Mana Lebih Baik, Krim Malam atau Sleeping Mask?

Sama-sama digunakan sebagai tahap akhir perawatan kulit pada malam hari sebelum tidur, sekilas tak ada perbedaan signifikan antara krim malam dan sleeping mask. Namun, ternyata isi kandungan dan tujuan pemakaiannya bisa berbeda.

Pemakaian krim malam (night cream)

Krim malam sebenarnya adalah terminologi yang sering digunakan untuk krim yang digunakan pada malam hari. Disebut krim malam sebab krim ini mengandung zat yang lebih baik digunakan pada malam hari, yaitu retinoid. Kandungan tersebut biasanya ditemukan pada krim malam racikan dokter kulit.

Retinoid merupakan turunan retinol, vitamin A. Menurut Mukherjee dalam tulisan di jurnalnya, zat ini bermanfaat untuk peremajaan atau rejuvenasi kulit sehingga sangat baik digunakan secara rutin. Namun, sayangnya saat ini banyak juga beredar krim yang bukan racikan dokter, sehingga tidak jelas apa sebetulnya kandungan zat yang terdapat di dalamnya.

Pemakaian sleeping mask

Sleeping mask biasanya merujuk pada kemasan yang dijual bebas oleh beberapa merk ternama. Salah satu kandungan sleeping mask biasanya adalah gliserin. Gliserin yang ditambahkan di dalam masker akan memperbaiki fungsi hidrasi kulit. Jadi, adanya kandungan gliserin dapat melembapkan dan mencegah kulit kering. Selain itu, gliserin juga bisa memperbaiki elastisitas kulit.

Selain gliserin, banyak sleeping mask yang juga mengandung asam hialuronat. Asam hialuronat adalah molekul unik yang berperan menjaga kelembapan kulit, yang mana perannya adalah menjaga kandungan air di dalam kulit cukup. Pada proses penuaan, asam hialuronat pada epidermis (lapisan terluar kulit) akan menghilang, sehingga wajar bila seiring pertambahan usia kulit menjadi lebih kering.

Sebetulnya ini tergantung preferensi atau kebutuhan kulit Anda. Seperti krim malam, ada juga produsen yang menambahkan kandungan derivat vitamin A ke dalam produk sleeping mask-nya, sehingga baik untuk peremajaan kulit sekaligus menjaga tekstur dan kekenyalan kulit yang sehat.

Sampai sini Anda masih bingung mau pilih yang mana? Mungkin tips di bawah ini bisa membantu.

1. Cermati jenis kulit Anda

Sleeping mask dan krim malam sama-sama bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas kulit Anda pada malam hari saat beristirahat. Bila Anda memiliki jenis kulit kering, gunakan sleeping mask rutin beberapa kali seminggu, selama tidak ada keluhan setelah Anda menggunakannya.

Sedangkan bila kulit Anda cenderung berminyak dan berjerawat, hidrasi atau kelembapan kulit bukan masalah utama bagi Anda. Anda lebih baik mengobati kondisi jerawat terlebih dahulu dengan krim malam yang mengandung retinoat.

Penanganan jerawat lebih lanjut mungkin juga dibutuhkan seperti penggunaan antibiotik oles. Beberapa pasien dengan kulit berjerawat mengeluhkan munculnya komedo setelah penggunaan sleeping mask. Oleh karena itu, sesuaikan penggunaan keduanya dengan kondisi kulit wajah Anda.

2. Jangan mudah terpengaruh iklan

Secantik dan semulus apa pun bintang iklan dari produk perawatan kulit, ingatlah bahwa kondisi kulit wajahnya tidak selalu sama dengan kulit wajah Anda (plus jangan lupa adanya polesan digital imaging). Jadi, belum tentu Anda akan cocok dengan siapa pun selebritas yang menjadi wajah dari produk kecantikan yang diiklankan.

3. Bersabar dalam pengobatan

Penggunaan retinoid tidak memberikan hasil instan. Efeknya baru terlihat setelah beberapa minggu, bahkan bisa sampai beberapa bulan. Awalnya bisa timbul keluhan kemerahan, gatal, dan pedih. Semua gejala tidak nyaman tersebut bisa diatasi dengan pemberian salep lain. Penggunaan krim malam sebaiknya dilanjutkan untuk meremajakan kulit Anda.

Baik krim malam maupun sleeping mask, penggunannya harus tepat dan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan kulit. Agar perawatan kulit wajah lebih optimal, lebih baik bicarakan ini dengan dokter kulit mengenai jenis kulit Anda dan produk perawatan wajah jenis apa yang paling sesuai. Jika ingin membeli produk kecantikan yang dijual bebas, baca keterangan kandungan produknya.

[RN/ RVS]