HomeInfo SehatKesehatan LansiaEfek Bius Total Operasi Plastik pada Lansia
Kesehatan Lansia

Efek Bius Total Operasi Plastik pada Lansia

dr. Resthie Rachmanta Putri. M.Epid, 04 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Lansia juga boleh lakukan operasi plastik, lho! Namun, sebelum nya, perlu mengetahui efek bius total yang diperlukan dalam operasi plastik.

Efek Bius Total Operasi Plastik pada Lansia

Berpenampilan lebih muda dan menarik adalah dambaan setiap orang, tak terkecuali lansia. Tak jarang—terlebih jika didukung secara finansial—banyak yang mencoba untuk mengoptimalkan penampilan melalui operasi plastik. Khusus untuk para lansia, ada beberapa pertimbangan yang perlu diketahui sebelum melakukan operasi plastik, terutama mengenai efek bius total yang biasa diperlukan untuk prosedur operasi.

Memang tak semua operasi plastik membutuhkan tindakan bius total. Namun, umumnya semakin luas dan semakin dalam daerah operasinya, tindakan bius total (anestesi umum) akan dibutuhkan. Dan perlu diketahui, tindakan pembiusan tersebut juga memiliki efek pada pasien. Pada lansia, efek bius total yang dapat terjadi segera setelah dibius, antara lain:

  • Mual dan muntah

Keluhan mual muntah dapat terjadi segera setelah pasien lansia sadar. Rasa mual ini bisa hanya terjadi beberapa jam, dan paling lama berlangsung selama dua hari setelah bius umum dilakukan. Untuk mengurangi rasa mual, dokter dapat memberikan obat-obatan seperti domperidon atau ondansentron.

  • Kedinginan, bahkan hingga menggigil

Keluhan ini cukup sering terjadi setelah pembiusan selesai. Hal ini wajar karena saat pembiusan, suhu tubuh akan turun. Setelah pembiusan selesai, tubuh akan berusaha mengembalikan suhu menjadi normal dengan menggigil. Rasa kedinginan dan menggigil bisa terjadi selama beberapa menit hingga 1-2 jam setelah operasi selesai. Jika ini terjadi, biasanya dokter atau perawat akan memberikan selimut hangat untuk mengurangi keluhan.

  • Suara serak dan nyeri tenggorokan

Saat tindakan pembiusan sudah dilakukan, umumnya dokter anestesi akan memasukkan sebuah pipa dari mulut pasien, ke tenggorokan, hingga ke bronkus (saluran yang menuju ke paru) untuk memastikan bahwa pasien tetap mendapatkan pasokan oksigen dalam jumlah cukup. Tindakan ini kadang menyebabkan cedera ringan di daerah tenggorokan, sehingga dapat menimbulkan keluhan suara serak dan nyeri tenggorokan. Keluhan ini akan hilang secara perlahan dalam beberapa hari hingga 1 minggu.

  • Pusing

Pusing atau sensasi seperti melayang dapat dirasakan setelah operasi selesai karena tekanan darah masih belum stabil. Oleh karena itu, setelah operasi, pasien dianjurkan untuk memosisikan diri secara bertahap mulai dari berbaring, duduk bersandar, duduk tanpa topangan, berdiri, baru berjalan.

  • Kebingungan

Saat baru saja terbangun setelah bius umum, kadang terjadi disorientasi tempat dan waktu. Hal ini umumnya hanya terjadi sesaat dan akan pulih maksimal 12 jam. Dengan dikelilingi orang-orang terdekat, melihat jam, dan bisa melihat pemandangan di luar ruangan untuk dapat membedakan siang atau malam, kebingungan dapat segera berakhir.

Sebetulnya bukan hanya pada lansia, kelima hal di atas merupakan efek yang sering terjadi pada tindakan bius total pada semua usia. Namun, lansia lebih rentan mengalaminya dibandingkan dengan pasien lain yang berusia lebih muda.

Ada juga efek jangka panjang bius total pada lansia

Tak hanya itu, efek bius total pada lansia juga dapat terjadi dalam jangka waktu yang lebih panjang, berupa:

  • Delirium pascaoperasi

Delirium merupakan kondisi perubahan mendadak di otak yang menyebabkan disorentasi, gangguan emosional, dan perubahan perilaku. Delirium ditandai dengan kesulitan untuk memusatkan perhatian pada suatu hal, disorientasi terhadap lingkungan di sekitarnya, dan bisa terjadi gangguan perilaku seperti meracau, gelisah, atau mengamuk.

Pada lansia, kondisi delirium ini dapat terjadi segera setelah operasi selesai atau dapat juga baru mulai terjadi beberapa hari setelah operasi. Umumnya, delirium pascaoperasi akan menghilang dalam waktu 1 minggu.

  • Gangguan kognitif pascaoperasi (postoperative cognitive dysfunction atau POCD)

Dibandingkan dengan delirium, kondisi ini lebih serius. Gangguan kognitif setelah operasi merupakan risiko jangka panjang dari bius umum pada lansia. Memang tak semua lansia akan mengalaminya, tapi yang lebih rentan adalah lansia yang memiliki riwayat penyakit jantung, paru, Alzheimer, dan Parkinson.

Gangguan kognitif pascaoperasi ditandai dengan kehilangan memori secara perlahan, menyebabkan kesulitan untuk mengingat sesuatu, serta kesulitan untuk mempelajari hal-hal baru.

Dari penjelasan di atas, bukannya lansia tak boleh melakukan operasi plastik. Boleh saja. Namun, agar dapat terhindar dari efek samping bius total atau jenis bius lainnya yang digunakan, diskusikan kondisi kesehatan terlebih dulu dengan dokter anestesi dan dokter saraf sebelum operasi dilakukan.

[RN/ RVS]

Gangguan KognitifOperasi PlastikLansiaBius TotalEfek Bius TotalAnaestesiPostoperative Cognitive DysfunctionPOCDDelirium

Konsultasi Dokter Terkait