Darah

Benarkah Anjing Bisa Mendeteksi Parasit Malaria?

Bobby Agung Prasetyo, 01 Nov 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tak sekadar peliharaan, anjing juga disebut mampu mendeteksi parasit malaria. Simak selengkapnya.

Benarkah Anjing Bisa Mendeteksi Parasit Malaria?

Anjing adalah salah satu hewan peliharaan terfavorit di dunia. Selain kucing dan burung, anjing mudah ditemukan di rumah-rumah karena sosoknya yang lucu serta dapat menjadi binatang penjaga.

“Memilih anjing sebagai hewan peliharaan di rumah tidak jarang dilakukan oleh orang-orang di Indonesia. Anjing merupakan hewan yang pintar dan setia apabila dilatih dengan benar,” kata dr. Muhammad Anwar Irzan dari KlikDokter.

Konon, memelihara binatang - salah satunya anjing - memiliki banyak berpengaruh positif pada kesehatan. The Guardian pernah melansir sebuah penelitian di Swedia yang menyebutkan bahwa mereka yang memelihara anjing memiliki risiko 23 persen lebih rendah terkena serangan jantung.

Organisasi nirlaba American Heart Association juga turut mendukung fakta tersebut. Pada 2013 silam, mereka pernah membeberkan fakta bahwa memelihara anjing akan mendorong sang pemilik untuk ke luar rumah dan terpacu untuk aktif berjalan kaki.

Reputasi anjing juga cukup harum dari segi mendeteksi barang, tak ayal jika pihak kepolisian dan militer menggunakan jasa binatang yang satu ini. Bahkan, sebuah penelitian terbaru menyebut bahwa anjing juga bisa mendeteksi parasit malaria. Bagaimana itu bisa terjadi?

Penelitian tentang Anjing dan Deteksi Malaria

Dilansir dari CNN, anjing telah dilatih untuk menggunakan bau untuk mendiagnosis beberapa bentuk kanker dan diabetes. Kini, para ilmuwan Inggris tengah mencoba melatih dua anjing untuk mendeteksi parasit malaria.

“Seseorang yang membawa parasit malaria memiliki aroma khas. Lewat kemampuan anjing yang dapat mencium bau obat, makanan, dan zat lain, kemungkinan besar hal ini juga berlaku untuk mendeteksi parasit malaria,” kata Steve Lindsay, peneliti dari Universitas Durham.

Tim Lindsay menguji coba ide mereka di Gambia dengan mengumpulkan kaus kaki milik 600 anak berusia 5 hingga 13 tahun, baik yang menderita malaria maupun tidak. Kaus kaki itu digunakan untuk melatih anjing di Inggris selama empat bulan.

"Kami mengambil kaus kaki yang telah menangkap aroma tersebut dan menerbangkannya ke Inggris, di mana anjing-anjing dilatih untuk mencium dan membedakan sampel yang terinfeksi atau tidak," kata Lindsay.

Dari 175 sampel digunakan untuk melatih anjing, 30 buah di antaranya adalah milik 30 anak yang terinfeksi malaria. Sisanya, sebanyak 145 buah milik anak-anak yang tidak terinfeksi. Dengan mencium kaus kaki saja, anjing-anjing ini mampu mendeteksi secara akurat 70 persen anak terinfeksi dan 90 persen yang tidak terinfeksi.

Studi ini menunjukkan bahwa anjing dapat digunakan sebagai alat untuk mendeteksi malaria, karena mereka telah mendiagnosis beberapa bentuk kanker. Anjing memiliki jutaan sensor di hidung mereka yang membuat mereka lebih sensitif terhadap bau daripada manusia.

Akan tetapi, penelitian lebih lanjut masih diperlukan setelah studi percontohan ini, karena metode tersebut masih dalam tahap percobaan awal. Mereka perlu menguji teknik pada sampel dari negara lain sebelum hewan dapat digunakan di lapangan.

Penemuan terkait anjing dan kemampuan mendeteksi parasit malaria dinilai bagus karena mampu memberikan kontribusi besar bagi dunia medis. Kira-kira, kapan ya Indonesia bisa mempraktikkan hal ini?

[HNS/ RVS]

Hewan PeliharaananjingDeteksi MalariaParasit MalariaMalaria