HomeIbu Dan anakKesehatan BayiKekurangan Omega-3 Sebabkan Bayi Lahir Prematur?
Kesehatan Bayi

Kekurangan Omega-3 Sebabkan Bayi Lahir Prematur?

dr. Karin Wiradarma, 16 Agu 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Kekurangan omega-3 dianggap sebagai salah satu penyebab bayi lahir prematur. Apakah anggapan ini sesuai dengan fakta medis?

Kekurangan Omega-3 Sebabkan Bayi Lahir Prematur?

Para ahli sangat berupaya untuk mencegah kelahiran prematur. Ini karena prematuritas adalah salah satu penyebab utama kematian bayi baru lahir di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Bayi prematur adalah kelahiran yang terjadi terlalu awal dari yang seharusnya (kurang dari 34 minggu). Bayi yang lahir dengan kondisi ini memiliki organ-organ tubuh yang belum berkembang sempurna, sehingga harus dirawat selama beberapa waktu di NICU (Neonatal Intensive Care Unit) alias ICU khusus untuk bayi baru lahir.

Hal tersebut tentunya memakan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi dengan stres yang dirasakan oleh orang tua dan anggota keluarga, karena si jabang bayi yang selama ini dalam kandungan berada jauh dari jangkauan.

Penyebab bayi lahir prematur

Penyebab bayi lahir prematur masih belum diketahui dengan pasti. Para ahli meyakini bahwa beberapa kondisi di bawah ini memainkan suatu peran tersendiri.

  • Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
  • Kehamilan kembar
  • Sering terpapar asap rokok saat hamil
  • Adanya hipertensi atau diabetes selama kehamilan
  • Riwayat keguguran berulang

Meski penyebab bayi lahir prematur masih merupakan sebuah misteri, risiko terjadinya keadaan tersebut konon dapat diperkecil dengan mengonsumsi omega-3 selama kehamilan.

Omega-3 dan risiko bayi lahir prematur

Bermula pada tahun 1986, sebuah studi yang dilakukan di Denmark menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengonsumsi makanan dengan kandungan tinggi omega-3 berhasil meningkatkan berat badan lahir bayi dengan memperpanjang usia kehamilan. Dengan usia kehamilan yang lebih panjang, diharapkan dapat mencegah bayi lahir prematur, terutama pada ibu hamil yang berisiko.

Namun, dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang diperoleh masih belum bulat. Ada penelitian yang menyatakan bahwa suplementasi omega-3 selama kehamilan dapat mencegah kelahiran prematur, namun ada pula yang menyatakan sebaliknya.

Meski demikian, mengingat pentingnya omega-3 bagi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Food and Agriculture Organization Amerika menyarankan ibu hamil untuk mengonsumsi omega-3 selama kehamilan.

Omega-3 diketahui dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan risiko penyakit jantung. Di samping itu, omega-3 yang dikonsumsi selama kehamilan juga dapat membantu mengendalikan kadar kolesterol selama hamil, serta menurunkan risiko depresi setelah melahirkan.

Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi omega-3 sebanyak 300 mg/hari. Sumber makanan yang kaya akan omega-3, antara lain:

  • Ikan makerel dan ikan salmon (1 ikan mengandung 4 gram omega-3)
  • Minyak ikan kod (1 sendok makan mengandung 2,7 gram omega-3)
  • Ikan herring (1 ikan mengandung 3 gram omega-3)
  • Kerang (6 kerang mengandung 500 mg omega-3)
  • Ikan sarden (1 ikan mengandung 2 gram omega-3)
  • Caviar atau telur ikan (1 sendok makan mengandung 1 gram omega-3).

Oleh karena itu, meski belum pasti dapat mencegah kelahiran prematur, konsumsi omega-3 selama kehamilan tetap dianjurkan. Untuk hal ini, Anda dapat mengonsumsi 2 ekor dari ikan di atas setiap minggunya. Apabila sulit atau tidak doyan dengan jenis ikan tersebut, Anda dapat mengonsumsi suplemen omega-3 yang diresepkan oleh dokter.

[NB/ RVS]

PrematurKehamilanBayiOmega-3kelahiran PrematurHamil

Konsultasi Dokter Terkait