Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeInfo SehatKesehatan UmumBenarkah Sering Menyundul Bola Bisa Bahayakan Kesehatan?
Kesehatan Umum

Benarkah Sering Menyundul Bola Bisa Bahayakan Kesehatan?

Bobby Agung Prasetyo, 24 Jul 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Kebiasaan menyundul bola sedang diteliti terkait bahayanya bagi kesehatan. Berikut ini adalah penjelasannya.

Benarkah Sering Menyundul Bola Bisa Bahayakan Kesehatan?

Gemar menyundul bola saat bermain sepak bola di lapangan? Sebenarnya, aktivitas ini bisa memengaruhi kesehatan Anda. Menyundul bola bisa diartikan dengan membenturkan kepala sendiri pada benda keras, yakni bola sepak.

Dalam olahraga sepak bola, kepala terbentur merupakan suatu kondisi yang cukup sering terjadi, baik pada usia anak maupun dewasa. Pada taraf tertentu, menyundul bola bisa membahayakan kepala, dimana terdapat otak yang memiliki peran untuk mengatur fungsi tubuh.

Menurut dr. Reza Fahlevi dari KlikDokter, struktur tulang tengkorak anak belum sekeras orang dewasa. Sehingga anak perlu dijaga agar saat sepak bola tidak menyundul bola yang menyebabkan benturan atau cedera di kepala. Tidak hanya berbahaya bagi anak-anak, menyundul bola juga sebenarnya bisa membahayakan kesehatan orang dewasa yang melakukannya.

Sekali dua kali dilakukan, sebetulnya tidak masalah. Namun dalam jangka waktu panjang, kebiasaan menyundul bola secara berulang dapat menyebabkan kerusakan otak hingga berdampak pada masalah kesehatan.

Dampak kesehatan dari gemar menyundul bola

Dilansir dari BBC, sebuah studi yang dilakukan sekumpulan peneliti dari London School of Hygiene and Tropical Medicine (LSHTM), Queen Mary University of London dan Institute of Occupational Medicine, meneliti 300 mantan pemain sepak bola profesional Inggris untuk mencari tahu dampak kesehatan dari kebiasaan menyundul bola.

Partisipan berusia antara 50 hingga 85 tahun. Sebelum diteliti, mereka diharuskan melalui serangkaian tes yang dirancang untuk menilai kemampuan fisik dan kognitifnya.

Pemeriksaan klinis dan data akan dikumpulkan berdasarkan latar belakang karier dan faktor gaya hidup. Penelitian akan membandingkan antara pemain bertahan, pemain depan, dan pemain posisi lain yang masing-masing memiliki intensitas menyundul bola berbeda.

Neil Pearce selaku salah satu peneliti, mengatakan bahwa ada peningkatan risiko gangguan saraf dari cedera kepala yang dialami seseorang yang berolahraga tinju. Namun, dia dan tim peneliti lain tidak tahu banyak tentang risiko gegar otak dalam sepak bola.

Usai ditelaah lebih lanjut, konon nyatanya tidak ditemukan adanya bahaya dari menyundul bola dalam taraf yang intens. Namun, kasus tersebut tidak bisa dibandingkan dengan kepala yang terbentur bola akibat tendangan dari pemain atau orang lain, mengingat tingkat kekerasan hantamannya berbeda.

Berita tentang penelitian terbaru ini keluar bersamaan dengan meningkatnya perdebatan tentang kaitan antara repetitif heading dan cedera gegar otak atau penyakit otak seperti demensia dan Parkinson.

Namun sampai saat ini, kasus cedera otak jangka panjang dalam olahraga sepak bola masih sedikit, berbeda dengan yang terjadi pada olahraga tinju atau rugby.

Menangani korban cedera kepala akibat benturan

Meski menyundul bola memiliki risiko yang minim, namun Anda harus tetap waspada terhadap segala risiko yang terjadi. Saat Anda mengetahui orang lain mengalami cedera kepala usai menyundul bola, lakukan cara berikut:

  1. Jangan panik

Anda perlu sigap tetapi tidak perlu panik. Kepanikan akan membuat pikiran Anda kosong, sehingga tidak mampu berpikir jernih. Tetaplah tenang agar Anda bisa melakukan langkah pertolongan berikutnya.

  1. Perhatikan kesadaran

Periksa apakah orang tersebut sadar atau pingsan setelah terjadi benturan. Caranya dengan memanggil namanya dan menggoyangkan tubuhnya, misalnya lengan atau kaki.

  1. Jika tidak sadar, segera periksa pernapasannya

Jika Anda memiliki kecakapan untuk memberikan pertolongan pertama, lakukan tindakan membuka jalan napas dan nilai pernapasannya selama 10 detik. Jika tidak bernapas, berikan napas buatan sebanyak 5 kali. Kemudian lanjutkan dengan kompresi dada 30 kali, diikuti dengan bantuan napas 2 kali, sembari meminta bantuan orang lain untuk menghubungi tenaga medis.

Jika orang tersebut bernapas dengan baik, baringkan dengan posisi menyamping sembari menghubungi tenaga medis. Ketika sudah bernapas, tetap bawa orang tersebut ke rumah sakit.

  1. Periksa apakah ada perdarahan

Jika ada perdarahan, segera lakukan penekanan pada bagian yang berdarah dengan tangan, sembari mencari perban atau kain untuk membalut luka. Kemudian balut dengan perban atau kain apa pun untuk menghentikan perdarahan. Jika perdarahan berlanjut, bawa dia ke rumah sakit.

  1. Jika tak berdarah, kompres dingin kepala yang terbentur

Lakukan kompres dengan batu es yang telah dibalut kain atau ice pack pada bagian kepala yang terbentur untuk mencegah pembengkakan. Baringkan dengan posisi kepala yang lebih tinggi.

Bermain sepak bola memang mengasyikkan. Apalagi jika berhasil menyundul bola hingga bersarang di gawang tim lawan. Namun gemar menyundul bola bisa menimbulkan cedera kepala serta mengganggu kesehatan Anda jika benturannya keras. Jika Anda mengalami pusing setelah menyundul bola, segera istirahat, dan cari bantuan medis terdekat.

[NP/ RVS]

Sepak BolakepalaCedera KepalaGegar OtakBenturanMenyundul Bola

Konsultasi Dokter Terkait