HomeInfo SehatReproduksi6 Penyakit yang Paling Mengancam Wanita Menopause
Reproduksi

6 Penyakit yang Paling Mengancam Wanita Menopause

dr. Andika Widyatama, 18 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Tahukah Anda bahwa wanita menopause berisiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai penyakit? Simak fakta medisnya berikut ini.

6 Penyakit yang Paling Mengancam Wanita Menopause

Menopause adalah proses alami yang pasti dialami setiap wanita. Keadaan ini merupakan bagian dari periode transisi, perubahan masa reproduktif (subur) ke masa non-reproduktif (tidak subur) pada wanita. Menopause umumnya terjadi pada usia 41 hingga 55 tahun, tergantung dari siklus reproduksi normal masing-masing wanita.

Saat memasuki masa menopause, siklus menstruasi seorang wanita akan berakhir. Biasanya, kepastian dari keadaan ini adalah saat wanita sudah tidak mengalami periode menstruasi selama 12 bulan secara berurutan dan tidak ditemukan penyebab lain dari keadaan tersebut.

Akibat menopause, tubuh wanita akan mengalami perubahan keseimbangan hormon. Kondisi ini membuat setiap wanita harus lebih menjaga kesehatan, karena dirinya lebih mudah terserang penyakit. Adapun beberapa penyakit yang lebih rentan dialami wanita ketika sudah menopause, di antaranya:

  1. Osteoporosis

Salah satu fungsi hormon esterogen adalah mengontrol proses regenerasi tulang. Pada saat menopause, penurunan kadar hormon esterogen menyebabkan penurunan kepadatan tulang.

Menurunnya kepadatan tulang meningkatkan risiko terjadinya keropos bahkan patah tulang, yang juga dikenal dengan istilah osteoporosis. Keadaan ini bisa sangat membatasi kemampuan seseorang untuk beraktivitas.

  1. Diabetes mellitus

Penurunan kadar esterogen yang terjadi saat menopause dapat meningkatkan resistensi insulin di dalam tubuh. Resistensi insulin itu sendiri merupakan kondisi yang mendasari terjadinya diabetes mellitus.

Tak hanaya itu, peningkatan berat badan yang sangat mungkin terjadi setelah menopause juga membuat seorang wanita lebih berisiko mengalami diabetes mellitus.

Parahnya, perubahan keseimbangan hormon esterogen dan progesteron saat menopause juga turut menyebabkan kadar gula darah lebih fluktuatif. Hal ini membuat seorang wanita yang sebelumnya sudah mengalami diabetes mellitus berisiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi.

  1. Penyakit jantung

Menopause dipercaya dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung pada wanita. Hal ini sehubungan dengan penurunan kadar hormon esterogen pada wanita yang sudah menopause.

Perlu diketahui, esterogen memiliki pengaruh terhadap lapisan dalam dinding pembuluh darah arteri (membuatnya lebih fleksibel saat dilalui aliran darah). Jika hormon estrogen terganggu, maka fleksibilitas arteri akan mengalami penurunan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah (hipertensi) dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Lebih jauh, menopause juga membuat wanita mengalami banyak perubahan. Kadar LDL (kolesterol jahat) meningkat dan kadar HDL (kolesterol baik) menurun. Kedua kondisi tersebut berperan pada meningkatnya risiko penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.

  1. Infeksi saluran kemih

Penurunan kadar hormon esterogen menyebabkan penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih. Akibatnya, otot yang mengontrol kandung kemih mengalami pelemahan. Hal ini menyebabkan timbulnya “kebocoran” air seni, terutama saat batuk, bersin, atau tertawa.

Tak hanya menyebabkan rasa tidak nyaman, kebocoran air seni juga dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. Gejala yang mungkin timbul meliputi dorongan berkemih yang sering muncul, sensasi terbakar saat berkemih, kebocoran air seni tingkat lanjut dan peningkatan frekuensi berkemih (termasuk malam hari).

  1. Osteoartritis

Penelitian menyebutkan bahwa osteoartritis memiliki suatu hubungan dengan menopause. Ini karena salah satu fungsi dari hormon esterogen adalah melindungi tulang rawan di persendian dari proses inflamasi (peradangan). Jadi, jika kadar estrogen menurun, risiko terjadinya peradangan akan semakin tinggi sehingga osteoartritis tak bisa dihindari lagi.

  1. Kanker

Penurunan kadar hormon progesteron dan peningkatan kadar hormon testosteron saat menopause dapat menyebabkan tingginya risiko terjadinya kanker. Beberapa jenis kanker yang mungkin terjadi, misalnya kanker rahim, kanker payudara, kanker vagina, dan kanker ovarium.

Mengetahui adanya fakta medis di atas, wanita dianjurkan untuk menerapkan gaya hidup aktif dan sehat mulai sekarang. Ya, Anda tetap harus melakukannya meski saat ini belum memasuki usia menopause. Dengan begitu, tubuh Anda akan lebih siap saat dihadapkan dengan sedugang perubahan saat masa menopause nanti.

Sementara itu, bagi wanita yang saat ini sudah memasuki masa menopause, ada bebeberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah berbagai penyakit di atas.

  • Mencukupi asupan nutrisi (kalsium, vitamin D)
  • Olahraga secara rutin dan teratur
  • Tidak merokok dan konsumsi alkohol
  • Cukup istirahat
  • Kontrol berat badan agar tetap ideal
  • Kontrol tekanan darah
  • Kelola stres.

Jika Anda menemukan kesulitan terkait masa menopause, tak ada salahnya untuk berkonsultasi lebih lanjut pada dokter. Hal ini bertujuan agar Anda bisa mendapatkan saran dan anjuran terkait apa yang harus dilakukan di masa menopause agar penyakit tak berdatangan.

[NB/ RVS]

hormonWanitaDiabetesHari Menopause SeduniaKankerMenopause

Konsultasi Dokter Terkait