Jantung

Berat Badan Naik Turun, Tanda Penyakit Jantung?

Bobby Agung Prasetyo, 12 Jan 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Berat badan yang naik turun disebut-sebut sebagai salah satu kondisi yang terjadi akibat penyakit jantung. Bagaimana medis menanggapi ini?

Berat Badan Naik Turun, Tanda Penyakit Jantung?

Berat badan ideal adalah impian setiap orang. Sayangnya, hal tersebut sangat sulit untuk didapatkan karena berbagai alasan. Mulai dari faktor genetik atau keturunan, pola diet yang dilakukan, hingga penerapan gaya hidup sehari-hari.

Berbicara tentang berat badan, terdapat sebuah penelitian terbaru yang menemukan hal mencengangkan. Salah satunya terkait temuan bahwa berat badan dapat dijadikan sebagai patokan adanya penyakit jantung pada diri seseorang.

Studi terbaru menunjukkan bahwa berat badan yang naik turun, tekanan darah, kolesterol, dan gula darah berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Para peneliti dari Universitas Katolik Korea di Seoul, Korea Selatan, menjadi pihak yang betanggung jawab atas temuan ini.

Berat Badan Sebagai Penanda Penyakit Jantung

Pengukuran kesehatan, termasuk berat badan, tekanan darah, detak jantung, kolesterol, dan gula darah turut dikaji guna memperdalam studi tersebut. Pada dasarnya, para peneliti ingin melihat apakah variabilitas yang tinggi dari pengukuran tersebut dapat menjadi faktor penentu yang baik untuk masalah jantung dan kejadian kardiovaskular seperti stroke.

Lebih lanjut, para peneliti menganalisis data kesehatan yang dikumpulkan dari 6.748.773 orang tanpa riwayat diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi, atau serangan jantung. Periode studi ini dilakukan pada rentang tahun 2005 hingga 2012.

Pada akhir studi, peneliti menyimpulkan bahwa salah satu penyebab berat badan naik turun ternyata benar-benar berhubungan dengan kesehatan organ jantung. Peneliti mengungkap, semakin seseorang memiliki variabilitas tinggi lebih dari satu aspek di atas, maka risiko penyakit jantung bakal semakin tinggi.

Artikel Lainnya: Seputar Prosedur Kateterisasi Jantung

Dibandingkan dengan orang-orang dengan pengukuran stabil selama periode tersebut, mereka yang mendapat skor tertinggi pada semua variabilitas memiliki risiko 127 persen lebih tinggi dari semua penyebab kematian, 43 persen lebih mungkin mengalami serangan jantung, dan 41 persen lebih tinggi terhadap penyakit stroke.

Meski demikian, para peneliti menekankan bahwa penelitian yang mereka lakukan hanya bersifat observasional. Ini artinya, penelitian tersebut tidak bisa dijadikan patokan. Namun, satu hal yang perlu diperhatikan dari hasil penelitian tersebut adalah menjaga kesehatan agar semuanya dapat seimbang.

Berdasarkan saran dr. Nadia Octavia, berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mendapatkan berat badan ideal:

  • Makan secara teratur tiga kali sehari dengan gizi seimbang, dan ditambah dua kali makanan kecil. Gizi seimbang adalah susunan hidangan sehari yang mengandung zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah serta kualitas yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
  • Berolahraga secara rutin dan teratur. Jenis olahraga pun tidak perlu yang sulit atau terlalu berat. Berjalan kaki selama 30 menit sudah cukup untuk menjaga keseimbangan tubuh.
  • Istirahat yang cukup, agar energi Anda tidak banyak terbuang percuma.
  • Memperbanyak minum air putih, setidaknya dua liter dalam sehari.

Beberapa cara yang disarankan di atas dapat Anda pakai untuk menstabilkan berat badan. Berat badan yang stabil dapat menghindarkan Anda dari penyakit jantung dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.

[NB/ RVS]

KardiovaskularBerat BadanJantungObesitasPenyakit Jantung

Konsultasi Dokter Terkait