HomeInfo SehatKesehatan UmumKeringat Dingin, Kenali Penyebabnya
Kesehatan Umum

Keringat Dingin, Kenali Penyebabnya

Bobby Agung Prasetyo, 03 Des 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Keringat dingin bisa terjadi karena faktor-faktor tertentu. Pahami dan kenali penyebabnya di sini.

Keringat Dingin, Kenali Penyebabnya

Pernahkah Kamu mengalami keringat dingin pada momen-momen tertentu? Keringat dingin bisa menjadi alarm bahwa tubuh dalam performa tidak fit. Berbeda dengan keringat normal, keringat dingin biasanya muncul sebagai tanda sejumlah gangguan kesehatan.

Keringat dingin mengacu pada keluarnya keringat secara tiba-tiba yang tidak berasal dari panas atau aktivitas fisik tertentu, misalnya olahraga. Istilah medis untuk keringat dingin adalah diaphoresis. Ini merupakan respons tubuh terhadap stres atau kerap disebut sebagai respons fight.

Menurut dr. Kartika Mayasari kepada KlikDokter, “Terdapat banyak kemungkinan penyebab keringat dingin, seperti flu, radang tenggorokan, demam dengue, demam karena virus, dan lain sebagainya. Jika gejala yang Kamu rasakan kurang dari tiga hari kemungkinan penyebabnya adalah infeksi virus akibat daya tahan tubuh yang sedang lemah atau tidak fit.”

Selain penyebab yang disebutkan dr. Kartika, bagaimana keringat dingin bisa terjadi? Simak penyebabnya sebagai berikut.

1. Terkejut

Saat terkejut atau syok, aliran darah bakal mengalir sangat rendah ke otak dan organ vital lainnya. Kekurangan aliran darah memberikan lebih sedikit oksigen dan nutrisi ke otak.

Pada beberapa kondisi, syok dapat mengancam jiwa dan dengan segera menghasilkan keringat dingin. Hal lain yang turut mengiringi respons terkejut antara lain denyut jantung lebih cepat (lebih dari 100 detak per menit), napas terburu (lebih dari 20 kali per menit), kulit pucat, dan merasa lemah atau pusing ketika duduk serta berdiri.

Kejutan juga tidak terjadi begitu saja. Keringat dingin setelah  keadaan menegangkan seperti kecelakaan mobil atau jatuh juga bisa menjadi duduk perkara. Saat mengalami kondisi ini, usahakan untuk rebahan dan menenangkan diri sejenak.

2. Nyeri luka

Rasa sakit yang intens karena cedera parah, seperti patah tulang atau amputasi, dapat menyebabkan keringat dingin. Seorang pasien dengan pergelangan kaki patah berkeringat dingin saat menderita sakit luar biasa. Dia membutuhkan pengobatan medis sebagai upaya meredakan rasa sakit. Hubungi dokter untuk mengatasi kondisi tersebut.

3. Sesak napas

Sesak napas yang parah dapat menyebabkan kekurangan oksigen dalam aliran darah. Ketika otak pasien mulai mencari oksigen, respons stres terpicu dan menyebabkan keringat dingin. Cari tanda-tanda lain dari sesak napas pada pasien dengan keringat dingin sehingga bisa mendapatkan solusi terbaik dan paling tepat.

4. Serangan jantung

Serangan jantung dapat menyebabkan keringat dingin. Panggil ambulans jika keringat dingin juga datang dengan nyeri dada yang terasa menekan pada bagian leher atau lengan. Pasien dianjurkan untuk menenangkan diri dengan obat-obatan yang telah dianjurkan sambil menunggu ambulans tiba.

5. Ketakutan dan kecemasan

Rasa takut dan kecemasan merupakan penyebab pasti stres bagi siapa pun. Apa pun dari kepanikan intens hingga kecemasan sehari-hari dapat menyebabkan respons seperti keringat dingin. Pahami kondisi yang Kamu alami sekarang, segera tangani oleh pihak medis jika dia disinyalir sebagai gejala awal dari penyakit berat.

Cermati diri atau orang-orang di sekitar Kamu ketika mengalami keringat dingin. Bila keringat dingin disebabkan oleh ketakutan, stres, atau syok, Kamu bisa ambil waktu untuk menarik napas dalam dan menenangkan diri sejenak. Namun, bila kondisi ini sering dan terus-menerus terjadi, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Kamu juga bisa konsultasi seputar keringat dingin atau kondisi medis lainnya lewat fitur tanya dokter online di KlikDokter. Yuk, mulai sekarang #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter untuk mengikuti informasi seputar kesehatan terkini.

[HNS/ RVS]

sesak napasKecemasanKeringat DinginsyokSerangan Jantung

Konsultasi Dokter Terkait