Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomePsikologiKesehatan MentalBantu Anak Korban Gempa untuk Bangkit dengan Cara Ini
Kesehatan Mental

Bantu Anak Korban Gempa untuk Bangkit dengan Cara Ini

Ayu Maharani, 05 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Berhasil selamat dari bencana dahsyat, bukan berarti anak korban gempa tak lagi memerlukan pertolongan. Bantulah mereka bangkit dengan cara ini.

Bantu Anak Korban Gempa untuk Bangkit dengan Cara Ini

Akhir-akhir ini bencana alam makin sering menimpa sebagian wilayah di Indonesia. Gempa bumi dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah Jumat (28/9) lalu menelan korban jiwa yang tak sedikit, meski banyak juga korban yang selamat, termasuk anak-anak. Meski demikian, selamat dari gempa bumi yang hebat bukan berarti mereka baik-baik saja. Justru saat mereka selamat, kehidupan mereka berubah total dan berpotensi menimbulkan trauma dan penyakit.

Bayangkan saja, bagaimana rasanya terluka karena tertimpa reruntuhan, terpisah dari keluarga atau bahkan ditinggal mati bapak ibunya, tidak lagi bisa bersekolah, dan tak bisa mengisi perut karena tidak ada bahan makanan yang tersisa? Pasti mereka berisiko terkena trauma dan sulit melanjutkan hidup dengan sebagaimana mestinya.

Namun, Anda dapat melakukan sesuatu untuk mengembalikan kondisi dan semangat mereka. Berikut hal-hal yang dapat Anda berikan untuk membantu anak-anak korban gempa Sulawesi:

  • Menjadi relawan gempa

Saat sedang berduka, Anda tentu membutuhkan adanya sosok lain yang bisa menemani. Begitu pula dengan mereka. Bila Anda memiliki waktu dan tenaga yang cukup, tak ada salahnya mendaftarkan diri menjadi relawan gempa.

Di sana, Anda bisa membantu mereka membuat tempat berlindung sementara, menyiapkan makanan untuk para pengungsi, mengobati mereka yang terluka dan membantu tenaga medis untuk menyiapkan obat-obatan, membantu menyalurkan kebutuhan pokok, hingga menjadi guru sementara bagi anak-anak.

Ya, di tempat pengungsian, bersama relawan lainnya Anda bisa menciptakan suasana sekolah dan melakukan aktivitas belajar untuk mengurangi kesedihan mereka. Tiba-tiba berhenti sekolah akibat gempa tentu membuat mereka tidak nyaman, bukan? Selain karena kehilangan canda tawa dari teman-temannya, mereka juga tidak bisa menambah ilmu pengetahuan baru yang sebenarnya sangat dibutuhkan di usia mereka.

Mulai saja dengan membacakan cerita, membuat mereka berani mengulas buku bacaan mereka, belajar berhitung, membuat eksperimen-eksperimen sederhana, bernyanyi bersama, dan mempelajari pelajaran sekolah lainnya. Karena dengan menjadi relawan gempa, Anda bisa berpartisipasi penuh dalam memulihkan kondisi psikis dari para korban, khususnya anak-anak.

Selanjutnya

  • Berdonasi

Tidak bisa menjadi relawan karena keterbatasan waktu dan tenaga? Tenang, Anda masih bisa, kok, membantu mereka dengan cara berdonasi. Dan lebih baik, Anda berdonasi di pusat donasi yang sudah tepercaya demi menghindari dana tersebut jatuh di tangan orang yang tak bertanggung jawab.

Dengan menyisihkan rezeki Anda ke organisasi resmi, mereka bisa menggunakannya untuk membelikan korban selamat alas tidur, obat-obatan, bahan makanan, hingga kebutuhan anak-anak, seperti mainan sederhana, buku bacaan, dan alat tulis.

Sementara itu, berdonasi juga membantu para relawan membangun pusat kegiatan anak supaya korban selamat tidak terlalu berfokus pada kehilangan dan kesedihan. Tanpa adanya donasi, tidak mungkin, kan, relawan gempa bisa menyediakan meja kayu kecil, alat tulis, buku bacaan, papan tulis, serta mainan sederhana untuk anak-anak korban gempa? Oleh sebab itu, bulatkan saja tekad Anda untuk berdonasi.

  • Ajak mereka untuk berbicara

Dalam mengekspresikan perasaan, ada orang yang bisa langsung menangis histeris, ada juga yang hanya diam dan memendamnya sendiri, tak terkecuali anak-anak. Nah, jika Anda adalah orang tua atau anggota keluarga dari anak korban gempa yang murung dan menjadi penyendiri, lebih baik ajak ia untuk berbicara.

Mereka sering kali memendam sendiri karena merasa tidak akan ada yang mendengarkan. Untuk itu, luangkanlah waktu untuk mengajaknya berbicara dari hati ke hati dan tekankan bahwa tidak apa-apa merasa sedih dan kehilangan. Yakinkan juga dirinya bahwa ia tidak akan benar-benar sendiri.

Setelah anak itu mulai menerima fakta tentang bencana gempa yang merenggut kehidupannya, diskusikan saja secara ringan apa yang akan dilakukan dirinya setelah melewati masa-masa ini. Intinya, buatlah mereka berpikir masih ada harapan di hari esok.

Selanjutnya

  • Ajak mereka beraktivitas seperti biasa

Selesai mengobrol rutin dengan anak korban gempa, ajaklah ia untuk beraktivitas seperti biasa. Meskipun masih berada di tempat pengungsian, tak ada salahnya baginya untuk tetap belajar, bermain, membersihkan diri dan daerah tempat tidurnya. Hal itu bertujuan mengalihkan dan memulihkan dirinya dari rasa trauma.

Memang tidak akan mudah dan cepat prosesnya, tapi tidak ada salahnya untuk dicoba. Bila keadaan satu anak sudah membaik, energi positif yang dimiliki anak itu akan pasti akan menginspirasi anak-anak korban gempa lainnya.

  • Jangan lupa obati cederanya

Habis terkena reruntuhan atau berjalan di medan yang sulit, hal itu berisiko menimbulkan cedera pada anak-anak korban gempa. Salah satu yang paling sering terjadi saat gempa adalah kepala terbentur. Kondisi kepada yang terbentur harus cepat ditangani karena anak sangat mudah trauma dengan rasa sakit.

Jika berdarah, segera cari bantuan ke tenaga medis terdekat. Sedangkan apabila tidak berdarah, Anda bisa mengompresnya dengan es yang telah dibalut kain atau gunakan ice pack di bagian yang terbentur. Setelah itu, baringkan anak itu dengan posisi kepala yang lebih tinggi.

Membantu anak korban gempa untuk bangkit dari keterpurukannya memang gampang-gampang susah. Butuh kesabaran ekstra untuk memahami dan membawa mereka kembali normal. Nah, kelima cara di atas diharapkan mampu menginspirasi Anda dalam membangkitkan semangat anak korban gempa agar mereka percaya kalau masih ada hari esok yang lebih baik. Semangat!

[RS/ RVS]

traumaKorban GempaAnakGempa SulawesiDepresiAnak Korban Gempa

Konsultasi Dokter Terkait