Seks

Bahaya Berhubungan Intim di Masa Nifas

dr. Sara Elise Wijono MRes, 01 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Berhubungan intim di masa nifas usai melahirkan ternyata dapat berbahaya, lho! Apa dampak berhubungan seksual di masa nifas? Simak di sini.

Bahaya Berhubungan Intim di Masa Nifas

Masa nifas adalah masa 40 hari setelah seorang wanita melahirkan. Pada periode ini, organ reproduksi yang berubah selama kehamilan, misalnya rahim, perlahan-lahan akan kembali ke ukuran semula sebelum kehamilan. Inilah momen penting bagi ibu untuk memulihkan diri.

Kebanyakan pasangan suami istri menunda berhubungan intim setelah melahirkan hingga masa nifas berakhir. Alasannya memang sebagian besar mengikuti tradisi atau kepercayaan umum yang dilakukan secara turun-temurun.

Meski tidak ada alasan khusus, tahukah Anda bahwa hal tersebut memang baik bila dilihat dari sisi kesehatan?

Ada beberapa gangguan kesehatan yang dipicu oleh berhubungan saat nifas belum berakhir. Potensi terjadinya gangguan kesehatan semakin besar bila ibu tidak menjaga kebersihan daerah kewanitaan dengan baik. Berikut beberapa dampak berhubungan saat nifas.

1. Risiko Infeksi

Saat masa nifas, akan terjadi perdarahan yang fungsinya meluruhkan sisa-sisa jaringan kehamilan. Keluarnya darah dan gumpalan jaringan ini sebenarnya merupakan proses yang baik, tapi dapat menjadi media berkembangnya kuman penyebab infeksi.

Bila ada kuman yang masuk lewat hubungan seksual tersebut, kuman akan dengan cepat berkembang biak. Apalagi bila kebersihan kurang terjaga baik. Jarang mengganti pembalut, misalnya.

Salah satu tanda awal yang dialami bila terjadi infeksi pada masa nifas adalah demam dan perdarahan yang tak kunjung berkurang.

Artikel lainnya: Kapan Waktu yang Tepat Berhubungan Seks usia Melahirkan?

2. Risiko Robekan Jahitan

Selain perdarahan, hubungan intim yang dilakukan pada masa nifas juga berpotensi menyebabkan robekan jahitan, terutama jahitan pada persalinan normal.

Karena luka belum pulih sempurna, gesekan ringan saja berpotensi menyebabkan gangguan penyembuhan hingga robekan.

Oleh karena itu, nasihat orang tua agar menghindari hubungan seksual selama masa nifas ada baiknya didengarkan.

3. Potensi Emboli Paru

Walaupun kasusnya sangat jarang, emboli paru juga bisa menjadi ancaman bila berhubungan seks saat nifas. Di masa ini, pembuluh darah di rahim dan jalan lahir masih terbuka dan belum pulih sempurna. Hubungan seks dapat membuat udara masuk ke rahim.

Udara bebas yang masuk ini dapat menyusup ke pembuluh darah dan menyebabkan gumpalan atau emboli. Emboli yang lepas ke pembuluh darah penting, seperti jantung, paru, dan otak, dapat berakibat fatal dan mengakibatkan kematian mendadak.

4. Nyeri saat Berhubungan Seksual

Sebuah studi melaporkan, salah satu keluhan yang cukup banyak dialami wanita ketika berhubungan seksual setelah melahirkan adalah rasa nyeri. Nyeri pada saat berhubungan, atau dispareunia, dialami setidaknya 62 persen responden pada penelitian tersebut.

Salah satu yang melatarbelakangi timbulnya nyeri ini adalah kekeringan vagina. Kurang istirahat akibat merawat bayi baru lahir akan membuat wanita lelah.

Rasa lelah ini dapat menurunkan libido serta menyebabkan kekeringan vagina ketika berhubungan seksual.

Artikel lainnya: 3 Cara Menghilangkan Nyeri Vagina Sehabis Melahirkan

5. Libido yang Menurun

Bagi banyak wanita yang baru melahirkan, berhubungan intim merupakan prioritas terakhir. Tak heran, kebanyakan pasangan membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan adanya bayi. 

Kesibukan mengurus bayi, rasa lelah dan kekurangan istirahat membuat banyak pasangan secara alamiah menunda berhubungan intim dulu, terutama saat masa nifas.

Namun, ada pula alasan medis mengapa wanita khususnya belum tertarik berhubungan intim di minggu-minggu pertama setelah melahirkan. Hal ini dipengaruhi hormon reproduksi, yaitu estrogen dan progesteron, yang kembali ke kadar sebelum melahirkan.

Kadar hormon tersebut sangat tinggi semasa hamil, dan setelah persalinan akan turun drastis. Karena itu, ada kemungkinan seorang wanita tidak bisa menikmati hubungan intim karena belum kembalinya libido seperti semula.

Hal ini bukan berarti libido tidak akan kembali lagi seperti semula. Seperti ditemukan sebuah survei, hampir 90 persen wanita sudah kembali aktif berhubungan seks setelah melahirkan dalam 6 bulan.

Berbagai keluhan ini dapat timbul akibat hubungan seksual yang dilakukan dalam masa nifas. Tentu hal-hal ini wajib menjadi pertimbangan khusus. 

Walau tidak dilarang secara mutlak, ada baiknya pasangan suami istri menunda berhubungan saat masa nifas atau setidaknya selama 4 minggu pertama. Tunggulah sampai rahim dan jahitan persalinan pulih sempurna dan sang ibu dalam kondisi optimal.

Dalam hal ini, peran suami juga tidak kalah penting. Selain memahami betul pentingnya menunda hubungan intim pada masa nifas, sang ayah baru juga diharapkan dapat membantu, berbagi peran dengan ibu.

Dengan begini, ibu dapat beristirahat dengan lebih optimal, terhindar dari stres, dan kehidupan seksual juga dapat dijalani tanpa gangguan berarti.

Anda masih punya masalah seputar seks setelah melahirkan? Coba konsultasikan pada dokter melalui fitur Tanya Dokter.

[HNS/JKT]

SeksMasa Nifas

Konsultasi Dokter Terkait