Kesehatan Anak

Penyakit Menular yang Mengintai Anak Selama di Sekolah

dr. Devia Irine Putri, 17 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Terdapat beberapa penyakit yang rentan menyerang anak ketika bersekolah. Kenali apa saja penyakit yang sering terjadi pada anak-anak di sekolah agar bisa lebih waspada.

Penyakit Menular yang Mengintai Anak Selama di Sekolah

 

Salah satu tempat yang berpotensi menjadi sumber penularan penyakit anak adalah sekolah. Pasalnya, sekolah adalah tempat bertemunya banyak orang sehingga perpindahan penyakit bisa saja terjadi.

Risiko penyakit menular pada anak di sekolah bisa semakin tinggi karena si kecil juga belum mengerti benar cara menjaga kebersihan. 

Hal tersebut bisa diperparah apabila status vaksinasi si kecil belum lengkap, atau dirinya sedang mengalami penurunan daya tahan tubuh.

Guna membantu orangtua agar lebih waspada, berikut ini beberapa penyakit yang dapat menular ke anak selama di sekolah: 

1. Selesma

Selesma atau common cold merupakan infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas (ISPA) yang cukup sering menyerang anak-anak. Hal ini karena daya tahan tubuh anak belum sesempurna orang dewasa.

Gejala yang muncul akibat selesma bisa berupa batuk, pilek, nyeri saat menelan, dan demam ringan. 

Selesma memang bisa sembuh tanpa pengobatan khusus dalam 4–7 hari. Namun, saat si kecil terkena selesma, Anda tetap perlu memberikannya air putih lebih banyak dan minta ia untuk fokus beristirahat.

Nah, agar si kecil tak terserang selesma saat di sekolah, ia mesti menggunakan masker khusus jika ada teman yang sedang sakit flu atau batuk.

Ingatkan pula si kecil untuk selalu menjaga kebersihan diri dan benda-benda di sekitarnya. Jangan lupa juga untuk mengajarkan si kecil mencuci tangan menggunakan sabun, utamanya setelah berjabat tangan, sebelum menyentuh hidung atau mulut, dan sebelum makan.

2. Diare

Diare merupakan gejala yang bisa disebabkan oleh beberapa penyakit, seperti infeksi, alergi makanan, dan intoleransi laktosa.

Diare yang disebabkan oleh infeksi dapat menular ke orang lain. Agar anak Anda tak tertular, perbanyak asupan cairan hariannya. Apabila anak terlanjur diare, berikan cairan oralit agar ia terhindar dari dehidrasi.

Diare dapat berlangsung hingga 7 hari, dan gejalanya bisa hilang dengan sendirinya tanpa bantuan pengobatan khusus. Namun, guna mengurangi gejala dan mempersingkat durasi penyakit, obat antidiare dapat diberikan.

Jika diare tak kunjung reda, segera periksakan anak ke dokter untuk mengetahui penyebabnya. 

3. Cacar Air

Penyakit yang disebabkan oleh virus varicella zoster ini dapat menimbulkan gejala, seperti demam dan bentol di kulit yang terasa gatal. Meski demikian, cacar air umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam 7-10 hari. 

Pemberian obat penurun panas untuk demam dan obat antihistamin untuk gatal dapat meredakan gejala yang timbul. 

Cara terbaik yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko cacar air pada anak adalah pemberian vaksin. Ingatkan pula si kecil agar tidak bersentuhan langsung dengan teman yang sedang terkena cacar air agar ia tidak tertular.

Artikel Lainnya: Awas Daya Tahan Anak Menurun Saat Pandemi, Ini Tandanya

4. Campak

Campak sangat mudah menular, seperti halnya dengan cacar air. Upaya pencegahan bisa Anda lakukan dengan pemberian vaksin pada si kecil.

Penyakit campak ditandai dengan gejala demam tinggi, batuk, pilek, mata merah, dan muncul ruam kemerahan pada kulit. Jika ada tanda-tanda tersebut pada si kecil, segera periksakan ke dokter.

Pemberian obat penurun panas, vitamin A, dan istirahat cukup dapat membantu mengatasi campak dalam 7–14 hari. 

