Saraf

Saraf Terjepit, Apakah Selalu Perlu Dioperasi?

Krisna Octavianus Dwiputra, 15 Agu 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Penyakit saraf terjepit banyak yang belum tahu cara penanganannya. Apakah solusi gangguan saraf ini harus selalu dengan operasi?

Saraf Terjepit, Apakah Selalu Perlu Dioperasi?

Saraf terjepit adalah suatu kondisi ketika bantalan di tulang belakang keluar dari tempat asalnya hingga menjepit saraf. Dikenal dengan sebutan HNP (herniated nucleus pulposus), saraf terjepit bukanlah gangguan kesehatan yang berdiri sendiri, melainkan disebabkan oleh sesuatu. Lalu, jika mengalami saraf terjepit, apakah harus selalu ditangani dengan operasi?

Menurut Mayo Clinic, saraf terjepit dapat terjadi di sejumlah bagian tubuh. Namun, area yang sering terkena adalah punggung bawah atau leher. Jika tulang belakang bawah Anda sakit, itu dapat memberi tekanan pada akar saraf dan menyebabkan rasa sakit yang menyebar ke bagian belakang kaki. Demikian pula, jika terjadi saraf terjepit di pergelangan tangan Anda, dapat memunculkan rasa sakit dan mati rasa di tangan serta jari-jari.

Gejala yang biasa dirasakan penderita saraf terjepit adalah mati rasa atau penurunan rasa di area tertentu, rasa sakit yang tajam, merasakan kesemutan, melemahnya otot di beberapa area tubuh, dan sering merasa kalau kaki atau tangan seperti tidak bisa digerakkan.

Tidak harus selalu dioperasi

Jika merasakan gejala di atas, bisa jadi Anda terkena saraf terjepit. Salah satu cara untuk meredakan sakit saraf terjepit adalah dengan operasi. Contoh kasus saraf terjepit yang harus dioperasi adalah penyempitan ruang saraf tulang belakang yang mengakibatkan kelumpuhan anggota gerak badan. Penanganan itu harus segara dilakukan agar tidak melemahkan anggota gerak badan lainnya.

Namun, kabar baiknya, saraf terjepit tidak harus selalu dioperasi. Menurut dr. Sara Elise Wijono, MRes, dari KlikDokter, jika saraf terjepit dalam kondisi ringan, obat-obatan golongan OAINS (Obat Anti Inflamasi Nonsteroid) seperti aspirin, ibuprofen, atau naproksen dapat diberikan untuk mengurangi pembengkakan.

Selain itu, suntikan steroid epidural juga dapat dilakukan untuk menangani saraf terjepit. Suntikan ini berguna untuk mengurangi pembengkakan dan memungkinkan saraf yang meradang menjadi cepat pulih. Cara lain yang tanpa operasi adalah dengan rehabilitasi medik seperti fisioterapi. Terapi ini bisa membantu meregangkan dan menguatkan otot.

Perawatan bagi penderita saraf terjepit

Anda juga secara mandiri bisa menangani atau mengurangi rasa sakit yang diakibatkan oleh saraf terjepit. Salah satu yang paling mudah adalah dengan menjaga berat badan tubuh agar ideal. Jika terlalu gemuk, itu membuat gangguan saraf terjepit menjadi sulit sembuh. Berikut kiat-kiatnya yang lain: 

1. Pastikan tubuh dalam kondisi nyaman

Anda mungkin perlu mengubah cara Anda duduk atau berdiri untuk menghilangkan rasa sakit dari saraf terjepit. Temukan posisi apa pun yang membantu Anda merasa lebih baik, dan habiskan waktu sebanyak mungkin dalam posisi itu.

2. Istirahat

Tidak peduli di bagian tubuh mana Anda mengalami saraf terjepit, yang terbaik adalah beristirahat selama mungkin jika mengalami sakit saraf terjepit. Hindari aktivitas fisik yang menyebabkan sakit Anda makin parah.

3. Kompres dengan es

Es mengurangi pembengkakan dan peradangan. Caranya, bungkus es dengan handuk, atau jika Anda memiliki kantong es itu lebih baik. Lalu tempelkan ke bagian saraf yang terjepit selama 10–15 menit.

Gangguan saraf terjepit harus mendapatkan penanganan yang tepat. Jika memang dalam kondisi berat, itu harus dioperasi. Apabila dalam kondisi ringan, Anda bisa melakukan perawatan sendiri. Tapi Anda harus ingat, jika tidak ada perubahan secara signifikan setelah melakukan perawatan sendiri, Anda harus segera menemui dokter.

Namun, jika kondisi sudah membaik, Anda perlu menjaga tubuh Anda dengan berolahraga secara rutin. Olahraga bisa mengurangi risiko terjadinya saraf terjepit pada masa mendatang.

[RS/ RVS]

SarafoperasiSaraf TerjepitOtot

Konsultasi Dokter Terkait