Berita Kesehatan

Pentingnya Hidrasi Sehat untuk Kesehatan Masyarakat Indonesia

Ruri Nurulia, 10 Nov 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Masyarakat Indonesia dianggap sudah memiliki kesadaran akan hidrasi sehat, tapi sayangnya, konsumsi minuman manis juga meningkat.

Pentingnya Hidrasi Sehat untuk Kesehatan Masyarakat Indonesia

Ada banyak penelitian yang mengkaji pentingnya hidrasi karena hal ini dinilai sangat vital. Karenanya, Indonesian Hydration Working Group (IHWG) menyelenggarakan The 2nd Indonesian Hydration & Health Conference di kampus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada tanggal 6-8 November 2018. Konferensi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya hidrasi atau air bagi kesehatan, kebugaran, terutama pengaruhnya terhadap kognisi dan kesehatan ginjal.

Secara definisi, hidrasi sehat adalah kecukupan volume air dalam tubuh yang disesuaikan antara kebutuhan dan karakteristik cairan (kimia, fisik, atau biologi), sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Salah satu yang menjadi bahasan dalam konferensi ini adalah kebiasaan masyarakat Indonesia dalam memenuhi cairan tubuhnya.

Dalam publikasi Liq.in 7 (dalam jurnal medis “European Journal of Nutrition”) tahun 2018 menunjukkan bahwa sebanyak 78 persen anak-anak, 79 persen remaja, dan 72 persen dewasa dari total 3.644 partisipan telah tercukupi kebutuhan cairannya.

Cukup hidrasi tapi tetap suka minuman manis

Dalam pemenuhan cairan tersebut, air putih adalah kontributor total asupan cairan untuk seluruh usia (76-81 persen). Namun, masyarakat Indonesia juga tercatat masih tinggi dalam mengonsumsi minuman manis. Terlihat sebanyak 24 persen anak, 41 persen remaja, dan 33 persen dewasa mengonsumsi ≥ 1 porsi (250 ml) minuman manis per hari.

Profesor di bidang nutrisi dari Universitas Negeri Arizona, Amerika Serikat, Stavros A. Kavouras mengatakan, hasil penelitian di atas memperlihatkan kesadaran dalam memenuhi hidrasi sehat.

“Total asupan cairan masyarakat Indonesia sudah meningkat, tapi hal ini juga diiringi peningkatan asupan minuman bergula. Asupan minuman bergula yang berlebihan dapat secara signifikan meningkatkan risiko obesitas, diabetes mellitus, dan penyakit lainnya, seperti ginjal,” katanya dalam konferensi pers pada hari Rabu (8/11), di Auditorium Gedung IMERI, FKUI, Jakarta.

Ginjal sehat dengan minum cukup air

Sementara itu, Ketua Departemen Kedokteran Fisiologi di Toulouse School of Medicine, Paul Sabatier France University, Prancis, Prof. Ivan Tack menambahkan, kebiasaan minum air yang sehat dapat menjaga kesehatan ginjal.

“Minum air paling sedikit 2 liter atau 8 gelas bagi orang dewasa bisa membantu mencegah penyakit batu ginjal, infeksi kandung kemih, dan dapat membatasi perkembangan dari penyakit ginjal akut,” kata Prof. Ivan.

Untuk mendorong perilaku masyarakat dalam memenuhi hidrasi sehat, IHWG beserta PT. Tirta Investama dan Kementerian Kesehatan RI mengembangkan berbagai program untuk meningkatkan kesadaran lewat penelitian, advokasi, dan edukasi di bawah bendera kampanye Ayo Minum AIR (AMIR).

“Melalui program AMIR, kami berupaya untuk membiasakan perilaku minum air yang sehat kepada murid sekolah dasar dengan menyediakan gelas dan air saat makan siang di sekolah. Selain itu, kebiasaan perilaku juga akan berubah bila di rumah juga diterapkan kebiasaan yang sama, sehingga diperlukan kerja sama antara orang tua dan guru,” kata Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K), MPH.

Kurangi dan batasi konsumsi gula!

Dietary Guidelines Advisory Committee menyarankan agar Anda membatasi konsumsi gula maksimal 10 persen dari total konsumsi kalori dalam sehari. Jadi, misalkan Anda mengonsumsi total 1500 kalori, maka Anda hanya boleh mengonsumsi gula sebanyak 150 kalori  atau setara dengan 39 gram (maksimal tiga sendok makan sehari).

Sedangkan anjuran dari Kementerian Kesehatan RI sedikit berbeda, yang mematok konsumsi gula maksimal adalah 50 gram atau setara dengan empat sendok makan per hari).

Gula dapat ditemukan dalam berbagai makanan, mulai dari aneka kue, krim, permen, minuman manis, es kopi, bubble tea, buah-buahan, dan masih banyak lagi. Jika konsumsi gula tidak dikendalikan, gula yang terdapat dalam makanan dan minuman tersebut dapat berdampak buruk terhadap kesehatan.

Gangguan kesehatan tersebut antara lain: gigi berlubang, wajah berjerawat, kegemukan, penuaan dini, diabetes mellitus, naiknya tekanan darah, peningkatan kadar kolesterol, meningkatnya risiko penyakit jantung, potensi pengembangan Alzheimer, serta kanker.

Lantas, bagaimana jika seseorang sudah terlanjur kecanduan minuman manis? Menurut Prof. Stavros, kebiasaan ini harus diubah. Meski mungkin sulit, tapi ada trik yang bisa dicoba, misalnya pada orang yang gemar minuman bersoda.

“Perbanyak asupan air putih dengan beralih ke sparkling water (untuk mengganti konsumsi minuman bersoda). Minuman ini sama baiknya dengan air mineral pada umumnya,” kata Prof. Stavros kepada KlikDokter.

Lantas, bagaimana dengan penelitian yang menemukan bahwa sparkling water bisa merusak enamel gigi dan dapat meningkatkan hormon grelin (hormon lapar) yang pada akhirnya bisa berujung pada kenaikan berat badan? Apakah konsumsi sparkling water aman?

“Saya juga membaca penelitian tersebut. Namun, hasil penelitian tersebut belum matang untuk dijadikan acuan. Memang ada potensi merusak enamel gigi karena pH-nya, tapi di luar itu konsumsinya aman. Saya secara pribadi juga sangat menyukai sparkling water,” akunya.

Nah, dengan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai hidrasi sehat sudah meningkat, maka ketahui juga bahwa pembatasan minuman manis itu sangat penting untuk menghindari berbagai penyakit. Mulai hari ini, yuk prioritaskan air putih sebagai sumber utama hidrasi tubuh. Jangan lupa juga untuk teliti dengan warna urine. Jika warnanya cenderung gelap, itu tandanya Anda harus perbanyak minum!

[RVS]

Hidrasiminuman manisminum airAir Putihliputanminumsparkling waterHidrasi Sehat

Konsultasi Dokter Terkait