Berita Kesehatan

Tantangan bagi Dokter Muda Indonesia di Hari Dokter Nasional

Krisna Octavianus Dwiputra, 24 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Di tengah beragam tantangan, Hari Dokter Nasional diharapkan bisa memotivasi dokter muda bersemangat mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.

Tantangan bagi Dokter Muda Indonesia di Hari Dokter Nasional

Setiap tahun Hari Dokter Nasional (HDN) diperingati pada tanggal 24 Oktober. Dalam perayaan yang ke-68 tahun kali ini, para dokter muda pun menyuarakan pemikiran mereka terkait tantangan yang tengah dihadapi, sekaligus harapan yang mereka miliki.

Hari Dokter Nasional bagi para dokter Indonesia merupakan tonggak yang penting. Hari ini diperingati sebagai berdirinya organisasi perkumpulan dokter di Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia atau IDI.

Pada tanggal 22-25 September 1950, diadakanlah Muktamar pertama Ikatan Dokter Indonesia di Jakarta. Sekitar 180-an dokter WNI, 62 diantaranya dari luar Jakarta, menghadiri acara tersebut. Pada saat itu, Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo terpilih menjadi Ketua Umum IDI pertama.

Lalu pada tanggal 24 Oktober 1950, Dr. R. Soeharto selaku panitia Dewan Pimpinan Pusat IDI, atas nama sendiri dan atas nama pengurus lainnya – seperti Dr. Sarwono Prawirohardjo, Dr. R. Pringgadi, Dr. Puw Eng Liang, Dr. Tan Eng Tie, dan Dr. Hadrianus Sinaga – menghadap notaris R. Kadiman untuk memperoleh dasar hukum berdirinya perkumpulan IDI.

Sejarah panjang pendirian IDI juga menjadi kisah panjang Hari Dokter Nasional. Perayaan ini juga menjadi semacam pengingat bahwa para dokter juga memiliki kontribusi yang besar dalam menyehatkan masyarakat Indonesia.

Menekankan pentingnya tindakan preventif

Kini, di Hari Dokter Nasional ke-68 para dokter Indonesia - terutama dokter-dokter muda – dituntut untuk terus setia berkarya dan mengedukasi masyarakat bagaimana hidup lebih sehat. Tuntutan inilah yang menjadi tantangan besar bagi mereka saat ini.

Sejalan dengan hal itu, dr. Andika Widyatama dari KlikDokter, mengakui bahwa menyampaikan pemahaman soal medis kepada masyarakat masih menjadi hal yang sulit.

"Tantangan bagi dokter adalah bagaimana menyampaikan informasi medis kepada pasien saat menjelaskan masalah kesehatan yang mereka alami, termasuk kepada keluarga pasien. Ini tidak mudah," tutur dr. Andika.

Harapan dr. Andika, para dokter perlu menjadi corong terdepan dalam memajukan kesehatan di Indonesia. Menurutnya, tugas dokter yang utama sekarang adalah mengubah pola pikir masyarakat untuk lebih melakukan upaya pencegahan (tindakan preventif) daripada mengobati (tindakan kuratif)

Menurutnya, jika ini bisa diimplementasikan, efeknya sangat besar bagi kesehatan masyarakat Indonesia di masa yang akan datang.

Pentingnya peran stakeholder bidang kesehatan

Sementara itu, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti dari KlikDokter berharap agar stakeholder kesehatan di Indonesia – yakni dokter, masyarakat, dan pemerintah – bisa  bersinergi di era jaminan sosial kesehatan. Menurutnya pemerintah, dokter, dan masyarakat harus sama-sama berbenah untuk mewujudkan sistem jaminan sosial kesehatan yang ideal.

Menurutnya, masyarakat harus lebih memiliki inisiatif untuk memeriksakan kesehatannya secara teratur, dan tidak hanya pada saat sakit. Dengan upaya preventif yang dilakukan masyarakat, serta pembayaran iuran BPJS yang teratur dan didukung tata kelola administrasi yang sehat, persoalan yang saat ini sedang berkembang niscaya bisa segera diatasi.

Tantangan yang dihadapi sekaligus harapan yang dimiliki oleh kedua dokter di atas hanyalah gambaran kecil persoalan dalam bidang kesehatan di Indonesia saat ini. Sudah jelas, bahwa untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat, semua pihak harus ikut berperan aktif. Jika hal ini bisa terwujud, kondisi masyarakat Indonesia yang lebih sehat pun dapat terwujud. Selamat Hari Dokter Nasional, bagi para dokter Indonesia.

[RVS]

BPJSdokterHari Dokter NasionalTindakan PreventifTindakan Kuratif

Konsultasi Dokter Terkait