HomeInfo SehatPernapasanSering Naik Motor? Ini Risikonya pada Organ Paru Anda
Pernapasan

Sering Naik Motor? Ini Risikonya pada Organ Paru Anda

Krisna Octavianus Dwiputra, 08 Nov 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Bagi Anda yang sehari-hari beraktivitas dengan naik motor, kesehatan organ paru Anda perlu mendapat perhatian. Jika tidak, ada risiko kesehatan yang mengintai.

Sering Naik Motor? Ini Risikonya pada Organ Paru Anda

Kini banyak orang yang lebih menyukai naik motor karena alasan lebih cepat –terutama di kota-kota besar yang akrab dengan kemacetan. Namun ternyata, di balik kelebihan tersebut, sering menggunakan kendaraan bermotor juga mengancam kehadiran gangguan pada organ paru.

Bagi Anda yang sering bepergian menggunakan motor, berhati-hatilah terhadap risiko penyakit yang berkaitan dengan paru-paru. Sebab, penyakit ini sangat rentan terhadap pengguna motor yang sehari-hari harus bergelut dengan polusi, terutama bagi mereka yang malas menggunakan masker.

Bagaimanapun, pengendara motor bersentuhan langsung dengan debu dan emisi gas buang dari knalpot kendaraan lain. Paru-paru sendiri adalah bagian dari organ pernapasan yang sangat vital. Jika organ ini terganggu, maka kegiatan sehari-hari Anda pun bisa terganggu, karena pernapasan Anda ikut bermasalah.

Gangguan kesehatan yang rentan terjadi

Kondisi paru-paru bisa memburuk jika Anda tidak peduli dengan tubuh sendiri. Naik motor tanpa masker yang menutupi mulut dan hidung bisa membahayakan kesehatan. Paling tidak, ada dua risiko kesehatan yang menghantui paru-paru Anda.

1. Bronkitis

Bronkitis adalah istilah umum untuk terjadinya infeksi yang menyebabkan iritasi dan peradangan pada area bronkus di paru-paru manusia. Mengenai penyakit ini, dr. Melyarna Putri dari KlikDokter berkomentar.

"Gangguan pada paru-paru bisa juga terjadi karena polusi, dan kondisi ini disebut bronkitis. Pada bronkitis terjadi peradangan saluran pernapasan atas atau radang saluran paru-paru," ujarnya.

Bronkus itu sendiri merupakan pipa tabung pernapasan yang merupakan cabang dari trakea (batang tenggorok). Bagian ini bertugas membawa oksigen ke paru-paru, baik kanan maupun kiri.

Dalam hal ini, dinding bronkus memproduksi lendir sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk menangkap debu atau partikel lain yang dapat menyebabkan iritasi. Ketika terjadi bronkitis, iritasi dan peradangan membuat dinding bronkus memproduksi lebih banyak lendir. Tubuh kemudian akan berusaha mengeluarkan kelebihan lendir ini melalui mekanisme batuk.

Penyakit bronkitis terbagi menjadi dua, yakni bronkitis akut dan bronkitis kronik. Pada bronkitis akut, peradangan terjadi hanya sementara. Gejala batuk dan produksi lendir yang berlebih dapat berlangsung hingga tiga minggu.

Penyakit ini lebih sering menyerang anak, terjadi di musim dingin dan sering berkembang setelah selesma biasa, sakit tenggorokan, atau flu.

Kondisi yang terjadi akan berbeda pada bronkitis kronik. Batuk yang muncul lebih produktif (banyak lendir) dan dapat berlangsung selama tiga bulan dalam setahun, serta setidaknya terjadi dalam dua tahun berturut-turut. Bronkitis kronik sering menyerang mereka yang berusia di atas 40 tahun dan terkadang berhubungan dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

2. Asma

Salah satu risiko penyakit yang bisa terjadi pada paru-paru pengendara motor adalah asma yang muncul karena udara dingin atau debu.

"Memang asma adalah suatu kondisi yang dilatarbelakangi alergi. Nah, biasanya alergi muncul karena dingin atau debu, bukan karena angin. Jadi, bisa dicari tahu mana yang lebih sering memicu, apakah debu atau udara dingin? Kedua hal ini bisa mencetuskan asma," kata dr. Melyarna.

Menurut wanita yang akrab dipanggil dr. Mely ini, dari hal di atas yang paling menimbulkan efek adalah debu. Masuknya debu ke saluran pernapasan akan menimbulkan suatu reaksi peradangan pada paru-paru. Mulai dari keluar lendir, sehingga salurannya lebih kecil.

“Kalau orang punya asma, reaksi peradangannnya bisa lebih banyak dibanding orang normal, sehingga salurannya bisa semakin lebih kecil," sambungnya.

Penyakit asma memang tidak bisa disembuhkan. Tipe penyakit yang menahun seperti asma ini bisa juga menurunkan kualitas hidup jika tidak ditangani secara serius.

Maksud kualitas hidup menurun di sini adalah kondisi yang mudah lelah, depresi, gangguan pertumbuhan pada anak, gagal napas, kerusakan paru. Selain itu juga bisa terjadi refractory asthma, yakni kondisi asma yang parah walaupun sudah mendapatkan terapi maksimal.

Akan tetapi, penanganan yang tepat dapat mengontrol serangan, sehingga penderita bisa menikmati hidup.

Kini Anda telah mengetahui berbagai risiko gangguan kesehatan yang mungkin terjadi pada pengendara motor, terutama untuk organ paru. Bila Anda sering naik motor, pastikan gunakan jaket yang tebal, terutama pada malam hari. Jangan malas juga untuk mengenakan masker untuk meminimalkan masuknya debu.

[NP/ RH]

Naik MotorKesehatan parusaluran pernapasanAsmaorgan paruBronkitis

Konsultasi Dokter Terkait