Mata

Kenali ROP Gangguan Mata pada Salah Satu Anak Surya Saputra

dr. Resthie Rachmanta Putri. M.Epid, 17 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Salah satu anak Surya Saputra dan Cynthia Lamusu, mengalami kelainan mata retinopathy of prematurity (ROP). Seberapa bahaya penyakit ini?

Kenali ROP Gangguan Mata pada Salah Satu Anak Surya Saputra

Di tengah rasa bahagia menjadi orangtua dari dua anak kembar, Surya Saputra dan Cynthia Lamusu rupanya harus berjuang untuk mengobati mata dari sang putra tercinta, Atharva Bimasena Saputra. Diceritakan melalui akun Instagram @tatjanadanbima, ternyata Bima mengalami kondisi ROP (retinopathy of prematurity).

Melalui akun tersebut, Cynthia Lamusu dan Surya Saputra mengisahkan bahwa Bima, bersama dengan saudara kembarnya bernama Tatjana, yang normalnya dilahirkan pada usia kehamilan 37-40 minggu, terpaksa harus dilahirkan saat usia kandungan Cynthia masih berusia 33 minggu. Setelah lahir, Bima dan Tatjana menjalani screening kesehatan mata dan ditemukan bahwa Bima mengalami ROP tipe posterior agresif (aggressive posterior retinopathy of prematurity/ AP-ROP).

Kenali gangguan mata ROP

ROP seperti yang dialami putra Surya Saputra dan Cynthia Lamusu, merupakan penyakit kelainan mata yang rentan terjadi pada bayi prematur. Meski demikian, tidak semua bayi prematur mengalaminya.

ROP lebih sering terjadi pada bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 31 minggu, atau bayi yang berat lahirnya kurang dari 1.250 gram. Semakin kecil bayi, semakin besar risikonya mengalami ROP.

Pada ROP, terdapat pembuluh darah abnormal yang melintasi retina (lapisan tipis yang berada di bola mata bagian belakang yang berfungsi menghantarkan cahaya ke otak). Pembuluh darah tersebut akan menghalangi retina dalam menerima cahaya. Sebagai akibatnya, penglihatan akan terganggu.

Penyakit yang dialami oleh putra Surya Saputra dan Cynthia Lamusu ini sebenarnya bukan sesuatu yang jarang terjadi. Berbagai studi melaporkan bahwa di Asia, sekitar 20% bayi prematur mengalami ROP.

Pada sebagian kasus, ROP dapat sembuh dengan sendirinya seiring bayi bertambah besar. Tetapi pada sebagian kasus lainnya, ROP butuh ditangani dengan intensif oleh dokter untuk mencegah terjadinya kebutaan.

Cara penanganan ROP

Ada berbagai cara untuk mengobati ROP, di antaranya adalah dengan terapi laser, krioterapi, dan penyuntikan obat ke dalam mata. Ketiga jenis pengobatan ini bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan pembuluh darah abnormal yang melintasi retina.

Pada terapi laser, dokter akan menggunakan sinar laser untuk 'membakar' bagian tepi retina. Sementara itu, pengobatan krioterapi dilakukan dengan menggunakan semacam alat pendingin untuk membekukan bagian tepi retina.

Setelah menjalani salah satu atau beberapa terapi tersebut, bayi yang mengalami ROP harus menjalani pemeriksaan mata berkala oleh dokter spesialis mata. Hal ini karena memiliki ROP dapat menyebabkan bayi mengalami masalah mata lainnya seperti miopia (mata minus), ablasio retina (retina terlepas dari tempatnya), ambliopia (mata malas untuk memfokuskan penglihatan), atau strabismus (mata juling).

Untuk menghindari komplikasi-komplikasi tersebut, biasanya dokter akan memberikan kacamata untuk mengoptimalkan penglihatan anak, memberikan beberapa jenis obat tetes mata, dan kadang diperlukan tindakan operasi.

Beruntung, ROP yang dialami Bima diketahui dan ditangani dengan cepat tak lama setelah lahir. Studi menyebutkan bahwa semakin cepat dideteksi dan ditangani, maka semakin besar kemungkinan penglihatannya bisa lebih baik.

Untuk mencegah buruknya fungsi penglihatan akibat ROP, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) merekomendasikan screening mata untuk mendeteksi ROP, khususnya pada bayi yang lahir pada usia kehamilan sebelum 31minggu dan bayi yang berat lahirnya kurang dari 1.500 gram.

Tindakan screening tersebut sama sekali tidak menyakitkan. Dokter akan meneteskan obat untuk membuka pupil mata. Lalu beberapa menit kemudian, dengan alat funduskopi yang berbentuk seperti kaca pembesar, dokter akan melihat kondisi dalam mata.

Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, bayi prematur yang mengalami ROP umumnya bisa memiliki penglihatan yang baik. Semoga Bima, putra kesayangan Surya Saputra dan Cynthia Lamusu, segera sembuh dari ROP dan memiliki penglihatan yang semakin baik dari hari ke hari.

(RVS)

Surya SaputraCynthia LamusuPrematurMataROPGanggua Mataretinopathy of prematurity

Konsultasi Dokter Terkait