HomeInfo SehatJantungTips Turunkan Risiko Serangan Jantung pada Penderita Depresi
Jantung

Tips Turunkan Risiko Serangan Jantung pada Penderita Depresi

Bobby Agung Prasetyo, 14 Agu 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Orang yang sering depresi rentan mengalami serangan jantung. Berikut ini adalah tips untuk menurunkan risiko penyakit mematikan tersebut.

Tips Turunkan Risiko Serangan Jantung pada Penderita Depresi

Tuntutan pekerjaan dan hiruk-pikuk ibu kota adalah keadaan yang bisa menyeret seseorang pada keadaan depresi. Apakah Anda sering mengalami kondisi itu? Jika ya, sebaiknya waspadalah. Ini karena penderita depresi memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung.

Berdasarkan penjelasan dr. Ellen Theodora, depresi merupakan kondisi ketika terjadi pengurangan atau penurunan keadaan emosi maupun mood. Keadaan ini bisa menganggu aktivitas hingga menurunkan kualitas hidup.

“Depresi disebabkan oleh banyak faktor, misalnya faktor biologis, keturunan dan psikososial. Ketiga faktor tersebut dapat berdiri sendiri-sendiri maupun saling terkait dan menjadi penyebab dari gangguan bipolar atau depresi,” ujar dr. Ellen.

Lebih lanjut, dr. Ellen menjelaskan bahwa beberapa gejala yang sangat mungkin dialami oleh penderita depresi adalah sebagai berikut:

  • Sering merasa sedih atau kosong. Pada anak-anak atau remaja, dapat bermanifestasi sebagai mood yang mudah tersinggung.
  • Hilangnya minat atau kesenangan pada hampir semua aspek kehidupan.
  • Penurunan berat badan yang cukup banyak, meski orang tersebut tidak melakukan diet atau olahraga rutin.
  • Insomnia atau hipersomnia setiap hari.
  • Kelelahan atau hilangnya energi setiap hari.
  • Perasaan tidak berharga atau bersalah yang berlebihan.
  • Hilangnya kemampuan untuk berpikir atau memutuskan sesuatu.

Depresi dan serangan jantung

Demi memastikan adanya gangguan depresi, dibutuhkan diagnosis secara langsung  melalui wawancara dengan dokter atau psikiatri.

“Dokter atau psikiatri harus menilai langsung mood yang Anda tunjukkan serta perasaan yang tampak dari wajah, bahasa tubuh, dan lain-lain,” kata dr. Ellen.

Jika ditemukan bahwa Anda benar-benar mengalami depresi, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memperbaiki gaya hidup sehari-hari. Ini karena depresi tak hanya sekadar masalah psikologi. Ya, keluhan tersebut juga menyeret seseorang pada risiko serangan jantung yang lebih tinggi.

Turunkan risiko dengan olahraga

Untungnya, risiko serangan jantung pada penderita depresi bisa diturunkan dengan tindakan yang tergolong praktis. Dilansir dari Healthline, penderita depresi dapat mengurangi risiko serangan jantung dengan rutin berolahraga.

Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa penderita depresi yang berolahraga secara rutin dan teratur memiliki kemungkinan lebih rendah untuk meninggal akibat penyakit jantung maupun serangan jantung. Hal ini karena olahraga dapat menjadi antidepresan alami, yang bahkan bisa menghilangkan kebutuhan akan konsumsi obat-obatan tertentu.

Namun demikian, tantangan bagi banyak orang yang depresi adalah bahwa kondisi tersebut membuat mereka kesulitan untuk berolahraga. Anggapan ini diungkapkan oleh seorang psikolog klinis asal New York, Viola Drancoli.

"Hormon dopamin memainkan peran dalam motivasi diri. Banyak pasien (depresi) kerap mengalami sensasi anggota badan yang berat dan lumpuh. Bahkan, berdiri untuk menyikat gigi akan terasa seperti tantangan yang tak dapat disamakan dengan kemalasan,” ujarnya.

Bagi Anda yang mengalami gejala-gejala depresi, sebaiknya segera sadar diri dan perbaiki gaya hidup dengan rutin berolahraga serta konsumsi makanan bergizi seimbang. Jangan biarkan depresi benar-benar menuntun Anda pada penyakit jantung, serangan jantung, maupun kondisi berbahaya lainnya. Jangan ragu jika ingin berkonsultasi lebih lanjut pada dokter atau psikiater.

[NB/ RVS]

JantungmentalDepresiPenyakit JantungSerangan Jantung

Konsultasi Dokter Terkait