Berita Kesehatan

Waspada, Kasus Malaria Meningkat di Lebih dari 13 Negara

Bobby Agung Prasetyo, 24 Nov 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia, jumlah orang yang terkena malaria meningkat. Bagaimana pencegahannya?

Waspada, Kasus Malaria Meningkat di Lebih dari 13 Negara

Jumlah orang yang terkena malaria meningkat pada tahun 2017, demikian menurut laporan World Malaria Report 2018 dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Tercatat ada 219 juta kasus malaria pada 2017, naik dari 217 juta pada 2016. Pada tahun 2017, disebutkan juga bahwa ada 435.000 kematian akibat malaria secara global, dibandingkan dengan 451.000 kematian pada 2016.

Secara global, hampir 80% kematian akibat malaria pada tahun 2017 terjadi di 17 negara di wilayah Afrika dan India. Tujuh dari negara tersebut memanggul 54% kematian akibat malaria: Nigeria (19%), Republik Demokrasi Kongo (11%), Burkina Faso (6%), Tanzania (5%), Sierra Leone (4%), Niger (4%) and India (4%).

Anak usia 5 tahun adalah kelompok yang terkena dampak malaria. Pada 2017, sebanyak 61% persen kematian akibat malaria terjadi pada anak-anak. Faktanya, setiap dua menit seorang anak meninggal dunia karena penyakit ini.

“Untuk benar-benar mengendalikan malaria, kita memerlukan pendekatan komprehensif yang mencakup tindakan pengendalian vektor dan diagnosis serta pengobatan dini, terutama di tingkat desa. Sebagian besar orang yang berisiko terinfeksi tidak mendapatkan perlindungan, termasuk wanita hamil dan anak-anak di Afrika,” kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Director-General dari WHO, dilansir situs web who.int.

Sekilas tentang malaria

Penyakit malaria telah menyebar sejak lebih dari tiga ribu tahun lalu. Ia mengancam hampir di seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan, sekitar 72 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah bebas malaria. Namun, masih terdapat 10,7 juta penduduk yang bermukim di zona endemis menengah dan tinggi malaria. Papua, Papua Timur, dan Nusa Tenggara Timur dikategorikan sebagai wilayah endemis tinggi malaria.

Penyakit malaria disebabkan oleh parasit jenis Plasmodium yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles. Akibatnya, Anda akan mengalami sejumlah gangguan kesehatan yang khas.

“Malaria ditandai dengan demam tinggi, menggigil, anemia, pembesaran limpa, dan terbilang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Umumnya kematian terjadi bila malaria menyerang otak, karena dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan kejang,” ujar dr. Resthie Rachmanta Putri dari KlikDokter.

Untuk mencegah malaria, menurut dr. Resthie ada beberapa hal yang sebaiknya Anda lakukan di daerah endemis malaria, seperti:

  • Kenakan baju lengan panjang dan celana panjang

Hal ini dilakukan selama beraktivitas di dalam dan luar rumah. Pilihlah pakaian dengan bahan yang nyaman, misalnya yang terbuat dari katun.

  • Oleskan insect repellent setiap 4-6 jam

Insect repellent, atau lebih dikenal dengan istilah losion antinyamuk, merupakan salah satu jenis pestisida yang aman untuk kulit tubuh dan efektif untuk menghalau nyamuk.

“Jika akan menggunakannya di pagi hari bersamaan dengan tabir surya, gunakan tabir surya terlebih dahulu. Sekitar 10 menit kemudian baru oleskan repellent. Jangan oleskan repellent di sekitar mulut dan mata,” kata dr. Resthie.

  • Gunakan kelambu di tempat tidur

Studi membuktikan bahwa di Indonesia, penggunaan kelambu sangat efektif untuk mencegah gigitan nyamuk penyebab malaria saat tidur.

  • Nyalakan pendingin ruangan atau kipas saat tidur

“Pada umumnya nyamuk enggan berada dalam ruangan bersuhu dingin. Jadi usahakan kamar tidur Anda memiliki udara yang sejuk,” tutur dr. Resthie.

Bagi Anda yang tinggal atau hendak bepergian ke daerah endemis malaria, Anda dapat menerapkan kiat-kiat yang sudah dijelaskan. Bicarakan juga dengan dokter apakah Anda membutuhkan obat antimalaria. Meski obat-obatan dapat mengurangi risiko, mengambil langkah untuk menghindari gigitan nyamuk juga penting untuk mencegah malaria.

[RS/ RVS]

penyakit malariawhoMalaria

Konsultasi Dokter Terkait