Saraf

Dibanding Pria, Wanita Lebih Berisiko Terkena Alzheimer?

dr. Nitish Basant Adnani BMedSc MSc, 12 Agt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Perbedaan angka kejadian penyakit Alzheimer pada pria dan wanita ternyata cukup signifikan. Simak penjelasannya di sini.

Dibanding Pria, Wanita Lebih Berisiko Terkena Alzheimer?

Demensia merupakan istilah yang digunakan untuk mengelompokkan berbagai penyakit yang memengaruhi daya ingat dan pola pikir di otak, salah satunya Alzheimer. Saat ini, terdapat sekitar 50 juta orang di dunia yang mengalami demensia, baik pria maupun wanita. Pada tahun 2030, diperkirakan sekitar 75 juta orang akan mengalami kondisi ini.

Jenis kelamin dipercaya menjadi salah satu faktor yang berkaitan dengan penyakit Alzheimer. Di berbagai negara, termasuk Australia dan Amerika serikat, dua pertiga dari orang yang mengalami demensia adalah wanita. Bahkan, di Inggris, demensia juga menjadi salah satu penyebab kematian utama pada wanita usia lanjut, hampir setara dengan penyakit jantung.

Antonella Santuccione-Chadha, seorang dokter yang berpengalaman menangani pasien dengan penyakit Alzheimer dari Swiss, menyampaikan bahwa seiring dengan bertambahnya angka kejadian demensia pada wanita, peran dari jenis kelamin dalam terjadinya kondisi kesehatan tersebut membutuhkan investigasi lebih lanjut.

Penyebab demensia pada wanita

Menurut artikel yang dilansir BBC.com, sebagian dari perbedaan antara terjadinya demensia pada pria dan wanita berkaitan dengan usia. Seiring bertambahnya usia, kemungkinan seseorang untuk mengalami Alzheimer juga menjadi makin tinggi. Karena wanita umumnya memiliki umur lebih panjang dibanding pria, angka kejadian pada wanita menjadi lebih banyak.

Selain itu, juga terdapat beberapa faktor risiko demensia, dan secara khusus penyakit Alzheimer, yang lebih memengaruhi wanita dibanding pria. Sebagai contoh, angka kejadian depresi lebih tinggi pada wanita, dan kondisi depresi juga dikaitkan dengan penyakit Alzheimer.

Beberapa faktor risiko lainnya hanya terjadi pada wanita, seperti menopause akibat pembedahan dan komplikasi kehamilan seperti preeklamsia. Keduanya memiliki kaitan dengan penurunan kognitif pada usia lanjut.

Suatu kelompok advokasi bernama Women’s Brain Project (WBP) juga melakukan telaah klinis dari kajian ilmiah yang ada tentang Alzheimer dalam dekade terakhir. Hasilnya mengemukakan bahwa progresivitas gejala psikiatris dan kognitif pada pria dan wanita yang mengalami penyakit Alzheimer dapat berbeda.

Dipercaya bahwa progresivitas dari kondisi tersebut dapat lebih cepat pada wanita dibanding pria setelah diagnosis. Beberapa sumber mengatakan bahwa hormon estrogen yang lebih dominan pada wanita dapat membantu melindungi fungsi otak pada usia muda, tetapi ketika mencapai usia dimana hormon tersebut mulai mengalami penurunan (misalnya menopause), fungsi proteksi tersebut juga makin menurun. Namun demikian, masih dibutuhkan banyak penelitian lainnya untuk mendukung informasi tersebut.

Penyakit Alzheimer merupakan salah satu kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan demensia, yakni gangguan pada daya ingat dan proses pikir. Beberapa penelitian yang ada menunjukkan bahwa wanita memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit tersebut dibandingkan dengan pria.

Namun, baik pada pria maupun wanita, deteksi dini dari Alzheimer merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Dengan demikian, Anda dapat mencegah terjadinya hal-hal yang lebih buruk karena penanganan diterapkan sejak awal.

Karena itu, bila Anda seorang wanita dan merasa memiliki gejala yang sesuai dengan Alzheimer, jangan dibiarkan. Segeralah berkonsultasi dengan dokter secara langsung guna dilakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisis secara langsung. Nantinya dokter dapat menentukan penyebab dan penanganan yang paling sesuai untuk Anda.

[RS/ RVS]

WanitaDemensiaAlzheimer

Konsultasi Dokter Terkait