Diet dan Nutrisi

Efek Samping Vitamin untuk Anak yang Mengandung Bahan-Bahan Ini

dr. Arina Heidyana, 17 Mei 2023

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Anak kerap diberi suplemen vitamin demi memenuhi kebutuhan nutrisinya. Sayangnya, ada bahaya tersembunyi di balik vitamin untuk anak.

 Efek Samping Vitamin untuk Anak yang Mengandung Bahan-Bahan Ini

Setiap orang tua menginginkan anaknya tumbuh sehat, cerdas, dan aktif. Berbagai cara dilakukan, termasuk dengan memenuhi kebutuhan vitamin mereka. Hal itu penting mengingat vitamin merupakan salah satu komponen utama dalam mendukung kesehatan dan tumbuh kembang mereka.

Vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K adalah contoh vitamin yang anak butuhkan. Mama dapat memenuhi kebutuhan vitamin tersebut dengan memberikan si Kecil makanan yang bergizi, seperti sayuran, buah, telur, dan susu.

Namun, pemberian suplemen vitamin juga bisa jadi pilihan ketika gizi anak tidak tercukupi dengan baik. Sayangnya, pemberian vitamin tertentu untuk anak dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi kesehatannya. 

Supaya Mama dan Papa lebih paham mengenai bahayanya, simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Efek Samping Vitamin untuk Anak Berdasarkan Kandungannya

Munculnya bahaya konsumsi vitamin untuk anak disebabkan oleh produsen “nakal” yang kerap tidak mencantumkan bahan atau kandungan asli vitamin pada label kemasannya. 

Kandungan yang digunakan dalam suplemen mungkin tidak berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah kecil. Namun, bila penggunaannya kurang tepat bisa jadi nantinya akan menimbulkan bahaya pada kesehatan anak. 

Berikut ini adalah kandungan pada vitamin yang sebaiknya Mama hindari karena dapat menimbulkan efek samping pada anak:

1. Pemanis Buatan

Penambahan pemanis tambahan digunakan sebagai pemikat, pada dasarnya anak-anak suka dengan yang manis-manis. Nah, dengan memberikan vitamin seperti ini sama saja seperti menjejalinya dengan tambahan gula. 

Ini bisa berbahaya, apalagi pada anak yang cenderung suka mengonsumsi makanan atau minuman manis.

Jika terlalu banyak konsumsi gula, risiko anak mengalami obesitas semakin meningkat. Kondisi tersebut dapat memunculkan penyakit yang lebih serius seperti diabetes.

Jadi, Mama dan Papa coba cek kemasan vitamin anak, apakah terdapat kandungan-kandungan di bawah ini:

  • Sirup jagung tinggi fruktosa (high fructose corn syrup). Kandungan Ini bisa menyebabkan kerusakan gigi, kerusakan hati, obesitas, diabetes, dan ADHD.
  • Butiran kalsium karbonat (granulated calcium carbonate). Kandungan ini bisa menyebabkan sembelit dan mencegah tubuh menyerap mineral lainnya.
  • Sukrosa (sucrose). Kandungan ini diketahui bisa menyebabkan kegemukan.
  • Sorbitol. Kandungan ini berpotensi menghasilkan efek samping yang meliputi diare berat dan perut kembung.
  • Dekstrosa monohidrat (dextrose mono-hydrate). Kandungan ini dapat menyebabkan kadar insulin meningkat.

Daftar gula di atas sebenarnya tidak masalah jika dikonsumsi dalam batas wajar. Hanya saja, jika anak mengonsumsinya secara berlebihan, tidak akan berdampak baik untuk kesehatannya. 

Namun, Mama dan Papa tidak perlu khawatir. Carilah vitamin untuk anak yang pemanisnya menggunakan stevia, jus buah, atau madu.

