Efektifkah Olahraga Mengatasi Masalah Kecanduan?

Zat adiktif seperti narkoba bisa menimbulkan banyak kerugian pada pemakainya. Parahnya, zat tersebut juga menimbulkan kecanduan yang membuat seseorang seakan tak bisa lepas dari jeratnya.

Berdasarkan penjelasan dr. Fiona Amelia dari KlikDokter, seseorang yang kecanduan narkoba perlu mendapatkan terapi khusus agar bisa lepas dari jerat yang sedang melilit tubuhnya.

“Pada prinsipnya, segala jenis kecanduan tidak bisa hanya diterapi dengan obat-obatan yang hanya berfungsi mengatur zat-zat kimia supaya tubuh tidak lagi menuntut hal-hal pemicu candu. Satu hal yang lebih penting daripada obat-obatan adalah terapi perilaku,” kata dr. Fiona.

Lebih lanjut, dr. Fiona menyebutkan bahwa tahapan-tahapan rehabilitasi pada pasien kecanduan narkoba adalah sebagai berikut:

1. Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi)

Pada tahap ini, pecandu diperiksa secara fisik dan mental oleh dokter terlatih. Menurut dr. Fiona, dokterlah yang memutuskan apakah pecandu perlu diberikan obat tertentu untuk mengurangi gejala putus zat (sakau) yang ia derita. Pemberian obat juga tergantung dari jenis narkoba dan berat ringannya gejala putus zat.

2. Tahap rehabilitasi nonmedis

Pada tahap ini, pecandu ikut dalam program rehabilitasi. Di tempat rehabilitasi, pecandu akan menjalani melakoni berbagai kegiatan, seperti program therapeutic communities (TC), 12 steps (dua belas langkah), pendekatan keagamaan, dan lain-lain.

3. Tahap setelah rehabilitasi

Pada tahap ini, pecandu diberikan kegiatan sesuai dengan minat dan bakat untuk mengisi kegiatan sehari-hari. Pecandu juga dapat kembali ke sekolah atau tempat kerja, namun tetap berada di bawah pengawasan pihak berwajib.

Selain tiga di atas, Verywellmind menyebutkan bahwa olahraga juga dapat diikutsertakan sebagai terapi alami untuk mengatasi masalah kecanduan. Namun, apakah cara ini terbukti efektif?

Berdasarkan penelitian, olahraga yang dilakukan secara rutin dan teratur dapat mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Para ahli juga semakin yakin bahwa olahraga dapat mengurangi gejala kecanduan.

Meski begitu, studi menunjukkan bahwa olahraga tak bisa memberikan dampak signifikan untuk segala jenis kecanduan. Satu kebiasaan buruk yang katanya dapat terkikis dengan aktivitas olahraga secara rutin dan teratur adalah merokok.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa perokok yang rutin berolahraga memiliki kecenderungan hasrat untuk merokok yang berkurang dari waktu ke waktu.  Mereka pun akhirnya mempunyai suasana hati yang lebih baik.

Hal serupa turut terjadi pada pasien kecanduan morfin. Saat mereka berolahraga secara rutin dan teratur, perilaku kecemasan menjadi lebih minim dan berhasil mengurangi sensitivitas suhu tubuh. Ini bisa terjadi karena olahraga dapat memperbaiki kerusakan jaringan otak akibat paparan obat-obatan terlarang.

Dari temuan di atas, olahraga telah diketahui memiliki potensi besar sebagai pengobatan tambahan untuk masalah kecanduan. Efek menguntungkan pada suasana hati membuatnya cocok untuk membantu proses pemulihan dan mencegah kekambuhan. Di balik itu, olahraga juga turut membuat tubuh lebih sehat, dan membantu memperbaiki struktur kerusakan pada otak.

Namun, untuk memusnahkan masalah kecanduan hingga ke akarnya, olahraga tentu perlu dikombinasikan dengan kegiatan-kegiatan positif lainnya.

“Para pecandu narkoba akan diberikan kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Ini agar mereka dapat kembali pada lingkungan sosialnya, menjalankan pola hidup sehat, menjadi lebih produktif dan lebih percaya diri. Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan kerja atau keterampilan, olahraga, dan kesenian,” jelas dr. Fiona.

Jadi, ya, olahraga dapat memberikan efek positif pada pasien kecanduan. Namun, aktivitas sehat ini tetap perlu dikombinasikan dengan kegiatan rehabilitasi lainnya agar hasilnya lebih optimal.

[NB/ RVS]