HomeIbu Dan anakKesehatan AnakYang Perlu Diperhatikan Saat Menitipkan Anak pada Orang Tua
Kesehatan Anak

Yang Perlu Diperhatikan Saat Menitipkan Anak pada Orang Tua

Krisna Octavianus Dwiputra, 13 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Apakah Anda memilih menitipkan anak pada orang tua daripada membawanya ke daycare? Jika iya, perhatikan beberapa hal di bawah ini.

Yang Perlu Diperhatikan Saat Menitipkan Anak pada Orang Tua

Ketika pasangan muda memiliki seorang anak tapi memutuskan untuk tetap bekerja, menitipkan anak kepada orang tua adalah hal yang paling sering dilakukan. Akan tetapi, hal ini ternyata sangat berisiko jika kondisi orang tua Anda tidak dalam kondisi sehat.

Kondisi seperti ini sering terjadi di Indonesia. Daripada membayar pengasuh dengan alasan mahal dan belum teruji benar cara mengasuhnya, pasangan akan menitipkan kepada orang tua atau kepada kakek dan nenek.

Untuk alasan yang kedua, hal ini sebenarnya normal dilakukan. Sebab, pengalaman mendapat pengasuhan yang baik dari orang tua Anda menjadi dasar Anda memilih keputusan tersebut. Tentunya, dengan menitipkan kepada mereka, Anda berharap si Kecil juga mendapat pengasuhan yang baik.

Namun, kondisi ini tentu tidak ideal jika melihat usia orang tua Anda. Ibu dan ayah Anda mungkin sudah terlalu tua untuk mengganti popok dan mengantar serta menjemput anak-anak dari sekolah. Selain itu, proses penuaan dapat membuat perbedaan besar dalam hal konsep pengasuhan bayi.

“Setelah kakek dan nenek mencapai usia 70 tahun atau lebih, Anda mulai melihat kondisi kesehatan mereka menurun, terutama saat tengah bermain dengan cucu,” kata Dr. Laurence Solberg, kepala divisi pengobatan geriatrik di University of Florida College of Medicine.

Berdasarkan hal itulah muncul kesimpulan bahwa menitipkan anak pada orang tua bukanlah keputusan yang ideal. Hal ini dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk umur dan kesehatan

Faktor umur dan kesehatan

Dengan bertambahnya usia, orang tua Anda akan mengalami banyak perubahan fisik, emosional, dan psikologis. Terkadang, pada orang yang mendekati masa lansia, ambang batas untuk stres menjadi lebih rendah dan tidak bisa mengatasi kewalahan dalam mengatasi hal yang terjadi.

Selain itu kecepatan pemrosesan otak pun ikut melambat, memori jangka pendek mulai goyah, kehilangan kekuatan otot, tulang menjadi lebih lemah, dan keseimbangan tubuh pun menurun. Penglihatan dan pendengaran juga menurun dan radang sendi akan sering dialami, hingga membuat sendi kaku dan nyeri.

Banyak orang dewasa mengalami kondisi kronis di usia yang lebih tua, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, depresi atau demensia. Menurut Alzheimer Association, 1 dari 10 orang dewasa berusia 65 tahun atau lebih mengalami Alzheimer.

Kondisi-kondisi tersebut dapat membahayakan kemampuan orang tua Anda untuk mengawasi si Kecil. Misalnya, penglihatan yang buruk dan refleks yang melambat dapat memengaruhi keterampilan mengemudi saat mengantar dan menjemput anak-anak ke sekolah.

Hal yang paling tampak adalah masalah fisik. Orang tua Anda sudah agak kesulitan untuk bermain dengan cucu Anda. Kelemahan otot dan nyeri sendi dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas fisik saat menjaga anak, seperti menggendong bayi atau memandikannya.

Faktor lain yang perlu diperhatikan

Orang tua Anda tumbuh di era yang berbeda. Saat ini, banyak orang tua yang tidak menguasai teknologi atau gaptek dan tidak tahu perkembangan media sosial. Akibatnya, komunikasi antara anak dengan orang tua Anda pun menjadi tidak sinkron. Hal ini dapat menimbulkan masalah lain dalam pola pengasuhan.

Akibatnya, mungkin saja orang tua Anda tidak memahami peraturan rumah soal penggunaan gawai dan menganggap cucu-cucunya nakal.

“Kondisi ini bisa membuat orang tua Anda frustasi ketika anak-anak menggunakan ponsel dan saling berbagi pesan. Kakek-nenek bisa merasa diabaikan atau diremehkan, meski anak-anak dapat membagi perhatian mereka,” jelas Geoffrey Kanter, seorang neuropsikolog dan direktur eksekutif American Board of Professional Neuropsychology.

Lakukan ini sebagai solusinya

Ketika Anda memiliki kekhawatiran apakah orang tua Anda cukup sehat untuk mengawasi si Kecil, bicarakan baik-baik dengan mereka tentang hal ini. Sampaikan bahwa Anda berniat menyewa asisten rumah tangga untuk urusan kebersihan rumah, sedangkan anak tetap diurusi oleh orang tua Anda. Cara ini cukup membantu agar orang tua Anda tidak kelelahan.

Selain itu, Anda mungkin tertarik untuk menjalin kerja sama dengan dokter yang sewaktu-waktu dibutuhkan bisa mengecek kondisi orang tua. Bagaimana pun, penting untuk tetap memperhatikan kondisi kesehatan mereka.

Penting juga untuk membicarakan masalah pengaturan pengasuhan anak. Usahakan Anda membicarakannya dari hati ke hati agar tidak terjadi salah paham antara anak, orang tua, dan kakek-nenek.

“Menyamakan tujuan, harapan, dan keinginan Anda mungkin awalnya tidak praktis. Akan tetapi, cara tersebut akan meminimalkan rasa sakit hati," ujar Paraskevi Noulas, asisten profesor psikiatri klinis di NYU Langone Health.

Tak ada salahnya menitipkan anak pada orang tua Anda. Tapi, perhatikanlah berbagai hal di atas. Bicarakan baik-baik dengan orang tua Anda masalah pengasuhan anak agar tidak terjadi kesalahpahaman.

[NP/ RVS]

Orang Tuapola asuhAnakDaycaremenitipkan anakNyeri Sendi

Konsultasi Dokter Terkait