Pernapasan

Hati-Hati, Menghirup Asap Kebakaran Bisa Sebabkan Luka Bakar

dr. Alberta Jesslyn Gunardi. BMedSc Hons, 28 Sep 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Luka bakar tak hanya diakibatkan oleh paparan api pada kulit. Menghirup asap kebakaran pun bisa sebabkan luka bakar. Bagaimana bisa?

Hati-Hati, Menghirup Asap Kebakaran Bisa Sebabkan Luka Bakar

Siang hari kemarin (27/9) terjadi kebakaran di Gerbang Tol Pejompongan di ruas Tol Dalam Kota (depan Gedung BPK), Jakarta. Kondisi lalu lintas di sekitar lokasi kebakaran sempat macet total, dan orang-orang yang di sekitar lokasi tentunya terpapar asap. Tahukah Anda bahwa asap kebarakan juga bisa sebabkan luka bakar?

Luka bakar kerap identik dengan paparan suhu panas terhadap kulit. Biasanya, seseorang mengalami luka bakar akibat api atau suhu tinggi seperti air panas. Biasanya, luka bakar akibat kedua kasus tersebut menyebabkan luka bakar yang cukup dalam dan serius.

Berdasarkan tingkat keparahannya, luka bakar dapat dibagi menjadi:

  • Derajat satu

Luka bakar derajat satu adalah luka bakar yang paling ringan. Luka bakar yang terjadi bersifat superficial, yaitu pada epidermis atau lapisan kulit paling luar. Gejala dapat berupa kulit kemerahan, bengkak, dan nyeri. Biasanya, luka bakar derajat satu bisa terjadi akibat terbakar sinar matahari. Cara untuk mencegah luka bakar ini adalah dengan menggunakan tabir surya.

  • Derajat dua

Luka bakar derajat dua lebih dalam daripada derajat satu. Luka bakar terjadi pada lapisan kulit epidermis secara sebagian atau seluruh dermis (lapisan kulit dalam). Luka bakar derajat dua biasanya terasa nyeri hebat akibat saraf yang juga ikut terbakar. Luka bisa berwarna kemerahan atau putih. Pada luka juga terdapat lenting atau bulatan yang berisi cairan, tampak basah atau lembap, dan bengkak. Luka bakar derajat dua dalam biasanya akan meninggalkan bekas luka.

  • Derajat tiga

Luka bakar derajat tiga adalah yang paling parah dan dalam. Luka sudah melewati kulit baik luar (epidermis) dan dalam (dermis). Luka juga sudah mencapai jaringan lemak di bawah kulit. Luka bisa berwarna putih atau bisa juga hitam seperti arang. Kulit pun tampak seperti lilin atau terasa kasar jika diraba. Luka bakar derajat tiga biasanya tidak menimbulkan nyeri, atau bahkan baal (tidak merasakan apa pun) akibat saraf yang sudah rusak atau mati. Luka bakar derajat ini membutuhkan penanganan khusus oleh dokter spesialis bedah plastik atau dokter ahli lainnya.

Menghirup asap kebakaran juga bisa berbahaya

Pada saat terjadi kebakaran, bukan hanya apinya saja yang berbahaya. Asap kebakaran pun juga harus diwaspadai karena bisa mengakibatkan cedera inhalasi. Oleh karena itu, biasanya tim pemadam kebakaran menggunakan atribut lengkap mulai dari pelindung kepala, baju penutup lengkap dengan celana panjang, termasuk masker.

Cedera inhalasi bisa sangat berbahaya. Jika tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini dapat menyebabkan kematian karena bisa membuat penderitanya kesulitan dalam bernapas. Cedera inhalasi dapat terjadi ketika asap kebakaran menyebabkan luka akibat panas pada saluran pernapasan seseorang yang terpapar, sehingga mengakibatkan saluran pernapasan menjadi bengkak dan jalan napas menjadi tertutup.

Gejala cedera inhalasi meliputi batuk, suara serak, nyeri dada, batuk darah, sesak napas, bunyi saat bernapas, nyeri kepala, nyeri ulu hati, mual, nyeri pada mata atau gangguan pengllihatan, pingsan, kebingungan, bahkan koma.

Gejala cedera inhalasi mungkin sulit diketahui awam. Oleh sebab itu, sebaiknya jika Anda berada di sekitar lokasi kebakaran lebih baik biarkan tenaga yang lebih ahli seperti pemadam kebakaran yang berusaha memadamkan api. Jika Anda ingin membantu, pastikan tubuh terlindungi secara maksimal dan gunakan masker. Ingat, luka bakar juga tak hanya diakibatkan oleh paparan langsung kobaran api ke kulit, tapi juga luka bakar berupa cedera inhalasi akibat menghirup asap kebakaran.

[RN/ RVS]

Asap KebakaranCedera InhalasiKebakaran Gerbang Tol PejomponganLuka Bakar

Konsultasi Dokter Terkait