HomePsikologiPsikologi KeluargaCara Tepat Atasi Emotional Eating dalam Keluarga
Psikologi Keluarga

Cara Tepat Atasi Emotional Eating dalam Keluarga

Bobby Agung Prasetyo, 28 Nov 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Emotional eating terjadi ketika kebiasaan makan Anda turut dipengaruhi oleh emosi. Jangan khawatir, begini cara tepat untuk mengatasinya.

Cara Tepat Atasi Emotional Eating dalam Keluarga

Apakah kebiasaan makan Anda di rumah kerap diselimuti oleh emosi atau kondisi tertentu yang berkaitan dengan suasana hati? Awas, bisa jadi itu adalah emotional eating! Keadaan ini berhubungan erat dengan kondisi psikologis, misalnya sedang dilanda perasaan tertekan, sedih, stres atau bahkan depresi.

Pada dasarnya, perilaku emotional eating adalah salah satu penyebab atas berat badan yang meningkat. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School, ada sebuah bagian di otak yang mendapatkan “hadiah” akibat konsumsi makanan yang mengandung lemak atau tinggi gula.

“Hasrat makan paling besar terjadi saat Anda berada di titik paling rendah secara emosional, sehingga merasa stres, kesepian dan bosan. Sadar atau tidak, Anda bisa lari ke makanan ringan seperti gorengan, keripik kentang, es krim atau cokelat untuk menenangkan pikiran,” ujar dr. Puti Naindra Alevia, menjelaskan kepada KlikDokter alasan di balik emotional eating.

Emotional eating dalam keluarga

Emotional eating bisa dialami oleh siapa saja, termasuk Anda atau anggota keluarga di rumah. Bahkan tak cuma satu, semua anggota keluarga juga rentan mengalaminya secara serentak.

Kendati begitu, Anda harus bisa berupaya agar hal tersebut tidak terjadi berkelanjutan dan benar-benar membuat orang-orang yang disayangi mengalami kelebihan berat badan. Berdasarkan WebMD, berikut adalah beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi emotional eating:

  1. Buat rumah lebih bersih dan sehat

Mulailah dengan hal yang lebih jelas: bersihkan rumah, buang sampah di luar (pada tempatnya), isi menu dengan makanan bergizi, dan sebagainya. Hal itu tak hanya penting buat kesehatan, tapi juga contoh yang baik untuk anggota keluarga lainnya. Lihatlah isi kulkas dan dapur, jauhi segala makanan yang tidak sehat.

  1. Mencari tahu penyebabnya

Anda perlu mencari tahu hal yang menjadi pemicu emotional eating. Cara paling mudah adalah mencatat semua makanan yang dikonsumsi, serta kondisi perasaan Anda saat itu. Saat mengenali sebuah pola, Anda dapat mengembangkan strategi untuk jalan keluarnya.

Anda pun perlu mempelajari kembali dan memulihkan stres atau gangguan emosi yang dialami dengan mencoba berjalan selama lima menit, duduk di luar ruangan, atau melakukan kegiatan menyenangkan.

Mencari tahu penyebab emotional eating adalah hal penting untuk mengalihkan perhatian agar tidak melulu tergoda dengan makanan yang tidak sehat. Semakin sering melakukannya, semakin Anda dapat terbebas dari jerat emotional eating.

  1. Tangani secara profesional

Setelah tahu bahwa kebiasaan makan berlebihan disebabkan oleh emotional eating, cobalah untuk mengendalikan tekanan perasaan tersebut ketika muncul. Namun, jangan larang diri Anda jika ingin mencoba makanan favorit. Yang penting, lakukan sesekali dan dalam porsi yang lebih kecil.

Jika tak mampu juga, Anda atau anggota keluarga lain yang mengalami emotional eating disarankan untuk berobat ke dokter, ahli gizi atau psikolog. Dengan begitu, solusi terbaik untuk masalah Anda sekeluarga bisa segera ditemukan.

Mulai saat ini, introspeksi diri dan sadari akan kemungkinan adanya emotional eating. Jika Anda merasakan adanya tekanan atau kondisi psikologis lain yang menuntun pada kebiasaan makan berlebih, jangan tunda untuk segera ambil tindakan. Salah satu caranya adalah dengan berkonsultasi kepada dokter atau psikolog. Anda tak ingin mengalami kelebihan berat badan dan beragam dampak negatif lainnya, bukan?

[NB/ RVS]

StresBerat BadanEmotional Eatingkesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait