Diet dan Nutrisi

Benarkah Jelly Kemasan Picu Obesitas?

dr. Kartika Mayasari, 19 Jul 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Jelly kemasan banyak disajikan sebagai makanan selingan. Sayangnya, banyak yang belum tahu bahwa camilan ini bisa memicu obesitas.

Benarkah Jelly Kemasan Picu Obesitas?

Karena rasa dan warna yang beraneka ragam, jelly kemasan menjadi salah satu makanan yang paling disukai oleh anak-anak. Tekstur kenyal serta kemasan yang praktis membuat para orang tua gemar membawakan jelly ini sebagai bekal ke sekolah.

Mengapa jelly kemasan disukai?

Tidak hanya anak-anak yang gemar mengonsumsi jelly kemasan ini. Orang dewasa juga sering menggunakan jelly sebagai pengganjal perut saat lapar. Tak heran, jelly memang dikenal dapat mengenyangkan walaupun hanya dikonsumsi sedikit. Hal ini juga kerap menjadi alasan para pelaku diet untuk mengonsumsinya sebagai pengganti makan.

Sayangnya, belum banyak yang mengetahui bahwa jelly kemasan ini justru bisa memicu obesitas.

Bahaya konsumsi jelly kemasan

Yang menyebabkan obesitas sebenarnya bukan dari jelly yang dikonsumsi, melainkan dari kandungan gula yang ada di dalamnya. Satu kemasan tersebut memang hanya memiliki 40 kalori saja. Tapi yang perlu diingat, bahwa Anda juga mendapatkan asupan gula dari makanan lainnya.

Kadar gula yang berlebih bila mengonsumsi jelly kemasan bisa memicu obesitas, baik pada anak ataupun pada orang dewasa. Terlebih lagi jika tidak disertai dengan olahraga yang teratur. Selain obesitas, berikut ini adalah dampak kesehatan yang dapat dialami saat mengonsumsi makanan tinggi gula seperti jelly kemasan:

1. Meningkatkan faktor risiko penyakit jantung, seperti obesitas, tekanan darah tinggi dan peradangan.

2. Meningkatkan sekresi androgen, produksi minyak dan peradangan, yang semuanya dapat memicu timbulnya jerawat.

3. Terjadinya penuaan dini.

4. Menyebabkan resistensi insulin, sebagai faktor risiko diabetes.

5. Terlalu banyak gula dapat menyebabkan peradangan, yang merupakan faktor risiko timbulnya kanker. Sebuah studi yang dilakukan pada lebih dari 430.000 orang menemukan bahwa konsumsi gula tambahan berhubungan positif dengan peningkatan risiko kanker esophagus, kanker pleura dan kanker usus kecil.

Studi lain menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi roti manis dan kue lebih dari tiga kali per minggu berisiko 1,42 kali lebih mungkin terkena kanker endometrium daripada wanita yang mengonsumsinya kurang dari 0,5 kali per minggu.

6. Meningkatkan peluang mengalami depresi. Mengonsumsi banyak makanan olahan, termasuk produk gula tinggi seperti kue dan minuman manis berhubungan dengan risiko depresi yang lebih tinggi.

Meskipun rasanya enak dan mudah dicerna, jelly kemasan ternyata menyimpan bahaya yang mengancam kesehatan, salah satunya adalah obesitas. Jadi, batasi konsumsi camilan manis ini dan variasikan dengan menu sehat seperti salad buah dan sayuran. Imbangi asupan harian Anda dengan olahraga rutin agar tubuh senantiasa bugar.

[NP/ RVS]

JellyCamilanjelly kemasanObesitas

Konsultasi Dokter Terkait