HomeInfo SehatKankerBenarkah Polusi Udara Bisa Jadi Pemicu Kanker Mulut?
Kanker

Benarkah Polusi Udara Bisa Jadi Pemicu Kanker Mulut?

Bobby Agung Prasetyo, 13 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Polusi udara memang sangat mengganggu keleluasaan Anda dalam bernapas. Selain itu, udara yang tercemar kabarnya dapat memicu kanker mulut!

Benarkah Polusi Udara Bisa Jadi Pemicu Kanker Mulut?

Bau sampah atau bahan kimia yang mencemari lingkungan sekitar tempat tinggal Anda sudah sepatutnya dikhawatirkan. Sebab, polusi udara tersebut bisa membahayakan kesehatan tubuh. Selain mengganggu pernapasan, polusi tersebut dianggap rentan menyebabkan kanker mulut. Benarkah demikian?

Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa lebih dari 90 persen orang di bumi menghirup udara dengan tingkat polutan yang tinggi. WHO juga memperingatkan bahwa racun di udara bisa menyebabkan stroke dan kanker paru-paru.

Faktanya, lebih dari 90 persen kematian terjadi akibat kualitas udara yang buruk. Hal ini banyak menimpa negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di negara-negara Asia dan Afrika.

Mengenai hal tersebut, dr. Nitish Basant Adnani dari KlikDokter pun memberikan penjelasan seputar bahaya dari udara yang tercemar.

“Salah satu kontributor utama dari polusi udara adalah asap kendaraan bermotor. Jenis polutan ini dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti keluhan sesak napas, batuk, iritasi mata, serta nyeri kepala,” ujarnya.

Pada tahap yang lebih lanjut, polusi udara dapat memicu berbagai macam jenis kanker, salah satunya adalah kanker mulut. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Polutan berdampak negatif pada tubuh

Pada sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Investigative Medicine, para peneliti di Taiwan mengeksplorasi risiko polutan termasuk PM2.5, serta aerosol kecil materi partikulat berukuran 2,5 mikrometer atau kurang yang dapat dihirup ke paru-paru dan bronkus. Hasilnya ditemukan fakta bahwa polutan tersebut berdampak langsung secara negatif pada tubuh.

Tim peneliti tersebut pun menilai angka resmi pada kualitas udara yang dicatat antara 1998 dan 2011 pada 64 kota di Taiwan. Polutan yang dikaji termasuk karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen monoksida, nitrogen dioksida, ozon dan partikel lainnya dengan berbagai ukuran.

Berdasarkan rekam medis elektronik dari 482.659 sukarelawan pria dengan usia rata-rata 40 tahun, para peneliti menghitung paparan mereka terhadap polutan yang berpotensi berbahaya. Data apakah pria merokok tembakau atau mengunyah sirih juga dipertimbangkan.

Dari total peserta, sekitar 1.617 orang didiagnosis menderita kanker mulut antara 2012 dan 2013. Mereka yang tinggal di daerah dengan tingkat PM2.5 tinggi bahkan memiliki risiko terkena kanker mulut yang lebih tinggi. Paparan ozon juga secara signifikan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit serupa.

Ini adalah penelitian pertama yang mengaitkan kanker mulut dengan PM2.5. Temuan ini pun menambah bukti yang berkembang tentang efek buruk PM2.5 pada kesehatan manusia.

Kendati begitu, ada beberapa hal yang mesti diperdalam demi penemuan lebih akurat, contohnya seberapa besar kadar konsentrasi PM2.5 yang masuk ke mulut agar mampu meningkatkan risiko kanker tersebut.

Penanganan dan pencegahan kanker mulut

Saat ini, dugaan kuat adalah proses polusi udara dapat memicu kanker mulut adalah saat partikel-partikel karsinogenik dihirup, terperangkap oleh lendir di saluran udara, dan kemudian menumpuk di area mulut. Faktor lain yang turut memengaruhi adalah gaya hidup yang buruk, seperti merokok dan minum alkohol.

Penanganan kanker mulut sama dengan penanganan penyakit kanker lainnya. Butuh tindakan operasi untuk mengatasi pertumbuhan kanker yang diikuti dengan terapi, seperti terapi radiasi dan kemoterapi, untuk menghancurkan sel kanker yang tersisa.

Dengan mengetahui berbagai bahaya dari kanker mulut seperti dijelaskan sebelumnya, agar tidak terkena, lakukanlah tindakan pencegahan yang disarankan oleh dr. Wiena Manggala Putri dari KlikDokter berikut ini.

“Penyakit kanker mulut dapat dicegah, yakni dengan menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk seperti merokok atau mengkonsumsi alkohol,” ujarnya.

Selain itu, merawat kebersihan gigi dan mulut juga harus dilakukan, seperti menggosok gigi secara rutin 2 kali sehari pada pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Selain itu perlu juga melakukan pembersihan karang gigi minimal 6 bulan sekali dan juga periksa secara berkala apakah ada gigi berlubang atau penyakit mulut lainnya.

Terakhir, gunakan masker saat beraktivitas di area yang tercemar, agar Anda dapat bernapas dengan lebih nyaman.

Bagi Anda yang tinggal di kota besar, risiko terkena kanker mulut bisa jadi lebih besar. Sebab, paparan polusi udara terkadang sulit untuk dihindari. Oleh sebab itu, lakukanlah tindakan pencegahan di atas dan imbangi dengan asupan sehat yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

[NP/ RVS]

Polusi UdarapernapasanGigi dan MulutKankerKanker Mulut

Konsultasi Dokter Terkait