Kanker

6 Makanan Terbaik untuk Cegah Kanker Usus

Ruri Nurulia, 27 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Anda bisa menurunkan risiko kanker usus dengan mengubah pola makan mulai hari ini. Inilah makan terbaik untuk mencegah kanker usus di kemudian hari.

6 Makanan Terbaik untuk Cegah Kanker Usus

Kanker usus (secara medis disebut sebagai kanker kolorektal) adalah tipe kanker yang berdampak pada rektum, usus besar, atau keduanya—juga dikenal sebagai usus besar. Nutrisi dan diet yang tepat sangat penting untuk mencegah banyak penyakit, tak terkecuali kanker usus. Yuk, ketahui enam makanan terbaik sebagai salah satu langkah pencegahan kanker usus.

Data Globocan 2012 menunjukkan, kasus kanker usus di Indonesia mencapai 12,8 per 100 ribu penduduk usia dewasa, dengan tingkat kematian 9,5 persen dari seluruh kanker. Secara keseluruhan risiko terkena kanker usus adalah satu dari 20 orang.

Saat ini, kanker usus besar menempati peringkat ketiga penyakit kanker dengan jumlah penderita terbanyak, baik di dunia maupun di Indonesia. Meski kanker jenis ini umumnya ditemukan pada usia 50-60 tahun, di Indonesia, sekitar 30 persen kasus dialami oleh kelompok usia produktif di bawah 40 tahun. Karena itulah pencegahan dan deteksi dini kanker usus besar di Indonesia penting dan perlu lebih digiatkan.

Salah satu pemicu kanker usus adalah akibat rendahnya konsumsi serat, serta tingginya konsumsi makanan berlemak dan berpengawet. Melihat fakta ini, deteksi dini kanker usus tak perlu ditunda hingga usia 50 tahun.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kanker usus merupakan penyebab kematian kedua terbesar untuk pria dan penyebab kematian ketiga terbesar untuk wanita. Ya, sudah banyak korban yang berjatuhan akibat kanker usus.

Masih segar dalam ingatan, beberapa hari yang lalu (22/10), publik berduka atas kepergian aktris senior Titi Qadarsih yang menghembuskan napas terakhirnya setelah berjuang melawan kanker usus stadium empat. Selain beliau, selebritas lain yang juga tutup usia karena ganasnya kanker usus adalah Zainal Abidin Domba dan Agus Leo.

Meski kanker usus lebih sering dialami dewasa tua, tapi ada beberapa faktor risiko yang dikaitkan dengan kemunculannya, seperti genetik dan gaya hidup. Nah, faktor gaya hidup ini lebih pada pola makan yang buruk. Tak ada kata terlambat untuk mengubah pola makan Anda demi terhindar dari kanker usus—terlebih jika terdapat riwayat kanker dalam keluarga plus punya pola makan yang tidak sehat—sekaligus menjaga kesehatan secara menyeluruh.

Makanan terbaik untuk mencegah kanker usus

Ingin sehat dan terhindar dari kanker usus? Dirangkum dari berbagai sumber, pastikan menu harian Anda terisi oleh berbagai jenis makanan ini:

1. Susu dan produk olahannya

Kebanyakan kanker usus berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas (adenoma) yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). Nah, banyak studi sepakat bahwa susu dan produk olahannya yang kaya akan kalsium bisa menurunkan risiko tersebut.

Jika terdapat alergi, intoleransi laktosa, atau tak bisa konsumsi susu dan produk olahannya karena alasan tertentu, suplementasi kalsium mungkin diperlukan. Konsultasikan ini dengan dokter Anda. Kalsium juga mungkin bisa bermanfaat untuk mencegah terjadinya kanker usus, tapi ini memerlukan penelitian lebih lanjut.

2. Whole grains

Whole grains atau biji-bijian utuh kaya akan nutrisi dan merupakan sumber magnesium dan serat. Bahkan, berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan dalam “British Medical Journal”, asupan serat alami dari gandum dan biji-bijian memiliki khasiat dalam mencegah berbagai penyakit, khususnya di dalam susu.

Para peneliti dari Imperial College London, Inggris, ini menemukan bahwa hanya dengan asupan 10 gram gandum dan biji-bijian sehari mampu meningkatkan kebutuhan serat alami tubuh. Selain itu juga dapat membantu menurunkan risiko terkena kanker usus sebanyak 10 persen.

Anda disarankan untuk mengonsumsi 90 gram biji-bijianan utuh setiap harinya, bisa bersumber dari oatmeal, roti gandum utuh (whole wheat bread), dan beras cokelat.

3. Polong-polongan

Polong-polongan dan jenis legume lainnya (seperti kedelai, kacang polong, lentil, kacang merah, kacang hitam, dan lain-lain), kaya akan serat, protein, vitamin B, dan vitamin E. Jenis makanan ini juga mengandung flavonoid yang dapat mencegah tumor tumbuh, serta terdapat antioksidan yang dapat melindungi Anda dari kanker usus.

4. Sayur dan buah warna-warni

Sayur dan buah aneka warna memiliki zat alami fitokimia yang bisa menghalangi pertumbuhan sel kanker atau memerangi inflamasi yang bisa sebabkan kanker. Banyak studi yang menghubungkan diet tinggi buah dan sayur dengan pencegahan kanker usus. Itulah sebabnya banyak organisasi kanker yang merekomendasikan Anda untuk memperbanyak konsumsi buah dan sayur sebagai langkah pencegahan.

