HomeInfo SehatKesehatan UmumTips Perawatan pada Korban Luka Pasca Tsunami Selat Sunda
Kesehatan Umum

Tips Perawatan pada Korban Luka Pasca Tsunami Selat Sunda

dr. Resthie Rachmanta Putri. M.Epid, 24 Des 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Tsunami Selat Sunda menyisakan ratusan korban luka. Bagaimana perawatan luka yang tepat untuk korban?

Tips Perawatan pada Korban Luka Pasca Tsunami Selat Sunda

Tsunami Selat Sunda yang terjadi pada akhir pekan lalu, Sabtu (22/12), menerjang wilayah Banten, khususnya Anyer dan Pandeglang hingga ke Lampung. Bencana alam ini meninggalkan rasa duka bagi banyak orang. Dikutip dari Liputan6.com, hingga kemarin, korban tewas telah mencapai 222 orang dan 843  orang lainnya terluka. Bagi korban luka, bagaimana penanganan perawatan luka yang tepat dan segera bagi mereka?

Korban luka akibat tsunami seyogyanya ditolong sesegera mungkin. Namun, mengobati ratusan orang dalam waktu cepat bukanlah hal mudah untuk dilakukan oleh tim medis. Oleh karena itu, masyarakat sebaiknya mengetahui cara merawat luka akibat bencana untuk bisa membantu korban yang membutuhkan pertolongan.

Bisakah luka akibat bencana diobati sendiri?

Jika seseorang mengalami luka akibat bencana, yang pertama harus diperhatikan adalah melihat jenis lukanya. Selain itu perlu juga menentukan apakah luka tersebut membutuhkan pengobatan khusus dari tenaga medis atau tidak.

Jika luka yang dialami adalah luka tertutup berupa luka lecet atau gores, bagian tubuh yang luka dapat digerakkan seperti biasa, dan tidak ada nyeri hebat pada luka, kemungkinan besar luka tersebut dapat diobati sendiri. Meski begitu, luka seperti itu tak boleh dianggap sepele. Perawatan lukanya harus sangat diperhatikan agar tak terjadi infeksi. Berikut ini yang harus dilakukan segera:

  • Hindarkan luka terkena air dari tsunami. Kondisi air yang kotor sisa tsunami rentan membawa kuman yang bisa mengakibatkan infeksi.
  • Sebisa mungkin, segera cari air mengalir yang bersih (misalnya air minum dalam botol) dan sabun. Lalu cuci luka dengan air mengalir dan sabun. Bersihkan luka dari pasir atau kotoran lainnya. Bila perlu, gunakan sikat gigi yang lembut untuk membantu membersihkan luka.
  • Jika berada dalam lingkungan yang aman dan bersih, luka boleh dibiarkan terbuka dan sembuh dengan sendirinya.

Sebaliknya, jenis luka berikut ini membutuhan pertolongan khusus tenaga medis:

  • Luka terbuka (terlihat jaringan lunak, otot, atau banyak darah di daerah luka).
  • Terdapat kemerahan, bengkak, atau nanah di bagian tubuh yang mengalami luka.
  • Bagian tubuh yang mengalami luka sulit digerakkan karena amat nyeri.
  • Luka disertai adanya demam tinggi.
  • Luka disertai adanya kaku otot atau kejang otot.
  • Terdapat sesak napas, berdebar-debar, atau gangguan kesadaran.

Pertolongan pertama pada luka berat

Jika yang terjadi adalah luka berat yang membutuhkan pertolongan khusus dari tenaga medis, carilah pertolongan secepat mungkin. Sementara menunggu tenaga medis datang, sebaiknya korban luka atau keluarganya melakukan pertolongan pertama agar luka yang dialami tak mengalami komplikasi. Pertolongan pertama yang harus dilakukan adalah:

  1. Cegah infeksi pada luka

Untuk mencegah infeksi pada luka, orang yang akan merawat luka harus mencuci tangannya dengan air bersih dan sabun terlebih dahulu. Jika tak ada air bersih, Anda bisa menggunakan hand sanitizer. Sebisa mungkin, hindari menyentuh luka terbuka dengan tangan.

  1. Hentikan perdarahan pada luka

Lihat dengan saksama, apakah darah terus menerus mengalir pada luka tersebut. Jika ya, carilah kain pembalut luka (perban) atau kain bersih lainnya. Selanjutnya, letakkan perban pada daerah luka dan tekan bagian tersebut dengan tangan selama setidaknya 3-5 menit terus menerus untuk menghentikan perdarahan. Setelah itu, amati apakah perdarahannya sudah berhenti. Jika belum, lakukan hal yang sama selama lima menit lagi. Begitu seterusnya.

  1. Cegah tetanus

Untuk mencegah tetanus, nantinya tim medis akan memberikan vaksinasi dan imunoglobulin antitetanus. Namun sebelum itu dilakukan, hal yang tak kalah penting untuk mencegah tetanus adalah dengan mencuci luka dengan air mengalir dan sabun. Alirkan air (misalnya air minum) ke daerah luka, lalu secara lembut dan perlahan, gosok luka dengan air dan sabun hingga tak ada kotoran menempel pada luka.

  1. Tutup luka dengan perban tahan air (waterproof)

Jika yakin bahwa luka bisa dibersihkan dengan optimal, maka luka sebaiknya ditutup setelah pencucian luka selesai. Idealnya, luka ditutup dengan perban tahan air. Namun jika ini tak tersedia, sementara waktu bisa juga luka ditutup dengan plastik yang bersih. Namun demikian, jika tak semua kotoran di daerah luka bisa dibersihkan, justru sebaiknya luka tak ditutup. Penutupan luka justru akan ”menjebak” bakteri untuk berkembang biak di daerah luka.

  1. Konsumsi obat antinyeri

Jika rasa nyeri pada luka mulai terasa mengganggu, boleh mengonsumsi untuk membantu meredakan nyeri. Obat antinyeri yang dijual bebas - misalnya parasetamol – bisa menjadi pilihan.

Setelah kelima langkah di atas dilakukan, segera cari pertolongan medis. Jika pertolongan medis masih sulit didapat, paling tidak, usahakan berada di lokasi yang aman dan bersih hingga bisa mendapatkan perawatan luka yang tepat.

Tsunami Selat Sunda yang terjadi hari Sabtu lalu memang datang dengan tiba-tiba sehingga menelan banyak korban. Belajar dari peristiwa tersebut, antisipasi bencana sangat diperlukan. Selain itu ketrampilan dan pengetahuan untuk pertolongan pertama serta perawatan luka juga perlu untuk diketahui, agar bisa menolong sesama saat berada di lokasi bencana.

[HNS/ RVS]

TsunamiPerawatan LukaTips Perawatan LukaTsunami Selat SundaTsunami PandegelangTsunami Anyer

Konsultasi Dokter Terkait