5. Gondongan

Gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus paramyxovirus. Gejala yang biasanya timbul akibat penyakit ini, yaitu demam, pembesaran kelenjar liur yang terasa nyeri, badan lemas, dan nafsu makan menurun.

Gondongan ditularkan melalui percikan liur yang berasal dari bersin atau batuk penderita. Penularan penyakit ini juga dapat terjadi saat bersentuhan langsung dengan benda-benda yang terkontaminasi oleh liur penderita.

Pemberian vaksin menjadi upaya pencegahan yang penting. Jadi, ajak si kecil untuk vaksinasi agar kebal terhadap virus penyebab gondongan.

6. Konjungtivitis 

Konjungtivitis atau mata merah juga termasuk penyakit yang sering terjadi pada anak di sekolah. Kondisi ini terjadi akibat peradangan atau infeksi pada jaringan konjungtiva. 

Gejala akibat konjungtivitis adalah mata merah di salah satu atau kedua sisi, yang disertai mata berair, gatal, sensasi mengganjal, dan belekan. 

Untuk mencegah penularan konjungtivitis, Anda perlu mengajarkan si kecil untuk menghindari kebiasaan menyentuh atau mengucek mata dengan tangan. 

7. Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD)

Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) atau yang sering disebut dengan flu singapura adalah penyakit akibat infeksi virus genus Enterovirus

Penyakit ini mudah menular melalui kontak erat, paparan droplet dari bersin atau batuk, serta melalui objek atau permukaan yang sudah terkontaminasi.

Secara umum, HFMD diawali dengan keluhan demam, nyeri tenggorokan, nafsu makan menurun, dan tubuh terasa tidak nyaman. Setelah 1–2 hari, barulah timbul bintik-bintik merah di mulut yang kemudian pecah dan menyerupai sariawan.

Gejala tersebut dilanjutkan dengan munculnya ruam di kulit dan bintik merah di telapak tangan maupun kaki.

Pada beberapa kasus, HFMD dapat menyebabkan komplikasi berat, seperti dehidrasi hingga radang selaput otak (meningitis). Untuk itu, sangat penting menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah sebagai langkah pencegahan penyakit tersebut.

Artikel Lainnya: Penyakit Langka yang Dapat Dialami Bayi Baru Lahir

8. Kutu Rambut

Kutu rambut atau pedikulosis kapitis adalah infeksi parasit yang mengenai rambut dan kulit kepala. 

Kondisi ini bisa menular melalui kontak langsung dengan penderita. Anak juga bisa tertular kutu rambut apabila berkontak dengan benda-benda pribadi penderita, seperti sisir, topi, atau ikat rambut.

Gejala yang muncul akibat kutu rambut, yaitu keluhan gatal di area kepala. Gatal yang dirasakan bisa menyebabkan si kecil menggaruk kepala hingga menyebabkan iritasi maupun infeksi. 

Agar si kecil tak mudah tertular, ingatkan untuk ia tidak meminjam benda-benda pribadi milik orang lain, ya.

9. Skabies

Skabies adalah infeksi yang terjadi akibat gigitan tungau Sarcoptes scabiei. Kondisi ini lebih dikenal masyarakat umum dengan istilah penyakit kudis. 

Penyakit kudis atau skabies mudah menular melalui kontak fisik secara langsung dengan penderita. Anak juga bisa tertular skabies apabila berjabat tangan, berpelukan, menggunakan barang-barang pribadi milik penderita secara bergantian.

Gejala akibat skabies, yaitu gatal pada kulit yang memberat pada malam hari. Selain itu, penderita juga bisa mengalami bintik kecil merah di beberapa area tubuh, seperti sela jari, pusar, area kelamin, dan bokong. 

Guna mencegah penyakit menular pada anak, sangat penting untuk mengajarkan si kecil cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Ia juga mesti diberikan pemahaman agar tidak berbagi barang pribadi dengan orang lain. 

Bagaimanapun, mencegah lebih baik daripada mengobati. Karenanya, jika Anda butuh bantuan atau ingin tahu tips lanjutan agar si kecil tak tertular penyakit saat di sekolah, tak perlu ragu untuk berkonsultasi kepada dokter melalui Tanya Dokter atau aplikasi KlikDokter.

(NB/JKT)

Anakpenyakit menular seksual

Konsultasi Dokter Terkait