Kesehatan Umum

Benarkah Radikal Bebas Mempercepat Penuaan?

Bobby Agung Prasetyo, 21 Des 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Radikal bebas dapat memengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Tapi benarkah bahwa radikal bebas juga bisa mempercepat penuaan pada tubuh?

Benarkah Radikal Bebas Mempercepat Penuaan?

Banyak kalangan menyebut bahwa radikal bebas berbahaya dan membawa penyakit. Masyarakat mengenalnya sebagai sesuatu yang dapat merusak tubuh. Efek radikal bebas juga disebut-sebut dapat mempercepat penuaan pada tubuh Anda.

Terkait hal tersebut, dr. Alvin Nursalim dari KlikDokter menjelaskan, “Radikal bebas merupakan komponen berbahaya yang dapat menyebabkan berbagai penyakit mematikan. Pasalnya, radikal bebas berperan pada terjadinya kanker sampai dengan penyakit jantung.”

“Radikal bebas adalah substansi berbahaya yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti merokok serta polusi udara yang memicu terjadinya peradangan dan kerusakan jaringan pada tubuh,” dr. Alvin melanjutkan.

Kerusakan jaringan pada tubuh tersebut, menurut dr. Alvin, mampu mempercepat penuaan karena faktor-faktor tertentu. Bagaimana hal itu bisa terjadi?

Kaitan radikal bebas dan penuaan

Dilansir dari Very Well Health, banyak perubahan pada tubuh yang mengacu pada penuaan akibat paparan radikal bebas. Kerusakan DNA dan dampak negatif lainnya sering dikaitkan dengan radikal bebas. Seiring waktu, kerusakan ini bakal mempercepat penuaan yang terjadi sebelum waktunya.

Menurut dr. Citra Roseno dari KlikDokter, ketika jumlah radikal bebas dalam tubuh amat tinggi dan melebihi kemampuan tubuh untuk menetralkannya, radikal bebas akan berakumulasi di dalam tubuh. Hal ini akan memicu suatu fenomena stres oksidatif.

“Radikal bebas mampu merusak berbagai struktur seluler, seperti DNA, protein, dan membran sel. Hasilnya, struktur tersebut akan mengalami proses oksidasi lalu rusak,” kata dr. Citra.

Lebih lanjut, dr. Citra menegaskan bahwa stres oksidatif akan memicu peradangan seluler yang berperan penting dalam proses penuaan kulit. Selain pada kulit, stres oksidatif juga menjadi pemicu utama timbulnya penyakit kronis dan degeneratif seperti kanker, katarak, penuaan dini, radang sendi, penyakit jantung dan pembuluh darah, maupun penyakit saraf.

Radikal bebas dapat terbentuk melalui proses alami. Namun, radikal bebas juga dapat disebabkan oleh diet, stres, merokok, alkohol, olahraga, obat peradangan, paparan polusi matahari, serta udara. Sejumlah upaya dapat dilakukan untuk melawan radikal bebas, salah satunya konsumsi makanan mengandung antioksidan.

Antioksidan untuk lawan radikal bebas

Antioksidan adalah zat yang ditemukan pada tumbuhan dengan fungsi menyerap radikal bebas yang diyakini dapat meminimalkan kerusakan akibat radikal bebas. Jika diisi oleh asupan antioksidan secara konsisten, tubuh dapat meminimalkan kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.

Dalam banyak penelitian, para ahli menjelaskan bahwa Anda bisa mendapatkan manfaat antioksidan penuh dari mengonsumsi bahan pangan dan tanaman alami. Mereka menganjurkan agar Anda mengutamakan untuk mengonsumsi bahan alami ketimbang suplemen yang belum tentu bermanfaat secara langsung pada tubuh.

“Antioksidan dapat ditemukan secara alami pada berbagai jenis makanan, yang mencakup buah, sayuran, kopi, teh, anggur, dan cokelat. Beberapa contoh antioksidan adalah vitamin A, vitamin C, vitamin E, karoten, dan astaxantin,” tutur dr. Dyan Mega Inderawati dari KlikDokter.

Pada dasarnya, sebagian besar makanan dan minuman dari tumbuh-tumbuhan memiliki kandungan antioksidan di dalamnya. Mengonsumsi diet yang kaya akan buah dan sayuran dapat memastikan Anda mendapat kandungan antioksidan yang dibutuhkan setiap hari.

Radikal bebas memang mampu mengakibatkan efek negatif pada tubuh Anda, salah satunya mempercepat penuaan. Namun, Anda bisa menghalaunya dengan mengonsumsi banyak makanan alami yang mengandung antioksidan. Terapkan pula pola hidup sehat seperti olahraga, tidur cukup, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan minum beralkohol.

[HNS/ RVS]

penuaanracunantioksidanPolusiRadikal bebas

Konsultasi Dokter Terkait