HomeIbu Dan anakKehamilanKenali Risiko Kesehatan Hamil di Usia Matang seperti Meghan Markle
Kehamilan

Kenali Risiko Kesehatan Hamil di Usia Matang seperti Meghan Markle

Ayu Maharani, 25 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Ketahui beragam risiko kesehatan yang bisa terjadi jika Anda hamil di usia matang seperti Meghan Markle, untuk lakukan pencegahan dini

Kenali Risiko Kesehatan Hamil di Usia Matang seperti Meghan Markle

Seiring perkembangan zaman, semangat wanita untuk selalu menjadi yang terdepan semakin tinggi. Fenomena ini juga ikut menggeser batas usia menikah pada wanita. Tak heran, kini banyak wanita karier yang menikah dan hamil di usia matang, seperti Meghan Markle.

Dulu, hamil di atas usia 30 tahun mungkin dianggap sebagai hal yang cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, usia menikah rata-rata pasangan di zaman dahulu adalah 25 tahun ke bawah. Dalam usia tersebut, kondisi organ reproduksi masih sangat prima. Namun kini, saat wanita telah memiliki karir dan kehidupannya sendiri, usia untuk menikah dan memiliki anak kian bertambah.

Dilansir dari Healthline, menurut Centers for Disease Control and Prevention, sejak tahun 2000-2014, jumlah kelahiran pertama dari wanita berusia 35 tahun ke atas di Amerika Serikat meningkat 23 persen. Hal yang sama pun dialami oleh Meghan Markle, yang tengah hamil muda di usia 37 tahun.

Kabar hamilnya Duchess of Sussex tentunya sangat menggembirakan keluarga kerajaan Inggris. Namun kemudian, timbul rasa khawatir, karena kehamilan di usia matang cukup berisiko tinggi.

Risiko hamil saat usia 35 tahun ke atas

Kehamilan di usia matang memang memiliki sejumlah risiko. Kondisi ini mengkhawatirkan karena kualitas telur dan kondisi kesuburan wanita terus menurun seiring bertambahnya usia.

“Saat masih muda, kualitas sel telur yang dilepaskan masih sangat bagus dan kemungkinan untuk hamilnya juga lebih besar. Tapi saat Anda semakin tua, kualitas telur menjadi lebih buruk.” jelas Dr. Shahin Ghadir, ahli reproduksi dan kesuburan dari Southern California Reproductive Center, seperti dikutip dari Healthline.

Selain itu, sel telur yang tersisa pada wanita yang lebih tua cenderung memiliki kromosom abnormal. Sehingga, umumnya wanita tersebut akan lama menunggu kehamilan. Jika berhasil hamil, ia akan memiliki risiko terkena komplikasi yang lebih tinggi hingga dapat mengalami keguguran, kehamilan ganda, kecacatan janin, dan kesulitan untuk bersalin normal (harus melalui operasi caesar).

Salah satu hal yang perlu dikhawatirkan saat hamil di usia matang adalah masalah kecacatan janin yang disebabkan oleh kelainan kromosom. Dilansir dari Healthline, 1 dari 200 wanita yang hamil di usia 35 tahun dan 1 dari 65 wanita yang hamil di usia 40 tahun melahirkan bayi yang cacat.

Berisiko mengalami hipertensi juga

Tak hanya itu, hamil di usia matang juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami tekanan darah tinggi dan kebocoran protein melalui urine selama mengandung atau preeklamsia. Kondisi ini pada umumnya juga dibarengi dengan diabetes gestasional pada usia kehamilan 5 bulan atau lebih.

“Hipertensi dan preeklamsia saat hamil dapat membahayakan ibu dan janin bila tidak ditangani dengan baik. Ibu hamil dapat mengalami penurunan kesadaran dan kejang,” kata dr. Resthie Rachmanta Putri, M.Epid. dari KlikDokter.

Sementara itu, jika si ibu mengalami preeklamsia, janin pun berpotensi terhambat pertumbuhannya, lahir dengan berat badan rendah, dan meninggal di dalam kandungan.

Sedangkan pada ibu hamil yang memiliki diabetes gestasional, tubuh tidak memproduksi cukup insulin untuk mengatur gula selama kehamilan. Sayangnya, kondisi ini tidak memiliki gejala dan hanya bisa diketahui saat melakukan tes toleransi glukosa oral di laboratorium.

Jadi, jika si ibu terkena gangguan kesehatan ini, kemungkinan janin mengalami keguguran atau ukuran janin dalam kandungan bisa menjadi terlalu besar (makrosomia). Risiko ini pada akhirnya cukup sulit untuk dihindarkan.

Meminimalkan risiko kehamilan di usia matang

Meski hamil di usia matang memiliki risiko yang lebih tinggi, tetapi bukan berarti semua risiko buruk di atas bisa menimpa Anda secara otomatis. Intinya, saat ingin hamil di usia matang, Anda harus mengupayakan hidup sehat sebelum hamil, dengan melakukan beberapa hal berikut ini.

  • Lakukan tes kesehatan secara berkala, yakni setahun sekali.
  • Cek gula darah, tekanan darah, tiroid, dan rongga uterus Anda sebelum program hamil.
  • Konsumsi suplemen prenatal dan susu hamil bila perlu.
  • Penuhilah asupan gizi, khususnya asam folat, vitamin B6, zat besi, serta perhatikan kalori yang dibutuhkan ibu hamil (2.000-2.200 kalori per hari).
  • Lakukan olahraga khusus ibu hamil seperti yoga prenatal dan olahraga lain yang dianjurkan.
  • Jaga berat badan tetap ideal.
  • Lakukan tes skrining prenatal untuk mengetahui risiko memiliki bayi lahir cacat (pemeriksaan ultrasonografi, pemeriksaan darah, dan pemeriksaan genetik fetal DNA).
  • Jika memang Anda memiliki masalah kesuburan, lakukan konsultasi dengan dokter kebidanan dan kandungan. Metode fertilisasi in-vitro (IVF) biasanya akan disarankan, yaitu mengombinasikan sel telur dan sperma di laboratorium.
  • Selalu cek kondisi kandungan secara berkala, yakni sebulan sekali saat trimester pertama, dua minggu sekali pada trimester kedua, dan seminggu sekali pada trimester ketiga (minggu ke-36).

Berbagai risiko bisa terjadi ketika Anda hamil di usia matang seperti yang dialami oleh Meghan Markle. Namun, Anda tetap bisa meminimalkan segala risiko yang ada dengan melakukan pencegahan seperti yang sudah dipaparkan di atas. Oleh sebab itu, tetaplah semangat dan menjaga kesehatan selama masa kehamilan, meski Anda tak lagi muda. Bila ibu hamil selalu semangat dan berpikiran positif, janin pun akan tumbuh dengan sehat dan kuat.

[NP/ RVS]

KehamilanKesuburanreproduksiProgram HamilDiabetesUsia MatangMeghan Marklehamil di usia matangIbu HamilHamil

Konsultasi Dokter Terkait