Pernapasan

Udara Panas dan Lembap Picu Serangan Asma

Ayu Maharani, 05 Nov 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Selain menghindari faktor alergen, penderita asma juga wajib memperhatikan cuaca, terutama udara panas dan lembap, agar tak kambuh mendadak.

Udara Panas dan Lembap Picu Serangan Asma

Penderita asma umumnya memiliki sensitivitas pernapasan yang berbeda dari orang kebanyakan. Pasalnya, saluran pernapasan mereka mudah meradang ketika terpapar pemicu serangan (alergen). Oleh karena itu, agar gejala tidak sering kambuh, penderita asma wajib menghindari alergennya. Namun selain itu, faktor cuaca seperti udara panas dan lembap juga harus diperhatikan karena ternyata dapat mencetuskan asma.

Dilansir Everyday Health, gejala asma umumnya akan “bergejolak” saat musim kemarau atau panas tiba. Itu karena menghirup udara di lingkungan yang panas dapat menyebabkan batuk dan sesak napas yang cukup parah, demikian menurut American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine.

Sementara itu, para peneliti menemukan bahwa ruangan yang bersuhu 71 derajat Fahrenheit (sekitar 21 derajat Celsius) tidak memicu gejala asma. Sedangkan, ruangan bersuhu 120 derajat Fahrenheit (sekitar 48 derajat Celsius) dapat menimbulkan gejala asma. Saat udara cenderung panas, seseorang – khususnya penderita asma – akan lebih mudah terserang stres sehingga bisa memengaruhi fisiologi saluran pernapasan dan menyebabkan kekambuhan sesak napas. Selain itu, musim panas juga biasanya lebih berpolusi dan banyak asap ketimbang musim-musim lainnya, sehingga penderita asma akan lebih sensitif terhadap hal tersebut.

Tak hanya suhu udara yang panas, peningkatan kelembapan juga dapat memicu asma. Sebab, udara yang panas dan kelembapan yang tinggi menjadi “lahan subur” untuk berkembangnya tungau debu, jamur, dan polutan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Asthma melaporkan bahwa ketika suhu udara mencapai 86 derajat Fahrenheit (30 derajat Celsius), kunjungan ke rumah sakit pediatrik untuk gejala asma meningkat sebanding dengan jumlah unsur karbon di udara.

Tips untuk penderita asma

Saat ini musim kemarau seharusnya sudah mulai memasuki musim hujan. Namun demikian, hujan yang masih jarang datang membuat udara terasa gerah dan lembap. Ada beberapa strategi yang bisa Anda terapkan untuk mencegah keparahan gejala asma dalam cuaca seperti ini. Berikut ini beberapa di antaranya:

  • Sebisa mungkin hindari menghirup udara panas tersebut. Bawalah kipas angin elektrik untuk meminimalkan panas dan lembap, serta memberikan “udara bergerak” kepada Anda.
  • Konsultasi dengan dokter. Tanyakan tentang perubahan dosis obat yang sesuai dengan kondisi Anda yang sekarang dan cuaca panas.
  • Kontrol alergi Anda. Bawa selalu obat alergi Anda, pakai masker, dan bersihkan perabotan rumah secara rutin. Mintalah bantuan orang lain untuk membersihkan ruangan atau barang yang terlalu berdebu/kotor supaya gejala asma tidak kambuh dan memburuk.
  • Jika memang tidak terlalu diperlukan, sebaiknya penderita asma tetap berada di ruangan yang ber-AC saat udara panas berlangsung di luar ruangan. Apabila Anda memang harus beraktivitas di luar, usahakan untuk tidak terlalu lama dan hindari berada di dekat ruangan/orang-orang yang merokok.
  • Saat berkendara dengan mobil, hindari membuka kaca jendela supaya polutan tidak “terjebak” di dalam mobil.

Penderita asma sebaiknya lebih waspada saat berada di suhu udara yang terlampau panas dengan tingkat kelembapan yang tinggi. Sebab, hal tersebut hanya akan memperburuk kondisi kesehatan. Usahakan berada di ruangan yang sejuk, bersih, dan nyaman supaya asma tidak kambuh terlalu sering dan aktivitas bisa berjalan seperti biasa.

[RS/ RVS]

serangan asmaPenyakit AsmaPenderita AsmaCuacaUdara PanasAsmaUdara Lembab

Konsultasi Dokter Terkait