Saraf

Tak Ingin Tubuh dan Otak Rusak? Jangan Pakai Kokain!

Ayu Maharani, 28 Des 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Mencari sokongan tenaga, fokus, dan percaya diri dengan kokain amat berbahaya. Inilah efek jangka panjang pakai kokain pada tubuh dan otak.

Tak Ingin Tubuh dan Otak Rusak? Jangan Pakai Kokain!

Tambah satu lagi figur publik yang ditangkap akibat narkotika. Lama tak terdengar kiprahnya, aktor dan model Steve Emmanuel mengejutkan publik. Ia ditangkap oleh oleh Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Barat atas kepemilikan 92,04 gram kokain, pada hari Jumat lalu (21/12). Ia pun mengaku bahwa dirinya telah menggunakan kokain selama 10 tahun terakhir untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Entah disadarinya atau tidak, faktanya kokain dapat merusak tubuh dan otak.

Mengapa kokain “laris manis” di dunia hiburan?

Menurut penjelasan dari dr. Resthie Rachmanta Putri, M.Epid, dari KlikDokter, zat narkotika yang memiliki efek stimulan itu memang bisa memberikan sensasi lebih berenergi, bersemangat, tidak cepat lelah, dan tidak cepat mengantuk. Jika dikaitkan dengan dunia hiburan, pekerjanya memiliki jam kerja yang terbilang lebih panjang.

Contohnya, mereka bisa syuting dari pagi hari hingga kembali disapa pagi, demi mendapatkan adegan sempurna atau dikejar tenggat. Tak cuma itu, rasa lelah, sakit, cemas, atau sedih tak boleh ditunjukkan ke khalayak ramai, apalagi ketika mereka harus tampil di hadapan publik dalam acara tertentu.

Mungkin itulah mengapa tak sedikit pekerja di dunia hiburan, termasuk selebritas, menggunakan narkotika: penambah energi saat harus bekerja sekaligus “mengelabui” kekhawatiran mereka sendiri saat harus tampil di depan orang banyak.

Dampak penggunaan kokain bagi tubuh dan otak

Ketimbang efek positif kokain yang sebetulnya bersifat semu, efek buruk jangka panjang pemakaiannya pada para penggunanya sungguh tak sepadan. Ketika tubuh menerima zat dopamin yang terkandung dalam kokain secara terus-menerus, pemakai kokain akan merasakan efek jangka panjang berupa kegembiraan yang berlebihan (euforia), mudah curiga terhadap orang lain, nafsu makan berkurang, dan sensitif terhadap suara serta sentuhan tertentu.

“Mereka juga bisa mengalami halusinasi suara dan visual, sehingga pengguna kokain kadang kesulitan membedakan mana realitas dan mana yang khayalan,” tambah dr. Resthie.

Dari situ, penggunaan secara terus-menerus akan berujung pada ketagihan, serta adanya keinginan untuk mengonsumsi kokain dengan dosis yang lebih banyak. Akibatnya, bisa terjadi kerusakan fungsi organ tubuh, khususnya otak. Adapun kerusakan yang disebabkan oleh penggunaan kokain antara lain:

  • Bagian otak yang berhubungan dengan perilaku dan pengambilan keputusan (lobus frontal) menjadi hiperaktif. Kondisi ini bisa membuat pengguna kokain menjadi agresif, sering mengeluarkan kata-kata kasar, dan kerap melakukan tindakan atau mengambil keputusan secara irasional.
  • Dalam hal hubungan seksual, kokain bisa memengaruhi otak penggunanya untuk terus-terusan melakukan hubungan seks tanpa mengenal tempat dan waktu.
  • Kokain bisa menstimulasi otak penggunanya hingga membuat mereka berbicara asal-asalan seperti “orang gila” dan kejang-kejang.
  • Bisa membuat tubuh pemakainya tremor.
  • Adanya kematian sel otak lebih cepat sebelum waktunya, sehingga menyebabkan penggunanya rentan mengalami gangguan daya ingat.
  • Saat terjadi overdosis, tekanan darahnya akan meningkat, suhu tubuhnya meninggi, disertai dengan mual muntah.
  • Denyut jantung makin tidak beraturan dan bisa mengalami henti jantung.
  • Dapat membuat penggunanya kesulitan bernapas dan mengalami gagal napas.
  • Bisa membuat penggunanya koma dan kehilangan nyawa jika tidak segera ditolong.

Langsung menghentikan penggunaan kokain secara mendadak (putus obat atau withdrawal)  juga tidak langsung memberikan efek baik. Mereka bisa mengalami kelelahan yang berlebih, nyeri otot, depresi, kesulitan berkonsentrasi, hingga timbulnya pikiran untuk bunuh diri. Oleh sebab itu, cara yang efektif untuk menyembuhkan diri dari kokain adalah dengan mengikuti program rehabilitasi ketergantingan obat.

Ada banyak cara yang lebih sehat untuk meningkatkan energi dan rasa percaya diri, bukan dengan menggunakan narkotika seperti kokain. Faktanya, penggunaan kokain dapat merusak tubuh, otak, hingga bisa menyebabkan kehilangan nyawa jika terjadi overdosis. Lebih baik sibukkan diri dengan hal-hal yang produktif, serta kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang positif. Satu hal yang terpenting, jauh-jauhlah dari jerat narkoba.

[RN/ RVS]

Steve EmmanuelEfek KokainKokainNarkotikaNarkobaOverdosisBahaya KokainEfek Kokain pada Otak

Konsultasi Dokter Terkait