Kesehatan Umum

Mudah Marah Akibat Kurang Tidur, Mengapa?

dr. Nitish Basant Adnani BMedSc MSc, 05 Jan 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Para pakar mengatakan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan rasa frustrasi dan mudah marah.

Mudah Marah Akibat Kurang Tidur, Mengapa?

Mendapatkan waktu istirahat yang cukup merupakan salah satu faktor terpenting dalam menerapkan pola hidup sehat. Kurang tidur tidak hanya menimbulkan kantong mata, jika terjadi terus-menerus, banyak dampak kesehatan yang bakal terjadi. Bahkan, kurang tidur disebut-sebut dapat menyebabkan seseorang mudah marah. Benarkah?

Penelitian terkini yang dilakukan di Iowa State University, Amerika Serikat, mengemukakan bahwa orang yang kurang tidur beberapa jam pada malam hari cenderung memiliki amarah yang lebih tinggi. Tak cuma itu, mereka juga memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk menghadapi situasi yang menimbulkan rasa frustrasi dibandingkan orang yang punya waktu istirahat cukup.

Bagaimana kurang tidur bisa picu rasa marah?

Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Experimental Psychology, menunjukkan adanya kaitan antara kekurangan tidur dan peningkatan amarah. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya juga menunjukkan terdapatnya hubungan antara kedua faktor tersebut. Namun, belum dapat ditentukan apakah kekurangan waktu tidur yang menyebabkan peningkatan amarah atau sebaliknya.

Menurut Zlatan Krisan, PhD, salah satu peneliti yang juga merupakan profesor di bidang psikologi dari Iowa State University, orang yang memiliki waktu tidur terbatas menunjukkan adanya peningkatan amarah dan tingkat stres. Seiring dengan berjalannya waktu, hal ini menyebabkan mereka kesulitan beradaptasi terhadap situasi tertentu.

Sebagai contoh, situasi yang umumnya dapat ditangani dengan baik oleh seseorang yang mendapatkan waktu istirahat cukup dapat menjadi situasi yang sulit untuk seseorang dengan waktu tidur yang tidak cukup. Hal tersebut pada akhirnya dapat memunculkan rasa frustrasi dan munculnya rasa marah pada orang yang kurang tidur.

Kurangnya waktu tidur dan rendahnya kualitas tidur telah lama dikaitkan dengan berbagai gangguan fisik, mental, dan emosional. Dalam jangka pendek, kurang tidur dapat meningkatkan emosi negatif, seperti ansietas, kegelisahan, dan rasa sedih. Selain itu, hal ini juga dapat menurunkan berbagai emosi positif, seperti kebahagiaan, antusiasme, dan rasa gembira.

Kurang tidur tingkatkan nafsu makan

Penelitian yang ada juga menunjukkan bahwa kurang tidur membuat seseorang lebih tertarik untuk mengonsumsi makanan junk food. Studi yang sama juga mengungkapkan bahwa kualitas tidur yang buruk dapat menghambat respons tubuh terhadap hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas. Pada akhirnya, hal ini dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan serta obesitas.

Dr. Gail Saltz, seorang profesor di bidang psikiatri dari New York Presbyterian Hospital, Weill-Cornell School of Medicine juga menambahkan bahwa seiring dengan berjalannya waktu, tingkat stres yang tinggi akibat dari kurangnya tidur yang berkualitas dapat semakin memengaruhi mood seseorang. Hal ini bahkan tidak menutup kemungkinan terjadinya depresi jangka panjang. Stres yang tinggi menyebabkan pelepasan hormon kortisol, yang kemudian menyebabkan peningkatan tekanan darah serta penurunan fungsi kognitif seseorang yang mengalaminya.

Tidur merupakan salah satu hal yang sangat penting dimana tubuh manusia beristirahat. Pada saat seseorang tidur, otak memproses kejadian hari tersebut, menyimpannya dalam memori jangka panjang, dan membuat seseorang menjadi siap untuk memproses hal baru keesokan harinya. Oleh sebab itu, agar tidak kurang tidur, Anda disarankan untuk tidur berkualitas dengan durasi minimal 7 jam setiap hari. Dengan cukup tidur, Anda akan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih maksimal.

[HNS/ RVS]

Efek Kurang tidurkurang tidurMarahtidurDampak Kurang Tidur

Konsultasi Dokter Terkait