Kesehatan Anak

Awas, Ini Bahaya Anak Menelan Peluit

Krisna Octavianus Dwiputra, 20 Des 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Seorang anak di Bandung menelan peluit hingga pernapasannya terganggu. Ketahui bahayanya bila hal ini sampai terjadi pada anak Anda.

Awas, Ini Bahaya Anak Menelan Peluit

Asep Yaya, bocah berusia sembilan tahun yang kini duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar kini harus melewati hari-harinya dengan sebutan "anak terompet". Sebutan ini dilayangkan setelah Asep secara tak sengaja menelan peluit yang menyebabkan ia mengeluarkan suara seperti terompet setiap bernapas. Kejadian tertelannya peluit itu dialami oleh Asep lebih dari dua bulan lalu.

Dilansir dari Liputan 6, sejak peluit bersarang di dalam tubuhnya saat bermain, Asep terlihat baik-baik saja. Menurut Subandi (49) sang Ayah, Asep masih dapat beraktivitas dan makan seperti biasa, meski sering merasa sesak napas. Bahkan setiap Asep sedang menarik napas panjang, terdengar bunyi seperti terompet dari dalam tubuhnya. Karena keterbatasan biaya dan melihat kondisinya tak bermasalah, Subandi pun tak membawanya ke rumah sakit.

Syukurlah kini peluit tersebut telah berhasil dikeluarkan oleh tim dokter dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung melalui prosedur endoskopi. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan sebuah alat yang dilengkapi serat optik dan teknologi video untuk menginspeksi tubuh. Alat tersebut dimasukkan ke dalam saluran pernapasan Asep, hingga kemudian berhasil dikeluarkan oleh dokter.

Memasukkan benda asing ke dalam tubuh memang dapat menimbulkan bahaya tertentu. Jika peluit tersebut tak segera dikeluarkan, Asep dapat mengalami gangguan kesehatan.

Bahaya menelan benda asing

Benda asing yang masuk ke dalam tubuh memiliki dua kemungkinan, bisa masuk ke pencernaan atau ke dalam sistem pernapasan. Untuk kasus Asep, peluit masuk ke sistem pernapasannya.

Akibatnya, peluit tersebut mengganggu jalan napas, sehingga menimbulkan suara saat Asep bernapas. Di sisi lain, benda asing yang terjebak di saluran pernapasan juga akan membuat masuknya udara menjadi tidak optimal. Jika benda bersifat korosif dapat merusak organ di dalam tubuh, seperti yang dijelaskan oleh dr. Adelline Jaclyn dari KlikDokter.

"Masuknya benda asing ke dalam saluran pernapasan bisa menyebabkan obstruksi saluran napas, mengganggu jalan napas, dan menimbulkan penyempitan jalan napas. Nantinya, masuknya udara ke paru-paru menjadi tidak optimal. Dengan demikian, fungsi tubuh pun tidak dapat bekerja dengan baik karena dalam kinerjanya membutuhkan aliran oksigen yang optimal," ujar dr. Adeline.

Di sisi lain, jika benda tersebut masuk ke dalam saluran pencernaan, benda bisa saja keluar melalui aktivitas buang air besar (BAB). Akan tetapi, jika ukurannya terlalu besar, tentunya akan sulit juga untuk dikeluarkan. Sementara itu, benda asing tersebut juga rentan menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan.

"Benda yang masuk ke dalam usus bisa menimbulkan peradangan yang menyebabkan gejala sakit perut, demam, dan sepsis, yaitu tubuh bereaksi hebat terhadap bakteria atau mikroorganisme. Jika benda itu menjadi sumber kuman dan penyakit, ujung-ujungnya bisa terjadi komplikasi," sambungnya.

Perlu pemeriksaan penunjang

Benda asing yang masuk ke dalam tubuh tidak pernah diketahui faktor higienitasnya. Bahkan, sebagian besar benda-benda tersebut memang kotor dan berbahaya bagi tubuh.

Menyoal masuknya benda asing ke dalam tubuh, dr. Sara Elise Wijono dari KlikDokter juga turut memberikan penjelasan. Menurutnya, jika ada kerabat, keluarga, atau bahkan anak Anda menelan benda asing, disarankan segera ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

Biasanya dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti rontgen untuk melihat apakah masih ada benda asing yang tertinggal di dalam tubuh. Akan tetapi, untuk benda-benda yang tidak dapat dilihat pada pada pemeriksaan ini seperti plastik, dapat dilakukan esofagogram atau esofagoskopi.

Nah, kini Anda telah mengetahui bahaya masuknya benda asing ke dalam tubuh. Agar anak Anda tetap aman selama bermain, jauhkan benda-benda yang berukuran kecil dari lingkungan bermainnya, terutama bila anak Anda masih berusia balita.

Selain itu, usahakan juga selalu dampingi anak selama bermain, agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan, seperti Asep Yaya yang secara tak sengaja menelan peluit saat bermain. Bila ternyata anak terlanjur mengalaminya, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dengan segera.

[NP/ RVS]

pencernaanMenelan Benda AsingMenelansistem pernapasanmenelan peluit

Konsultasi Dokter Terkait