Pernapasan

Batuk 100 Hari, Ini yang Perlu Anda Tahu

Bobby Agung Prasetyo, 09 Nov 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Batuk tak kunjung berhenti selama 100 hari? Ketahui fakta medisnya sebagai berikut.

Batuk 100 Hari, Ini yang Perlu Anda Tahu

Batuk saat sedang bekerja atau berada di tempat umum pasti sangat tidak nyaman, bukan? Terlebih lagi kalau Anda sudah batuk selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, dan belum kunjung sembuh. Ada yang menyebut kondisi ini sebagai batuk 100 hari atau batuk rejan.

Batuk, selain merupakan mekanisme pembersihan jalur napas, juga menjadi gejala dari suatu infeksi. Ada beragam alasan mengapa batuk tak kunjung sembuh, tergantung pada kondisi penderita.

Menurut, dr. Dyan Mega Inderawati dari KlikDokter  sebagian besar gejala flu akan menghilang dalam waktu beberapa hari.

“Namun, batuk dapat bertahan hingga beberapa minggu. Ini karena virus penyebab flu membuat saluran napas Anda membengkak dan hipersensitif. Kondisi ini dapat berlangsung lama bahkan setelah virusnya menghilang,” papar dr. Dyan.

Apa itu batuk 100 hari?

Batuk yang tidak kunjung sembuh dalam beberapa minggu sering disebut sebagai batuk 100 hari. Menurut dr. Anita Amalia Sari dari KlikDokter, dalam bahasa medis, batuk seperti itu dikenal sebagai penyakit pertusis.

“Batuk 100 hari adalah infeksi saluran napas yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyakit ini dapat menyebar lewat terhirupnya droplet liur yang keluar dari batuk penderita sebelumnya,” kata dr. Anita.

Bakteri ini sering ditemukan pada negara berkembang dengan cakupan imunisasi yang masih rendah. Penularan bakteri sangat mudah, yaitu melalui sekreta sewaktu batuk dan bersin. Penderita akan menunjukkan gejala setelah terpapar dalam kurun waktu 5 sampai 10 hari.

Gejala utama batuk 100 hari adalah batuk yang berlangsung dalam waktu lebih dari dua minggu. Pada awalnya, gejala infeksi penyakit ini sulit dibedakan dengan bentuk infeksi saluran pernapasan atas akut.

Pada 1 sampai 2 minggu pertama (stadium kataral), gejala yang muncul berupa demam tidak terlalu tinggi, lemas, batuk, hidung beringus, dan bersin. Sementara pada stadium berikutnya (paroksismal), gejala yang muncul dapat berupa:

  • Batuk terus-menerus yang berulang hanya dalam jeda singkat setelah mengembuskan napas.
  • Muncul bunyi seperti “whoop” bernada tinggi saat penderita menghirup napas setelah batuk terus-menerus. Bunyi ini kadang tidak muncul pada penderita bayi
  • Muntah, muka kemerahan atau kebiruan, mata menonjol, mata berair, air liur yang berlebihan, dan kelelahan bisa saja terjadi setelah penderita batuk.

Mengatasi batuk 100 hari

Pada umumnya, penderita batuk 100 hari akan batuk berulang dan nyaris tak berhenti. Bahkan batuk dapat menyerupai suara yang melengking. Tak jarang, penderita akan mengalami muntah setelah batuk. Pada anak, batuk 100 hari juga dapat menyebabkan gagal napas hingga kematian.

Batuk 100 hari dapat memberikan komplikasi yang serius jika tidak diobati, yakni infeksi paru-paru/pneumonia, henti napas, infeksi otak/ensefalopati, penurunan berat badan akibat batuk terus-menerus, muntah, bahkan hingga menyebabkan kematian.

Ingin mencegah serta mengatasi batuk 100 hari? Hal pertama yang harus Anda pikirkan adalah menjaga kebersihan lingkungan rumah. Di samping itu, selalu cuci tangan Anda dengan benar, pakailah masker dan biarkan cahaya matahari masuk ke dalam rumah.

Yuk, cegah dan atasi batuk 100 hari bersama-sama! Berikan vaksinasi Difteri, Pertusis dan Tetanus (DPT) pada anak Anda untuk mencegah terjadinya batuk 100 hari yang dapat mengancam nyawa.

[HNS/ RVS]

BatukinfeksiParu-parusaluran pernapasanPertusisBatuk 100 HariDropletBatuk Rejan

Konsultasi Dokter Terkait