Berita Kesehatan

Mengukir Senyum dan Harapan pada Anak Penderita Bibir Sumbing

Nur Budhi, 19 Jul 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Jangan biarkan anak yang terlahir dengan kondisi bibir sumbing menderita sepanjang hidup. Bantu mereka tersenyum dan mewujudkan cita-cita!

Mengukir Senyum dan Harapan pada Anak Penderita Bibir Sumbing

Kasus bibir sumbing pada anak merupakan masalah kesehatan serius yang masih sering diabaikan. Ini karena data menyebutkan bahwa jumlah anak yang mengalami bibir dan langit-langit sumbing di Indonesia masih tergolong tinggi.

Fakta menyebutkan, 1 dari 1.000 kelahiran anak mengalami kelainan celah bibir. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kecacatan pada anak usia 24–59 bulan mencapai 0,53% dengan 0,08% di antaranya adalah anak yang mengalami bibir dan langit-langit sumbing.

Terjadinya fenomena tersebut membuat Cleft and Craniofacial Center (CCC) RSCM-FKUI menggelar program Cleft and Craniofacial Awareness and Prevention Month. Tidakan ini sekaligus menjadi langkah untuk memperingati “Bulan Kepedulian Bibir dan Langit-langit Sumbing” yang jatuh setiap bulan Juli.

“Kami ingin turut ambil bagian dan berkontribusi nyata dalam peringatan Bulan Kepedulian dan Kewaspadaan Bibir dan Lelangit Sumbing dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kondisi bibir dan lelangit serta akibat yang dapat ditimbulkannya,” ungkap Supervisor Cleft and Craniofacial Center (CCC) RSCM-FKUI, dr. Kristaninta Bangun, SpBP-RE (KKF).

Lebih lanjut, dr. Kristaninta mengatakan bahwa acara tersebut juga diharapkan dapat membantu para orang tua yang memiliki anak dengan kelainan bibir sumbing untuk mengetahui tata laksana dan informasi yang tepat mengenai kelainan yang dialami buah hatinya.

“Butuh kesabaran dan kesadaran para orang tua untuk dapat menangani anak berkebutuhan khusus seperti penderita bibir dan lelangit sumbing ini, sehingga penanganan menis dapat semakin efektif,” pungkas dr. Kristaninta.

Sekilas tentang bibir sumbing

Bibir dan langit-langit sumbing adalah sebuah kondisi yang menyebabkan tidak sempurnanya struktur bibir atau langit-langit mulut. Keadaan ini berhubungan dengan gagalnya proses penyatuan bibir dan langit-langit mulut pada masa perkembangan janin.

“Bibir dan langit-langit sumbing dapat dikenali dengan terlihatnya celah atau tidak menyatunya bibir atas atau langit-langit. Keadaan ini dapat terjadi pada satu atau kedua sisi bibir atas atau langit-langit,” jelas Staf Konsultan Bedah Plastik Craniofacial di CCC, dr. Prasetyanugraheni Kreshanti, SpBP-RE (KKF).

Menurutnya penyebab bibir sumbing masih belum diketahui pasti. Namun selama ini diketahui bahwa faktor genetik, lingkungan, nutrisi, paparan obat-obatan atau penyakit selama kehamilan turut memainkan peran tersendiri. Faktor-faktor tersebut diduga berkontribusi terhadap terjadinya kelainan bibir sumbing pada anak.

Lebih lanjut, dr. Heni mengatakan bahwa masalah yang timbul akibat bibir sumbing tak hanya sebatas pada penampilan. Kondisi ini juga dapat menimbulkan masalah pada pengucapan kata. Akibatnya, apa yang dikatakan oleh penderita bibir sumbing sering kali tidak bisa dipahami dengan jelas oleh orang lain. Kondisi bibir sumbing yang dialami bayi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatannya.

Menurut dr. Heni lagi, masalah yang dialami oleh bayi bisa berupa masalah minum atau makan seperti susu yang keluar dari hidung saat bayi menyusu, masalah infeksi telinga, dan masalah pertumbuhan gigi dan tulang rahang atas.

Mengetahui bahwa bibir dan langit-langit sumbing merupakan masalah kesehatan serius, para orang tua diharapkan bisa lebih waspada. Jika mengetahui bahwa anak mengalami masalah kesehatan serupa, jangan ragu untuk segera membawanya ke rumah sakit agar segera mendapatkan penanganan yang memadai. Jangan biarkan bibir sumbing atau masalah kesehatan lain menghancurkan masa depan si Kecil!

[RVS]

liputanAnakSumbingLangit-Langit SumbingBibir Sumbing

Konsultasi Dokter Terkait