Kesehatan Umum

Penerapan Budaya K3 di Lingkungan Kerja Itu Penting!

Novita Permatasari, 14 Des 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Perusahaan jangan hanya berkutat pada kesejahteraan karyawan. Kementerian Kesehatan mengimbau diterapkannya budaya K3 di lingkungan kerja.

Penerapan Budaya K3 di Lingkungan Kerja Itu Penting!

Pada Selasa (11/12) lalu, bertempat di Fitness Center Kementerian Kesehatan RI, di Jakarta, isu mengenai Budaya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di lingkungan kerja kembali digaungkan. Hal ini untuk menyambut Bulan K3 yang akan jatuh pada pertengahan Januari mendatang.

Salah satu bentuk kampanye yang dilakukan untuk meningkatkan perhatian perusahan akan Budaya K3 ini adalah penyusunan buku Pedoman K3 yang akan diluncurkan pada bulan tersebut.

Mengenai isu ini, drg. Kartini Rustandi, M.Kes., selaku Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga dari Kementerian Kesehatan RI mengatakan bahwa potensi bahaya yang ada di dalam suatu pekerjaan harus diantisipasi, misalnya penyakit akibat kerja dan kecelakaan saat bekerja.

“Pekerja harus diperhatikan, karena banyak risiko yang akan dialami. Kalau pekerja sampai sakit, kan perusahaan juga yang akan rugi. Jadi, melindungi pekerja harus dilakukan sejak dini,” ucapnya saat ditemui di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan.

Untuk memberikan perlindungan pada pekerjanya, perusahaan dihimbau untuk lebih mendalami Budaya K3 dan menerapkannya.

Kenali apa itu K3

Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 merupakan salah satu upaya keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup serta meningkatkan produktivitas pekerja. Dengan demikian, hal tersebut akan berdampak pada keuntungan perusahaan.

Adapun standar keselamatan dan kesehatan kerja yang tercantum dalam buku Pedoman K3 adalah Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Kerja, Pembudayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja, Penyediaan Ruang ASI dan Pemberian Kesempatan Memerah ASI.

Tak hanya itu, aktivitas fisik, pemeriksaan kesehatan dan penerapan ergonomi di lingkungan kerja juga tercantum dalam buku tersebut. Buku ini disusun sebagai acuan dalam membangun Budaya K3 dalam lingkungan kerja.

Di beberapa perusahaan kini telah diterapkan Budaya K3 dengan mengadakan kelas-kelas olahraga, menyediakan fasilitas berolahraga, atau bahkan menerapkan waktu khusus untuk peregangan otot ataupun senam di tengah waktu bekerja.

Pentingnya menerapkan K3 di kantor

Pihak Kementerian Kesehatan RI sendiri tak henti-hentinya menggaungkan Budaya K3 karena tercatat pada data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bahwa setidaknya terjadi 110.285 kasus kecelakaan kerja sepanjang 2015, sebanyak 105.182 kasus pada 2016, dan 80. 392 kasus hingga Agustus 2017.

Meski telah mengalami penurunan, Kementerian Kesehatan akan lebih menekankan pentingnya Budaya K3 untuk meminimalkan kasus yang masih terjadi.

Kasubdit Pengkajian dan Standardisasi, Direktorat Bina Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari Kemeterian Tenaga Kerja, Drs. M. Idham, M.KKK, menjelaskan bahwa Kemnaker telah menyarankan penerapan Norma K3 tersebut.

Ia berharap perusahaan mulai menjalankan regulasi yang telah ditetapkan tersebut, demi produktivitas kerja dan kesehatan karyawan.

“Secara umum, perusahaan pasti menginginkan profit meningkat. Namun perlu diingat, profit perusahaan juga dipengaruhi oleh produktivitas pekerja yang berhubungan erat dengan keselamatan dan kesehatan kerja,” jelasnya.

Budaya K3 di lingkungan kerja memang belum sepenuhnya diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Menurut pihak Kementerian Kesehatan, kunci untuk mewujudkan Budaya K3 adalah adanya kemauan dari pekerja untuk menerapkan gaya hidup sehat juga. Misalnya dengan berangkat lebih awal untuk joging di seputar kantor atau melakukan peregangan di tengah bekerja. Jadi, sudahkah Anda menerapkan Budaya K3 selama bekerja?

[RVS]

Gaya Hidup SehatTenaga KerjaliputanBPJSkaryawanKementerian KesehatanProduktivitas KerjaBudaya K3K3lingkungan kerjaHari K3 Internasional

Konsultasi Dokter Terkait