Sayuran seperti brokoli dan kol, atau buah yang kaya akan vitamin C seperti jeruk bisa Anda andalkan.

5. Ikan

Ikan berlemak yang kaya akan asam lemak omega-3 bagus untuk kesehatan jantung dan memperlambat pertumbuhan sel kanker. Namun, apakah benar konsumsi ikan dapat mencegah kanker usus masih butuh penelitian lebih lanjut.

Beberapa studi menemukan bahwa orang yang lebih banyak makan ikan dibanding daging merah berisiko lebih kecil terkena kanker usus. Namun, hindari konsumsi ikan yang tinggi merkuri dan polutan lainnya seperti swordfish, tuna, tilefish, hiu, dan king mackerel.

6. Makanan yang tinggi asam folat

Jika ada riwayat keluarga dengan kanker usus, perbanyaklah makanan yang mengandung asam folat, yang dapat melindungi sel DNA dari kerusakan. Menurut sebuah studi dari Universitas Harvard, Amerika Serikat (AS), hampir 89.000 wanita yang memiliki risiko terhadap kanker usus besar dapat menurunkan risiko hingga lebih dari 52 persen setelah mengonsumsi makanan yang mengandung folat (meski hanya 200 mikrogram per hari).

Dapatkan 100-150 mikrogram folat dengan konsumsi secangkir buncis atau bayam. Satu buah jeruk berukuran sedang menawarkan 50 mikrogram folat. Anda juga bisa konsumsi sayuran hijau gelap, kacang-kacangan, dan polong-polongan.

Batasi konsumsi daging merah dan daging olahan

Berbagai studi telah mengindikasikan bahwa pola makan yang terlalu banyak konsumsi daging merah dikaitkan dengan peningkatan risiko kolorektal kanker. Sebuah laporan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa daging merah berpotensi memiliki sifat karsinogenik.

Bisa jadi karena daging merah itu sendiri atau terbentuknya zat penyebab kanker jika daging dimasak dengan temperatur tinggi. Daging merah yang dimaksud adalah daging sapi termasuk daging sapi muda (veal), babi, dan domba (lamb dan mutton), kuda, dan kambing.

Ada sebuah ulasan yang diterbitkan di “Canadian Family Physician” yang mendukung kemungkinan di atas bahwa konsumsi daging merah mungkin berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kanker kolorektal. Ini karena orang yang konsumsi daging merahnya tinggi cenderung kurang mengonsumsi serat seperti sayur dan buah.

Ada pula studi yang dipublikasikan di “International Journal of Cancer” terhadap populasi di Italia Utara. Hasil menunjukkan bahwa orang yang sering mengonsumsi daging merah dengan telur, keju, dan makanan berlemak lainnya (termasuk pati olahan) memiliki risiko mengembangkan kanker rektum atau kanker usus besar hampir dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan individu yang lebih memilih pola makan plant-based.

Selain itu, studi lainnya dalam jurnal yang diterbitkan oleh American Association for Cancer Research mengungkap, peningkatan konsumsi harian daging merah hingga 100 gram dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya kanker kolorektal sebanyak 12-17 persen.

Bahkan, laporan yang diterbikan oleh International Agency for Research on Cancer menyebut bahwa konsumsi 50 gram produk daging olahan (seperti bacon atau salami) setiap hari bisa meningkatan risiko kanker kolorektal hingga 18 persen.

Jadi, apabila konsumsi daging merah dan daging olahan berkontribusi terhadap peningkatan risiko kanker usus, diet seperti apa yang seharusnya diterapkan untuk melindungi tubuh dari kanker ini? Menurut studi oleh Universitas Loma Linda, AS, pola makan ala vegetarian ditemukan bisa menurunkan risiko kanker usus, utamanya kanker usus besar.

Pola makan yang dimaksud antara lain:

  • Vegan, tidak memakan daging sama sekali
  • Lacto-ovo vegetarian, yang mengonsumsi susu termasuk produk olahannya, telur, tapi tidak mengonsumsi daging
  • Pescovegetarian, yaitu makan ikan tapi tidak daging merah
  • Semivegetarian, bisa konsumsi daging atau ikan tapi tidak sering

Sebetulnya daging merah bukanlah sumber penyakit. “Meski konsumsi daging merah dikaitkan dengan berbagai dampak, makanan ini juga kaya akan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti vitamin B, zink, dan zat besi. Dengan mengonsumsi daging merah dalam jumlah yang dianjurkan, nutrisi tersebut dapat membawa manfaat bagi tubuh,” kata dr. Nitish Basant Adnani, BMedSc, dari KlikDokter.

Jika Anda tak pernah lepas mengonsumsi daging pertimbangkanlah ukuran porsi yang Anda konsumsi. Dengan mengonsumsi daging mereh sesuai porsi yang disarankan, Anda bisa mendapat berbagai manfaat kesehatan bagi tubuh.

Sebagai upaya melindungi diri dari kanker usus, ubahlah pola hidup ke arah yang lebih sehat. Enam jenis makanan yang disebutkan di atas bisa Anda andalkan untuk mencegah terjadinya kanker usus di kemudian hari. Dukung dengan olahraga secara rutin, istirahat cukup, serta kelola stres dengan baik agar kesehatan tubuh menjadi lebih optimal. Jika Anda memiliki faktor risiko kanker, lebih baik rutin melakukan pemeriksaan untuk deteksi dini.

(RH)

daging merahKanker UsusKanker KolorektalTiti QadarsihMakanan Pencegah Kanker Ususkanker usus besar

Konsultasi Dokter Terkait