HomeInfo SehatSarafIni Dia Temuan Ilmuwan, Bagian Baru pada Otak
Saraf

Ini Dia Temuan Ilmuwan, Bagian Baru pada Otak

Bobby Agung Prasetyo, 29 Nov 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Apa dan bagaimana bagian baru pada otak ini berfungsi? Begini jawaban para ilmuwan!

Ini Dia Temuan Ilmuwan, Bagian Baru pada Otak

Otak adalah sistem pusat saraf pada tubuh manusia yang terletak di kepala. Cara kerjanya yang begitu misterius membuatnya kerap menjadi objek penelitian para ilmuwan, dari dahulu sampai sekarang

Otak sendiri terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Ia mengatur dan mengoordinasi sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.

Selain itu, otak juga bertanggung jawab dalam fungsi pengenalan, emosi, ingatan, motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.

Belum habis membahas segala hal misterius di balik sistem kerja otak, sekumpulan ilmuwan menemukan bagian baru pada organ ini yang belum pernah terjamah. Bagian apakah itu? Lantas, bagaimana kontribusinya terhadap fungsi otak secara keseluruhan?

Bagian baru pada otak

Ilmuwan telah mengidentifikasi bagian baru dari otak manusia yang bernama nukleus endorestiform. Letaknya berada di persimpangan antara otak dan sumsum tulang belakang.

Profesor George Paxinos, dari Neuroscience Research Australia, berpendapat bahwa penemuan nukleus endorestiform sangat menarik. Pasalnya, hanya manusia yang memiliki bagian otak ini. Sementara itu, binatang seperti monyet yang memiliki struktur tubuh hampir mirip manusia pun tidak memilikinya.

“Nukleus endorestiform adalah sekelompok neuron yang bentuknya seperti sebuah pulau di sungai. Sampai sekarang, tugas inti endorestiform masih menjadi misteri untuk ditelaah,” kata Paxinos.

Paxinos mengatakan bahwa dia hanya bisa membuat perkiraan sementara. Berdasarkan area bagian otak ini ditemukan, bisa jadi fungsi nukleus endorestiform adalah berkaitan dengan kontrol motorik halus.

Jika didukung dan dikonfirmasi oleh ilmuwan lain, penemuan ini bisa memperluas pemahaman tentang otak. Bahkan, tak menutup kemungkinan bahwa penggalian lebih dalam terhadap bagian ini dapat menemukan fakta baru yang berkaitan dengan penyembuhan untuk kondisi neurologis seperti penyakit Parkinson dan motor neuron.

Lebih lanjut, Paxinos mengatakan bahwa dia telah mencurigai kehadiran nukleus endorestiform selama tiga dekade. Namun, baru belakangan ini ia berhasil membuktikan keberadaannya. Paxinos menggunakan teknik pewarnaan dan pencitraan untuk menjalankan penelitiannya.

Organ tubuh baru lainnya yang pernah ditemukan

Masih pada tahun 2018 ini, sebelum nukleus endorestiform, sekumpulan peneliti dari Universitas New York menemukan organ baru yang dapat memainkan peran penting dalam mekanisme jaringan dan organ lainnya.

Organ tersebut bernama interstitium. Kabar baiknya, organ baru ini memiliki efek positif dalam menghadapi beberapa penyakit, termasuk kanker.

Pada penelitian tersebut, dijelaskan bahwa interstitium merupakan serangkaian ruang yang saling terhubung dan berisi cairan. Letaknya ditemukan di bawah kulit, seluruh usus, paru-paru, pembuluh darah serta otot.

Jaringannya yang berbentuk seperti gelembung hanya terlihat saat ahli patologi menggunakan laser endomikroskop konfokal. Teknologi ini memungkinkan para ahli untuk melihat jaringan mikroskopis pada orang yang hidup.

Menariknya, interstitium juga mampu memainkan peran dalam mengirimkan sinyal-sinyal listrik saat sel-sel dalam tubuh bergerak dan meregang.

Mengingat ia merupakan ruang pembentuk jaringan dan penghubung bagi setiap organ, keberadaan interstitium akhirnya dapat menjawab alasan mengapa jenis kanker ganas tertentu misalnya, mampu menyebar begitu cepat.

Hingga kini, penelitian terhadap ditemukannya bagian baru pada otak masih terus dilanjutkan oleh para ilmuwan. Harapannya temuan tersebut dapat segera berkontribusi pada dunia medis. Setelah interstitium dan nukleus endorestiform, akankah ditemukan hal baru lagi dari tubuh manusia?

[NP/ RVS]

IlmuwanOtakFungsi otakParkinson Motorik Halus

Konsultasi Dokter Terkait