Jantung

Awas, Serangan Jantung di Musim Liburan

Bobby Agung Prasetyo, 22 Des 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Menurut hasil studi, risiko serangan jantung meningkat saat musim liburan. Sebelum Anda dan keluarga berlibur, baca dulu artikel ini.

Awas, Serangan Jantung di Musim Liburan

Menyambut pergantian tahun, banyak orang yang memanfaatkannya untuk libur panjang akhir tahun. Bisa hanya dengan cuti untuk beristirahat dan melakukan hobi yang lama tak Anda lakukan karena kesibukan, atau berlibur ke dalam atau luar negeri. Nah, judul dari artikel ini bukannya mau menakut-nakuti Anda yang siap berlibur akhir tahun. Pasalnya, menurut hasil studi, risiko serangan jantung justru meningkat saat musim liburan tiba.

Dilansir dari laman Men’s Health, ada sebuah studi dalam “British Medical Journal” yang mengamati sebanyak 283.000 kasus serangan jantung antara tahun 1998-2013. Temuan studi tersebut adalah, terdapat peningkatan risiko serangan jantung pada masa liburan: sebanyak 15 persen lebih tinggi saat Natal dan 20 persen saat Tahun Baru.

Bagi para ahli jantung, hasil temuan di atas bukanlah sebuah kebetulan. Konsep bahwa stres dapat meningkatkan risiko serangan jantung sudah dikenal di komunitas medis sejak tahun 80-an.

“Sudah ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa momen atau acara apa pun yang bikin stres skala nasional bisa meningkatkan risiko serangan jantung,” kata Christopher Kelly, M.D., ahli jantung di Columbia University Medical Center, Amerika Serikat (AS), sekaligus penulis buku “Am I Dying?! A Complete Guide to Your Symptoms”.

Sebagai contoh, ada studi yang menemukan bahwa risiko serangan jantung di negara Jerman meningkat saat tim nasional berlaga di Piala Dunia. Selain itu, sering terkena macet lalu lintas juga bisa meningkatkan risiko ini. Studi di Swedia menemukan bahwa hari Senin pagi merupakan waktu yang berisiko untuk terjadinya kasus yang terkait dengan jantung.

Emosi yang kuat dan banyaknya tekanan dapat meningkatkan aktivitas di bagian otak yang bernama amigdala. Amigdala dipercaya merupakan bagian otak yang berperan dalam melakukan pengolahan dan ingatan terhadap reaksi emosi. Adanya peningkatan aktivitas di amigdala ini dikaitkan dengan inflamasi di arteri (yang menyuplai darah ke otot jantung), serta risiko penyakit kardiovaskular dan kejadian lainnya yang berhubungan dengan jantung. Pendeknya, risiko jangka pendek dari serangan jantung lebih tinggi ketika seseorang mengalami stres.

Apa kaitan antara risiko serangan jantung dan liburan?

Benar, stres memang dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Nah bukannya liburan seharusnya bisa terbebas dari stres?! Eh, tunggu dulu. Liburan itu bukan berarti nonstop bersantai dan bersenang-senang. Ada jet lag, macet berjam-jam, begadang, hingga perubahan rutinitas yang bisa berkontribusi terhadap munculnya stres.

Tak hanya itu, banyak orang yang mengisi liburan dengan berpesta, yang sering kali diisi dengan aneka minuman beralkohol. Minum minuman beralkohol secara berlebihan merupakan faktor risiko serangan jantung dan atrial fibrilasi (atau di luar sana dijuluki sebagai “holiday heart”, yaitu denyut jantung tidak teratur yang dapat menyebabkan pembekuan darah dan komplikasi jantung lainnya.

Meski demikian, kondisi jantung yang sehat tak akan langsung mengalami serangan jantung jika seseorang stres atau mabuk-mabukan di klub. Untuk bisa mengalami kondisi medis terkait jantung, diperlukan waktu bertahun-tahun, seperti penimbunan plak di pembuluh darah. Jika Anda merokok, punya kolesterol tinggi, diabetes, atau kelebihan berat badan, risiko terjadinya plak pun lebih tinggi.

Sah saja bersenang-senang melakukan apa yang Anda suka saat liburan. Sesekali minum alkohol saat momen spesial pun silakan saja, tapi batasi konsumsinya dan jangan jadikan ini sebagai kebiasaan.

Berdasarkan American Heart Association, konsumsi alkohol lebih dari dua gelas per hari pada pria dan satu gelas per hari pada wanita dapat meningkatkan risiko terkena penyakit hipertensi, stroke, dan obesitas. Ketiganya dapat menjadi faktor penyebab penyakit jantung.

Kenali gejala serangan jantung

Adanya hasil studi yang menemukan bahwa risiko serangan jantung meningkat saat musim liburan, maka tak ada salahnya Anda untuk lebih mengetahui gejala serangan jantung. Ini karena serangan jantung bisa terjadi di mana saja, tanpa mengenal tempat. Berdasarkan penjelasan dr. Andika Widyatama dari KlikDokter, gejala serangan jantung antara lain:

  • Pusing atau kliyengan, akibat ketidakmampuan jantung memompa darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh, termasuk otak.
  • Mual dan keringat dingin. Jantung dapat mengalami iskemia, yaitu tidak cukupnya suplai suplai oksigen ke organ yang memicu terjadinya pengeluaran keringat berlebih, serta penyempitan pembuluh darah. Iskemia juga dapat menimbulkan gejala mual serta muntah.
  • Rasa tidak nyaman di bagian tubuh atas, seperti area lengan kiri, bahu, leher, rahang hingga punggung. Pada lengan dapat dirasakan sensasi berat. Akibatnya, lengan sulit digunakan untuk beraktivitas.

Ya, studi menemukan bahwa risiko serangan jantung meningkat di musim liburan. Sebagai langkah antisipasi, selalu terapkan pola hidup sehat, istirahat secara cukup, serta kelola stres dengan baik. Tak hanya dapat berdampak baik terhadap kesehatan tubuh yang sedang diajak berlibur, tapi juga mood dan stamina Anda terjaga selama liburan akhir tahun.

[RN/ RVS]

JantungMusim LiburanGejala Serangan JantungSerangan Jantung Saat LiburanPenyakit JantungSerangan Jantung

Konsultasi Dokter Terkait