjalan dengan baik. Hal ini bisa memperburuk kondisi tubuh yang dapat berujung pada kematian.

Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui bagaimana prosedur terapi hemodialisis dan apa saja yang harus Anda persiapkan sebelum menjalaninya. Jika Anda atau keluarga merupakan penderita gagal ginjal dan disarankan oleh dokter untuk menjalani tindakan tersebut, konsultasikan hal-hal yang ingin Anda ketahui agar terapi cuci darah dapat berjalan dengan lancar dan optimal.

Tentunya, tidak ada seorang pun yang ingin mengalami kondisi penyakit kronis seperti gagal ginjal, apalagi harus menjalani terapi hemodialisis hingga seumur hidupnya. Maka dari itu, sangat penting untuk menjaga kesehatan sejak dini dan menjalani pola hidup sehat sebagai investasi kesehatan hingga di masa tua nanti.

[NP/ RH]

Gagal GinjalCuci darahDiabeteshemodialisisHipertensi

Konsultasi Dokter Terkait