HomeIbu Dan anakKesehatan BayiAtasi Bruxism pada Bayi Dengan 4 Cara Ini
Kesehatan Bayi

Atasi Bruxism pada Bayi Dengan 4 Cara Ini

drg. Wiena Manggala Putri, 11 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Bayi Anda menggertakkan gigi saat tidur? Kondisi ini dinamakan bruxism, salah satu bentuk gangguan tidur. Berikut ini solusinya.

Atasi Bruxism pada Bayi Dengan 4 Cara Ini

Survei yang dilakukan oleh klinik Smiles First Dental di Australia pada 2014 menemukan fakta bahwa 30 persen anak-anak di negara tersebut mengalami bruxism, yakni kebiasaan menggertakkan gigi. Tak terkecuali, hal ini juga terjadi pada bayi.

Selain mengganggu kualitas tidur si Kecil, gangguan bruxism bisa berakibat fatal. Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa berdampak pada kesehatan gigi dan mulut.

Bruxism juga dapat terjadi pada bayi

Pernahkan anda mendengar pasangan atau anak anda menggertakkan giginya pada malam hari saat tidur? Jika pernah, dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan bruxism.

Bruxism merupakan suatu kondisi dimana seseorang menggigit giginya dan mengatupkan rahangnya dengan sangat erat. Umumnya kebiasaan ini terjadi malam hari saat tidur, tetapi pada beberapa orang bisa juga terjadi saat mereka terjaga.

Hal ternyata tak hanya dialami oleh orang dewasa. Kelainan ini juga dapat terjadi pada bayi dan balita.

Salah satu perkembangan pada bayi yang menonjol adalah saat giginya mulai tumbuh. Munculnya gigi ke permukaan ini tak jarang membuat si Kecil merasa tidak nyaman, sehingga sering kali bayi terlihat lebih rewel dari biasanya ketika berada pada fase ini.

Mendengar seseorang menggertakkan gigi memang terlihat menyeramkan, apalagi jika suara itu berasal dari bayi Anda. Agar dapat melakukan tindakan penanganan yang tepat, kenali dahulu penyebab dan gejala dari gangguan ini.

Kenali gejala dan penyebab bruxism

Karena bruxism umumnya sering terjadi pada malam hari atau pada saat tidur, kebanyakan orang tidak menyadari bahwa mereka menggertakkan gigi. Biasanya, mereka baru sadar setelah muncul gejala-gejala sebagai berikut:

  • Sakit kepala yang sering menyerang
  • Nyeri pada gusi atau rahang
  • Kesehatan gigi yang memburuk
  • Gigi yang mudah tanggal
  • Kemerahan yang terdapat di pipi bagian dalam
  • Mendengkur dan bernapas melalui mulut.

Penyebab dari bruxism sendiri sebetulnya belum diketahui secara pasti. Namun, umumnya terdapat beberapa alasan mengapa orang sering menggertakkan gigi, yaitu :

  • Munculnya rasa sakit dari gigi yang sedang tumbuh

Kondisi ini menyebabkan bayi menggertakkan giginya untuk membantu meredakan rasa sakit yang dialaminya.

  • Infeksi pada telinga yang menyebar ke rahang bawah

Hal ini dapat membuat bayi menggertakkan giginya sebagai respons terhadap rasa sakit. Namun, perlu diketahui bahwa infeksi telinga bukan penyebab langsung dari bruxism.

  • Sleep Apnea

Bayi yang mengalami kondisi ini menyebabkan otot-otot rahang membuka tanpa sadar dan menggertakkan gigi mereka.

  • Gangguan psikologis

Kondisi psikologis si Kecil ternyata juga dapat mempengaruhi terjadinya bruxism, misalnya saat bayi mengalami stres atau memiliki gangguan mental.

Penanganan Bruxism yang bisa Anda lakukan

Bruxism tingkat ringan sebenarnya tidak memerlukan perawatan, namun bila kondisi ini tidak mereda bahkan sudah menjadi parah, harus segera dilakukan penanganan untuk mengatasinya.

Penanganan bruxism pada bayi dan balita bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

  1. Memberikan teether

Berikan teether berbahan karet yang tidak mengandung ftalat atau bisfenol A (BPA).

  1. Memberikan ice teether

Ada beberapa teether yang memiliki sedikit cairan di dalamnya dan harus dimasukkan ke dalam kulkas beberapa saat sebelum digunakan. Sensasi dingin yang ditimbulkan dapat mengurangi rasa sakit dari gigi yang sedang tumbuh ke permukaan.

  1. Penggunaan mouth guard

Bila kerusakan gigi sudah menjadi parah, mouth guard atau pelindung gigi harus dipakai selama tidur guna mencegah balita menggertakkan gigi mereka.

  1. Koreksi gigi

Hal ini dapat dilakukan pada bayi yang giginya sudah tumbuh banyak karena adanya kontak abnormal pada gigi rahang atas dan bawah.

Kondisi bruxism pada bayi harus diawasi lebih ketat. Bila kebiasaan ini sudah lama terjadi tanpa adanya perawatan, si Kecil bisa mengalami komplikasi pada gigi dan mulutnya, termasuk pada sendi temporomandibular (TMJ) yang berfungsi untuk mengunyah, menguap dan berbicara.

Sebagai orang tua, Anda harus waspada dan berkonsultasi dengan dokter bila gejala-gejala bruxism yang telah disebutkan di atas muncul pada bayi. Agar lebih aman, lakukan pemeriksaan gigi dan mulut secara rutin pada si Kecil untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan giginya.

[NP/ RVS]

Kesehatan Gigikesehatan gigi dan mulutBayiMenggertakkan GigiBruxismSakit Gigi

Konsultasi Dokter Terkait