Kesehatan Bayi

Bisakah Polio pada Bayi Dideteksi Sejak dalam Kandungan?

Krisna Octavianus Dwiputra, 23 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Polio adalah salah satu penyakit yang paling berbahaya bagi anak. Apakah penyakit ini bisa dideteksi sejak bayi masih dalam kandungan?

Bisakah Polio pada Bayi Dideteksi Sejak dalam Kandungan?

Sejak 27 Maret 2014, Badan Kesehatan Dunia WHO telah menyatakan Indonesia bebas dari polio. Namun, bukan berarti Anda bisa santai menghadapinya. Sebagai orang tua, sudah semestinya Anda membekali diri dengan berbagai informasi terkait penyakit yang kerap menyerang anak ini. Tapi, dapatkah dokter mendeteksi polio sejak bayi masih berada dalam kandungan?

Polio adalah momok yang sangat menakutkan bagi anak-anak bayi. Pasalnya, jika anak yang sudah terlanjur menderita polio memang tidak dapat disembuhkan lagi.

Salah satu upaya yang terus dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk menghalau polio dari anak-anak Indonesia adalah dengan imunisasi. Pemerintah  mengimbau masyarakat untuk membawa anak mereka yang berusia 0-59 bulan untuk mengikuti Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang biasa dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia.

Bahaya yang akan terjadi bila orang tua tidak membawa buah hatinya melakukan imunisasi polio adalah anak rentan mengalami kelumpuhan permanen yang tidak dapat diobati.

Dapatkah dideteksi sejak dalam kandungan?

Banyak orang bertanya-tanya, apakah polio bisa dideteksi saat masih di dalam kandungan atau baru bisa dideteksi saat bayi lahir? Jawabannya, polio baru bisa dideteksi saat bayi lahir.

Menurut dr. Dyan Mega Inderawati dari KlikDokter, polio tidak bisa dideteksi saat bayi masih di dalam kandungan.

“Bayi itu harus lahir dulu baru bisa terdeteksi polio atau tidak melalui beberapa gejala-gejalanya, seperti bentuk kaki menyerupai huruf O. Jadi, pecegahannya melalui vaksin. Selain itu, polio juga bukan penyakit kongenital yang terjadi karena faktor genetik, jadi anak akan rentan terkena polio bila tak mendapatkan imunisasi setelah lahir," tambah dr. Dyan.

Selanjutnya dijelaskan oleh dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Polio menyerang sistem saraf tepi, terutama anggota gerak. Tungkai adalah organ yang paling sering terserang infeksi virus polio. Penyakit ini biasanya menyerang anak yang berusia kurang dari 5 tahun.

Gejala awal yang biasa ditimbulkan setelah anak terkena virus polio adalah cepat lelah, lemas, demam, sakit kepala, mual, muntah, dan kaku pada bagian leher. Menurut data, sebanyak 1 dari 200 anak yang terinfeksi virus polio akan mengalami kelumpuhan pada saraf dari anggota tubuh yang terkena.

Polio juga terjadi karena adanya penularan melalui makanan atau air yang terkontaminasi oleh feses orang yang sudah terkena polio sebelumnya. Jika virus masuk ke dalam tubuh, nantinya virus tersebut akan berkembang di saluran cerna dan akhirnya menyerang saraf.

Mencegah polio dengan vaksin

Sebelumnya, Indonesia sudah dinyatakan bebas virus polio. Hanya saja, Kejadian Luar Biasa di Sukabumi pada 2005 mengagetkan khalayak. Sejak saat itu, vaksin polio kembali digalakkan agar bayi tidak terdampak virus tersebut.

Seperti dikatakan dr. Dyan sebelumnya, cara pencegahan polio adalah dengan vaksin atau imunisasi. Vaksin polio terdiri dari dua jenis, yaitu tetes yang diberikan lewat mulut dan suntikan. Vaksin polio pertama harus langsung diberikan setelah bayi lahir (usia 0 bulan).

Selanjutnya, jadwal vaksin berikutnya adalah ketika anak berusia 2, 4, dan 6 bulan. Vaksin polio ini dapat diulang kembali ketika anak berusia 18-24 bulan dan 5 tahun.

Setelah melakukan vaksin, si Kecil bisa saja mengalami demam dan mencret ringan. Meski demikian, Anda tak perlu cemas, karena hal ini sangat jarang terjadi. Bila mungkin terjadi, segera bawa buah hati Anda ke dokter untuk diperiksa dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Selain vaksin, untuk mendukung agar virus tidak terjangkit pada anak Anda, jagalah kebersihan mulai dari diri sendiri. Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum makan, mengurus anak, memasak, dan menyuapi anak. Cuci tangan juga harus selalu dilakukan setelah bepergian, buang air, memegang uang, membersihkan rumah, dan membuang sampah.

Selain itu, dr. Karin juga menyarankan Anda untuk menjaga kebersihan si Kecil dengan baik. Masalah kebersihan harus semakin ketat ketika buah hati Anda memasuki fase senang memasukkan tangan dan berbagai barang ke dalam mulutnya. Cucilah tangannya setelah anak memegang sesuatu, sebelum makan, setelah bepergian, dan sehabis bermain.

Jadi jelas, bahwa polio baru bisa dideteksi ketika bayi lahir, bukan saat di dalam kandungan. Maka dari itu, penting bagi Anda sebagai orang tua yang tengah mempersiapkan kelahiran si Kecil, untuk memberikan vaksin polio sesuai anjuran dokter.

[NP/ RVS]

kandunganSarafvaksinBayiAnakHari Polio Seduniamendeteksi poliovirus poliomencegah polioPolio

Konsultasi Dokter Terkait