HomeIbu Dan anakKesehatan Anak5 Tips Tepat Memberi Kebebasan Pada Anak
Kesehatan Anak

5 Tips Tepat Memberi Kebebasan Pada Anak

Aprinda, 18 Feb 2023

Ditinjau Oleh dr. Arina Heidyana

Icon ShareBagikan
Icon Like

Memberi kebebasan pada anak memang bukan tugas yang mudah. Supaya kebebasan yang diberikan tidak kebablasan, simak ulasannya berikut ini!

5 Tips Tepat Memberi Kebebasan Pada Anak

Seiring anak beranjak dewasa, mereka mulai menginginkan privasi sendiri. Selain sibuk dengan aktivitas di sekolah, anak juga perlu bersosialisasi bersama teman-temannya. 

Ketika anak masih kecil, orang tua dengan mudah memantau aktivitasnya. Namun ketika beranjak remaja, orang tua sering kesulitan memantau “kesibukan” mereka. Bahkan, sering kali rencana ideal orang tua terhadap anak terancam berantakan karena bentrok dengan keinginan anak. 

Saat hal ini terjadi, bagaimana sebaiknya orang tua memberi kebebasan pada anak? Yuk, cari tahu jawabannya pada ulasan berikut!

Manfaat dan Dampak Pemberian Kebebasan pada Anak

Menginjak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu usia 12-13 tahun, anak mulai memasuki fase remaja. Pada fase ini, anak mulai merasa membutuhkan privasi, sehingga ia tidak lagi menceritakan hari-harinya di sekolah maupun saat bersama teman-temannya. 

Bahkan, bisa jadi mereka marah ketika orang tua bertanya tentang kegiatan mereka. Kalau sudah begini, orang tua perlu membuat strategi, yakni memberi kebebasan bagi anak namun tetap dalam pengawasan.

Nah, perlu Mama dan Papa pahami bahwa memberikan kebebasan untuk anak ini dapat memiliki sisi positif dan negatif. Menurut dr. Arina Heidyana, dampak positifnya bisa membuat anak jadi senang, tidak merasa tertekan, tidak stres, memiliki banyak teman, dan jadi tahu banyak hal. 

“Sementara dampak negatifnya, anak jadi susah dilarang. Kalau terlalu bebas nanti malah jadi bablas ikut pergaulan yang salah.”

Kebebasan Seperti Apa yang Sebaiknya Diberikan Pada Anak?

Memberi kebebasan untuk anak dapat mendukung tumbuh kembangnya. Namun orang tua perlu diingatkan kembali agar kebebasan yang diberikan tidak kebablasan.

Jangan khawatir, Mama dan Papa bisa mengikuti beberapa tips berikut dalam memberi kebebasan pada anak:

1. Tetap Buat Aturan Ketika Memberikan Ponsel Pada Anak

Sekarang ini, beberapa orang tua memang memutuskan untuk memberikan anak smartphone. Hal ini membuat anak terekspos smartphone lebih dini.

Di satu sisi, orang tua ingin komunikasi dengan anak lebih mudah lancar. Namun, di sisi lain  memberi kebebasan anak bermain gawai bisa membuatnya asyik sendiri dan lupa waktu karena bermain game atau memakai media sosial. Orang tua pun jadi kesulitan mengawasi anak dalam menggunakan gawai.

Mengambil kembali smartphone yang Mama dan Papa berikan ke anak bukanlah solusi yang tepat. Akan tetapi, cobalah terapkan aturan yang jelas. 

Misal, anak harus menyerahkan smartphone-nya saat belajar dan ketika sedang makan bersama keluarga di meja makan. Kemudian, anak juga tidak diperbolehkan memainkan gawai menjelang waktu tidur. 

2. Memberi Jarak bagi Anak untuk Berkembang

Pada usia 14 tahun, anak mungkin mulai menutup pintu, menyimpan rahasia, bahkan lebih percaya saran dari teman-temannya ketimbang nasihat Mama dan Papa. 