2. Kandungan Lain dan Efek Sampingnya

Selain pemanis tambahan, beberapa bahan tambahan pada vitamin untuk anak ini juga baiknya dihindari karena bisa menimbulkan efek samping, seperti:

  • Magnesium stearate. Ini digunakan untuk melumasi vitamin sehingga tidak menempel satu sama lain. Kandungan ini telah dikaitkan dengan kemungkinan penekanan sistem kekebalan dan menciptakan biofilm internal yang bertanggung jawab untuk penyerapan nutrisi.
  • Titanium oxide. Meskipun ini adalah mineral alami yang digunakan untuk membantu pigmen sebuah vitamin. Kandungannya ini dapat menyebabkan kelemahan kekebalan tubuh dan menambah keracunan logam berat.
  • Pewarna buatan. Banyak pewarna buatan berasal dari tar batu bara yang juga digunakan untuk barang-barang seperti atap dan cat luar ruangan. Pewarna buatan telah dikaitkan soal bahaya kesehatan, seperti kanker.
  • Minyak terhidrogenasi tidak sempurna (hydrogenated oil). Minyak yang tidak sehat ini digunakan dalam beberapa produksi vitamin. Mereka dapat menyebabkan gangguan sistem saraf, stroke, penyumbatan asam lemak esensial, dan ketidakseimbangan gula darah.

Selain risiko efek sampingnya, pemberian vitamin untuk anak membutuhkan pertimbangan yang matang. Mengingat juga,  kandungan vitamin pada suplemen anak biasanya lebih besar dari kebutuhan harian mereka sehingga beresiko menyebabkan overdosis vitamin. 

Oleh karena itu, tidak disarankan untuk memberikan vitamin pada anak setiap hari. Itu artinya, pemberian vitamin harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Lebih Baik Penuhi Vitamin Anak Secara Alami

Secara keseluruhan, vitamin terbaik adalah vitamin yang berasal dari sumber alami. Utamakan untuk memenuhi kebutuhan vitamin anak lewat menu makanannya yang sehat dan bervariasi.

Berdasarkan  American Academy of Pediatrics (AAP), anak yang mengonsumsi makanan bergizi seimbang sudah mencukupi kebutuhan vitamin dan mineralnya, bika. Bila nutrisi ini sudah terpenuhi lewat makanan, maka suplemen tidak diperlukan.

Vitamin dalam bentuk suplementasi, biasanya diresepkan dokter untuk anak dengan kondisi berikut:

  • Picky eater (pilih-pilih makanan)
  • Penyakit kronis di saluran pencernaan atau saluran pernapasan
  • Mengonsumsi banyak minuman bersoda sehingga penyerapan vitamin dan mineralnya dalam tubuh terganggu

Anak yang dianggap mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, bila mengonsumsi makanan dan minuman berikut secara rutin:

  • Minum susu atau mengonsumi produk susu (keju atau yoghurt)
  • Mengonsumsi buah dan sayur kaya warna
  • Mengonsumsi  ayam, ikan, daging sapi, dan telur
  • Makan serelia, contohnya oat atau nasi

Artikel Lainnya: 6 Cara Efektif Mengatasi Anak Susah Makan

Jadi, cara terbaik memenuhi kebutuhan vitamin anak adalah dengan menyediakan makanan sehat dan bergizi tanpa perlu memberikan suplemen tambahan. Buah, sayuran, yogurt, dan telur adalah contoh makanan yang mudah didapatkan dan kaya akan vitamin.

Selain itu, jangan buru-buru memberikan suplemen vitamin pada anak hingga usia 4 tahun, kecuali jika dokter menyarankannya. Jangan simpan suplemen di tempat yang dapat dijangkau anak agar ia tidak memakannya seperti permen.

Jadilah Mama dan Papa yang cerdik dan kreatif, dengan mengolah makanan anak jadi lebih bervariasi sehingga ia bersemangat untuk mengonsumsi makanan sehat. 

Jika harus memberikan suplemen vitamin, sebaiknya Mama berkonsultasi dengan dokter anak lebih dahulu. Oleh karena itu, #JagaSehatmu dan si Kecil di rumah dengan mencukupi kebutuhan nutrisi setiap harinya dengan makanan sehat dan bergizi!

Bila Mama memiliki banyak pertanyaan seputar kebutuhan nutrisi anak, jangan sungkan untuk konsultasi ke dokter. Untuk konsultasi lebih mudah, Mama bisa mengandalkan layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter!

(APR/NM)

NutrisivitamingiziAnakVitamin untuk anakSuplemen

Konsultasi Dokter Terkait