HomePsikologiKesehatan MentalGangguan Kesehatan yang Mengintai Para Komuter
Kesehatan Mental

Gangguan Kesehatan yang Mengintai Para Komuter

dr. Andika Widyatama, 03 Jan 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Anda seorang komuter? Waspada terhadap beberapa gangguan kesehatan yang dapat menghinggapi tubuh Anda!

Gangguan Kesehatan yang Mengintai Para Komuter

Di beberapa kota besar dunia jumlah komuter (commuter) atau penglaju, terus meningkat, termasuk di area Jakarta dan sekitarnya. Peningkatan jumlah komuter sejalan dengan perkembangan Jakarta sebagai pusat pemerintahan sekaligus perekonomian. Biasanya, terdapat berbagai jenis alat transportasi yang digunakan oleh komuter. Tidak hanya menggunakan mobil atau motor pribadi, ada pula yang menggunakan tranportasi umum seperti bus atau kereta.

Mungkin bagi sebagian orang yang sudah terbiasa, menjadi komuter merupakan perkara mudah. Ada saja yang rela menghabiskan waktu hingga berjam-jam di jalan. Namun, di balik rutinitas yang dijalani tersebut, sebenarnya terdapat serangkaian gangguan kesehatan yang mengintai para komuter. Apa saja gangguan kesehatan tersebut? Berikut penjelasannya.

  • Peningkatan berat badan

Semakin lama waktu yang harus dilalui saat pergi ke kantor, para penglaju harus berangkat lebih awal agar tiba tepat waktu. Kondisi tersebut membuat komuter rentan melewatkan waktu sarapan. Akibatnya, mereka cenderung mengonsumsi makanan lebih banyak di waktu makan selanjutnya karena rasa lapar lebih besar. Contohnya saat waktunya makan siang. Hal tersebut berisiko menyebabkan peningkatan berat badan.

Selain itu, minimnya waktu untuk persiapan menuju kantor, berpotensi membuat komuter memilih menu sarapan yang instan. Makanan instan bisa saja kurang bergizi dan memiliki kadar kalori yang tinggi sehingga berpotensi menyebabkan peningkatan berat badan. Di sisi lain, kurangnya aktivitas fisik yang dialami penglaju saat menghabiskan waktu cukup lama di dalam kendaraan, berisiko meningkatkan berat badan.

Jika kebiasaan di atas dibiarkan, dapat menimbulkan masalah kelebihan berat badan atau obesitas bagi para komuter. Pada akhirnya, kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit metabolik, misalnya penyakit jantung.

  • Infeksi saluran pernapasan

Peningkatan risiko infeksi saluran pernapasan dapat terjadi pada para komuter, khususnya yang menggunakan transportasi umum. Saat berada di dalam transportasi umum, komuter akan bersama-sama dengan banyak penumpang lainnya. Anda tidak dapat memilih siapa yang berada bersama Anda saat di dalam bus atau kereta yang ditumpangi. Bisa saja di antara penumpang lainnya sedang mengalami flu atau penyakit saluran pernapasan lainnya sehingga menulari Anda.

Semakin padat jumlah penumpang, tentu saja semakin meningkatkan risiko penularan penyakit saluran pernapasan. Untuk meminimalkan risiko penularan, Anda dapat menggunakan masker saat di dalam transportasi.

  • Sakit punggung

Para komuter yang memiliki tempat kerja yang begitu jauh dari rumah tentu akan menghabiskan waktu yang lebih lama di perjalanan. Menempuh waktu yang panjang, otomatis akan memaksa Anda duduk dalam waktu lama di dalam kendaraan. Biasanya kebanyakan orang, akan sulit mempertahankan posisi duduk yang ideal dalam waktu yang lama. Kondisi ini akan meningkatkan risiko timbulnya sakit pada punggung.

Selain itu, kadang-kadang komuter harus berdiri dalam waktu lama saat berada di dalam transportasi umum yang sedang padat penumpangnya. Ada kalanya pula para komuter harus berimpitan dengan penumpang lain saat di dalam transportasi yang ditumpangi. Keadaan tersebut juga dapat mengakibatkan komuter jadi memiliki postur yang buruk dan berakhir pada keluhan sakit punggung di kemudian hari. Di samping sakit punggung, keluhan sakit leher kadang dapat timbul.

  • Tekanan darah tinggi

Para komuter terbukti berisiko mengalami peningkatan berat badan. Peningkatan berat badan yang tidak terkontrol dapat berakhir pada kelebihan berat badan atau obesitas. Pada akhirnya, kelebihan berat badan akan meningkatkan risiko penyakit metabolik, salah satunya tekanan darah tinggi.

Komuter dapat mengalami kecemasan karena berusaha sampai di kantor tepat waktu, tetapi harus melewati perjalanan yang panjang dan sibuk terlebih dahulu di pagi hari. Belum lagi, beberapa komuter harus mengejar target dalam pekerjaannya sehingga harus benar-benar memaksimalkan waktu kerja di kantor. Faktor-faktor di atas dapat berisiko menyebabkan stres pada komuter. Stres juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.

  • Depresi

Penglaju juga harus berjuang melewati perjalanan yang panjang saat berangkat dan pulang kantor. Perjalanan yang cenderung ramai dapat membuat mereka kurang merasa rileks. Padahal, tuntutan pekerjaan di kantor sudah cukup membuat stres. Di samping itu, sibuknya rutinitas pekerjaan sehari-hari dapat mengurangi waktu kumpul bersama keluarga di rumah.

Hal ini diperparah oleh waktu tidur kadang berkurang dan tidak berkualitas. Keadaan-keadaan tersebut bukan tidak mungkin dapat meningkatkan stres pada para komuter. Pada akhirnya, stres yang tidak dikelola dengan baik dapat berujung pada depresi.

Untuk mencegah hal-hal di atas tidak terjadi, cobalah mulai meminimalkan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko timbulnya gangguan kesehatan. Misalnya, dengan rutin berolahraga, makan makanan bergizi dan seimbang, serta tidur cukup dan berkualitas. Dengan demikian, meski menjadi komuter, Anda tetap bugar dan bersemangat.

[HNS/ RVS]

gangguan pernapasangangguan kesehatanBerat BadankomuterDepresiGangguan Kesehatan KomuterHipertensi

Konsultasi Dokter Terkait