Diet dan Nutrisi

Diet Mediterania Juga Bisa Turunkan Risiko Stroke

Bobby Agung Prasetyo, 24 Sep 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Selain bisa menurunkan berat badan, diet Mediterania juga dipercaya bisa turunkan risiko stroke. Pahami fakta medisnya di sini.

Diet Mediterania Juga Bisa Turunkan Risiko Stroke

Dari sekian banyak pilihan metode diet, apakah Anda sudah menemukan yang cocok? Salah satu diet yang populer di dunia dan bisa Anda coba terapkan adalah diet Mediterania. Kebaikan diet ini tak hanya dapat membantu menurunkan berat badan, tapi juga dipercaya bisa turunkan risiko stroke!

Diet Mediterania terinspirasi dari pola makan masyarakat di berbagai negara Eropa Selatan dan Eropa Timur, yang berbatasan langsung dengan Laut Mediterania. Banyak ahli yang yakin bahwa penduduk di negara-negara tersebut memiliki kondisi kesehatan yang baik dan berdampak pada panjangnya usia hidup berkat pola makan ini.

“Diet Mediterania merupakan suatu pola makan sederhana yang menitikberatkan pada konsumsi tanaman. Pola makan ini berfokus pada konsumsi buah dan sayur, kacang-kacangan, biji-bijian, dan penggunaan extra virgin olive oil. Sumber protein hewani pada diet ini tidak didapatkan dari daging merah, melainkan dari ikan, telur, produk olahan susu, dan daging unggas,” kata dr. Sara Elise Wijono, M.Res, dari KlikDokter menjelaskan.

Secara prinsip, diet Mediterania mengharuskan pelakunya mengonsumsi makanan kaya antioksidan yang berperan dalam menjaga kesehatan bakteri di sistem pencernaan. Hal tersebut nantinya turut andil dalam mencegah inflamasi kronis di seluruh tubuh, terutama otak. Tak heran jika diet yang satu ini juga bisa menyelamatkan Anda dari berbagai macam gangguan kesehatan, salah satunya risiko stroke.

Kebaikan diet Mediterania untuk otak menurunkan risiko stroke

Baru-baru ini, tiga lembaga pendidikan asal Inggris, yakni Universitas East Anglia, Universitas Aberdeen, dan Universitas Cambridge bergabung untuk mencari tahu apakah diet Mediterania bisa mengurangi risiko stroke pelakunya. Temuan mereka ini kemudian dipublikaskan dalam jurnal “Stroke”.

Peneliti melibatkan 23.232 partisipan berusia 40-77 tahun selama periode 17 tahun. Data penelitian diambil dari European Prospective Investigation into Cancer Study, sebuah proyek yang dibentuk sebagai upaya menyelidiki hubungan antara diet, faktor gaya hidup, dan kanker.

Untuk mengukur diet para peserta, para peneliti meminta mereka untuk mengonsumsi makanan-makanan ala diet Mediterania selama seminggu. Metode ini dinilai lebih ampuh daripada kuesioner frekuensi makanan yang sering digunakan, yang menanyakan kepada peserta tentang seberapa sering mereka cenderung memakan barang-barang tertentu.

Ketika peneliti menelah data berdasarkan jenis kelamin, ditemukan hasil bahwa efek diet Mediterania lebih terasa pada wanita dengan pengurangan 22 persen risiko stroke. Namun pada pria, hanya terjadi pengurangan sebesar 6 persen, dan secara statistik persentase tersebut tidak signifikan.

Ada variabel potensial lain yang dapat membantu menjelaskan perbedaan jenis kelamin dalam risiko stroke. Para peneliti pun mengungkapkan bahwa sub-tipe stroke yang berbeda bisa saja memengaruhi jenis kelamin tertentu. Agar lebih sahih, mereka ingin melakukan penelitian secara lanjut pada sesi-sesi berikutnya.

Ada pula penelitian dari Spanyol yang diterbitkan di “The New England Journal of Medicine” ini melibatkan sekelompok wanita dengan rentang usia 55-80 tahun. Mereka secara acak menjalani diet rendah karbohidrat atau satu dari dua variasi diet Mediterania. Satu kelompok mengonsumsi diet kaya extra virgin olive oil (lebih dari 60 ml per hari), sedangkan kelompok lainnya mengonsumsi banyak kacang-kacangan (lebih dari 29 ml kacang walnut, almond, dan hazelnut per hari).

Para partisipan kemudian dipantau pola makannya selama 4,8 tahun. Hasilnya, secara keseluruhan partisipan yang mengonsumsi diet kaya extra virgin olive oil mempunyai risiko lebih rendah terkena serangan jantung dan stroke hingga 30 persen. Diet Mediterania juga diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dan trigliserida sementara meningkatkan kadar kolesterol baik. Selain itu, diet ini juga membantu tubuh untuk memproses gula yang masuk ke dalam tubuh.

Diet Mediterania juga bisa menangkal demensia

Tak hanya stroke, diet Mediterania juga berdampak baik terhadap penderita demensia. Studi yang dilakukan Claire McEvoy dari Universitas California, Amerika Serikat, menemukan bahwa populasi dewasa tua sehat yang mengikuti diet Mediterania atau MIND (Mediterranian-DASH Intervention for Neurodegenerative Delay) memiliki risiko demensia 30-35 persen lebih rendah.

Senada dengan temuan tersebut, studi lain yang melibatkan sekitar 7000 partisipan wanita berusia 70-an selama 10 tahun turut menemukan bahwa partisipan yang secara teratur melakukan pola makan MIND memiliki penurunan risiko terkena penyakit Alzheimer sebesar 34 persen.

Berdasarkan penelitian terkini yang dipresentasikan di Alzheimer's Association International Conference di London, orang dewasa yang menjalani pola diet Mediterania mengalami penurunan risiko demensia hingga tiga kali lipat. Pola diet berbasis nabati dapat meningkatkan fungsi kognitif dan menurunkan risiko gangguan kognitif oleh penuaan hingga 30-35 persen.

Meski diet Mediterania dikenal baik untuk kesehatan tubuh, yang salah satunya adalah menurunkan risiko stroke, tapi sebetulnya para ahli sepakat bahwa diet terbaik adalah konsumsi makanan bergizi secara seimbang, lalu dikombinasikan dengan olahraga secara rutin, pola hidup sehat, dan pengelolaan stres, serta istirahat cukup. Jika Anda tertarik untuk menerapkan diet ini, akan lebih bijak jika Anda berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui apakah diet Mediterania sesuai dengan profil tubuh Anda atau tidak.

[RN/ RVS]

Diet MediteraniaDiet sehatgiziDietBulan Alzheimer SeduniaDiet Mediterania Cegah Strokepola makananStrokeDemensiaAlzheimer

Konsultasi Dokter Terkait