HomeInfo SehatKesehatan UmumMengenal Sindrom Kelelahan Kronis yang Bikin Badan Lemas
Kesehatan Umum

Mengenal Sindrom Kelelahan Kronis yang Bikin Badan Lemas

dr. Atika, 18 Agu 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Anda sering merasa badan lemas, tidak bertenaga, sering lelah dan sulit konsentrasi? Jangan-jangan Anda menderita sindrom kelelahan kronis!

Mengenal Sindrom Kelelahan Kronis yang Bikin Badan Lemas

Sindrom kelelahan kronis atau chronic fatigue syndrome bisa menjadi penyebab keluhan badan lemas terus-terusan. Awalnya, sindrom ini dinamai ensefalomialgia yang diambil dari kata “ensefal” yang berarti otak dan “mialgia” berarti nyeri otot. Ini karena gambaran utama dari sindrom ini adalah masalah pada otak dan masalah pada otot. Anda pernah merasakan gejala ini?

Kombinasi badan lemas yang menetap dan gangguan kognitif

Keluhan utama sindrom kelelahan kronis adalah rasa lelah yang menetap selama lebih dari 6 bulan tanpa penyebab yang jelas. Selain badan lemas yang menetap, penderita juga mengalami kesulitan secara kognitif seperti sulit untuk berpikir dan konsentrasi. Dilaporkan juga adanya gejala mudah lupa memori jangka pendek.

Adanya masalah kognitif ini sering mengganggu aktivitas dan produktivitas kerja penderita, sehingga menimbulkan urgensi bagi penderita untuk mencari tahu penyebabnya. Ketidakpuasan atas hasil pemeriksaan medis sering kali menyebabkan penderita gonta-ganti dokter.

Meski sindrom kelelahan kronis dilaporkan banyak diderita penduduk Amerika Serikat, tapi sebelumnya belum ada data yang jelas. Secara umum, sindrom ini lebih banyak dialami wanita ketimbang pria. Kelompok usia yang sering mengalami sindrom kelelahan kronis adalah usia muda hingga dewasa paruh baya.

Sindrom kelelahan kronis bisa hilang timbul. Kekambuhannya biasanya dipicu oleh stres psikologis, berolahraga, kurang tidur, serta sedang menderita penyakit infeksi tertentu.

Penderita sindrom kelelahan kronis dapat mengalami depresi akibat ketidakmampuan mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Meski demikian, penderita sindrom ini harus dibedakan dari penderita depresi.

Depresi murni umumnya mengeluhkan gejala-gejala khas depresi yang bisa dialami selama bertahun-tahun. Namun demikian, umumnya tidak ada disfungsi dalam kognitif atau berpikir seperti yang dialami penderita sindrom kelelahan kronis.

Penyebab yang masih belum diketahui secara pasti

Penyebab dari sindrom kelelahan kronis belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan kuat bahwa sindrom ini terjadi akibat adanya penyakit infeksi serta proses imunologis. Jenis penyakit seperti pneumonia, infeksi virus Epstein-Barr (EBV), dan infeksi saluran pernapasan atas diperkirakan dapat memicu kelelahan yang berkepanjangan pada beberapa orang. Jika gejala gangguan kognitif turut dirasakan, maka ini digolongkan sebagai sindrom kelelahan kronis.

Dikarenakan penyebab sindrom ini belum diketahui secara pasti, maka belum terdapat pemeriksaan tunggal yang dapat membantu diagnosis sindrom kelelahan kronis. Keputusan akan seseorang menderita sindrom ini atau tidak berdasar pada segala upaya pemeriksaan tapi tidak ditemukan penyakit pada organ tubuh mana pun.

Petunjuk bagi dokter atau tim medis bisa diperoleh dari pasien yang umumnya memiliki gaya hidup atau pengalaman yang “melelahkan” dalam jangka panjang. Entah itu berkaitan dengan pekerjaan yang berat, aspek keluarga, atau stres yang bersumber dari rumah tangga. Obat untuk sindrom ini pun belum tersedia. Penanganan yang dilakukan sebatas suportif dan menangani berbagai keluhan yang dirasakan.

Bila keluhan lemas hingga nyeri otot sangat mengganggu, maka akan diresepkan obat untuk menangani nyeri otot tersebut. Kesulitan tidur juga bisa menjadi keluhan utama yang mengganggu penderita, maka penanganannya difokuskan pada pencapaian tidur yang berkualitas. Penanganan tambahan yang disarankan misalnya pemijatan, akupunktur, serta manajemen aktivitas.

Jika Anda merasakan badan lemas berkepanjangan yang disertai dengan masalah kognitif, bisa jadi Anda memiliki sindrom kelelahan kronis. Jika Anda terdiagnosis sindrom ini, usahakan untuk tetap aktif tapi jangan dilakukan secara berlebihan. Mulailah kegiatan sedikit demi sedikit, serta tambahkan kesibukan lain secara perlahan. Pastikan untuk beristirahat dengan cukup di sela aktivitas untuk menghindari kekambuhan dan munculnya gejala.

[RN/ RVS]

Gangguan KognitifSindrom Kelelahan Kronissulit konsentrasiDepresiBadan Lemas

Konsultasi Dokter Terkait