Menurut Lucie Hemmen, PhD, penulis “Parenting a Teen Girl”, anak-anak perlu mendapatkan jarak dari orang tua mereka untuk mengembangkan identitas pribadi. Ini adalah hal penting yang perlu Mama dan Papa terapkan dalam memberi kebebasan pada anak.

Mama dan Papa, cobalah untuk sedikit melunak. Semakin orang tua menunjukkan kepercayaan dan rasa menghargai, semakin banyak juga peluang anak untuk lebih terbuka.

3. Jika Mama dan Papa ingin Memantau, Beri Tahu Anak

Setelah orangtua mendiskusikan dengan anak tentang gawai atau kehidupan mereka di media sosial, inilah waktunya untuk membuat penilaian.

Jika anak menunjukkan bahwa ia menggunakan media sosial dengan tepat, Mama dan Papa harus mulai ‘mundur’. Ini adalah indikasi bahwa anak bisa dipercaya dan dapat mematuhi aturan yang telah disepakati.

Namun, Mama dan Papa perlu memberi tahu anak bila ingin mengawasi atau membatasi aktivitas mereka. Misalnya, saat anak terjebak di media sosial, karena berkonflik dengan teman-temannya karena unggahan atau komentar tertentu.

Jangan berusaha untuk menutup-nutupi sesuatu jika ingin memantau aktivitas anak. Katakan dengan lugas, tanpa rasa menyesal bahwa ia harus membatasi penggunaan gawai atau mematikannya jika diperlukan.

4. Jangan Kepo dengan Buku Harian Anak

Di era yang serba digital ini, ada beberapa anak yang lebih suka menuliskan pemikiran mereka di atas kertas dalam buku harian. Jika Mama dan Papa tanpa sengaja menemukannya ketika sedang membersihkan kamar anak, tahan dorongan untuk membuka dan membaca buku hariannya. 

Ingat, apa pun yang tertulis di sana adalah percakapan anak yang dengan dirinya sendiri, bukan pemikiran yang bisa seenaknya dibagi. Bila suatu saat Mama dan Papa ingin tahu apa yang ditulis oleh anak, minta izin mereka terlebih dahulu. 

5. Bersikap Tegas Jika Anak Mulai Melenceng

Jika tiba-tiba anak dalam bahaya, misalnya mulai menyakiti orang lain atau terlibat dalam perilaku berbahaya, orang tua berhak untuk memata-matainya.

Mama dan Papa boleh mulai mengecek ponsel anak jika mendapati perubahan suasana hati atau perilaku. Misalnya, ia mulai tidur berlebihan, gagal secara akademis, tidak mau makan, atau mengisolasi diri dari teman-temannya.

Tanyakan padanya apakah Mama dan Papa boleh melihat ponselnya, atau dia lebih ingin membicarakan apa yang sedang terjadi. Berikan penjelasan kepada anak bahwa yang orang tua lakukan adalah semata-mata karena rasa khawatir dan sayang. Biasanya, anak dapat menerima penjelasan tersebut.

Bagaimanapun, komunikasi orang tua dengan anak tetap perlu dipelihara meski sedang diwarnai konflik. Berikan kesempatan kepada anak untuk berkembang dengan memberi kebebasan kepadanya. Di sisi lain, orang tua juga harus tetap mengawasi anak.

Ingin tahu lebih banyak mengenai tips parenting? Mama dan Papa bisa mendapatkan banyak informasi tersebut di aplikasi KlikDokter. Menariknya, tersedia juga fitur Tanya Dokter untuk konsultasi dengan ahli lebih mudah.

Bersama KlikDokter, yuk #JagaSehatmu dan keluarga mulai dari sekarang!

(NM)

Orang TuaAnakPola asuh anakKebebasan Anak

Konsultasi Dokter Terkait