HomeInfo SehatSarafAwas, Kadar Estrogen Tinggi pada Pria Rentan Picu Migrain!
Saraf

Awas, Kadar Estrogen Tinggi pada Pria Rentan Picu Migrain!

dr. M. Dejandra Rasnaya, 15 Apr 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Berdasarkan penelitian, kadar hormon estrogen tinggi pada pria bikin rentan migrain. Kok bisa ya? Baca dulu penjelasannya di artikel ini.

Awas, Kadar Estrogen Tinggi pada Pria Rentan Picu Migrain!

Hormon estrogen rupanya tak hanya miliki wanita. Pada pria pun terdapat hormon tersebut dalam jumlah rendah. Lantas, jika hormon estrogen pada pria ada dalam kadar yang tinggi, apakah rentan memicu timbulnya migrain?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Anda harus tahu kalau sakit migrain tak sulit ditemui di dalam masyarakat. 

Tidak main-main, penyakit ini diketahui telah menyerang setidaknya 1 miliar orang di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, kondisi ini diperkirakan dialami oleh 22,4% dari studi populasi.

Tak hanya itu, penyakit yang juga dikenal dengan sakit kepala sebelah ini juga lebih banyak menyerang wanita. Sekitar 17-25% wanita diketahui pernah mengalami migrain, dibandingkan pria yang hanya di bawah 10% pada usia produktif, yaitu 18-55 tahun.

Migrain pada Pria dengan Estrogen Tinggi

Fakta migrain lebih banyak menyerang wanita itu diduga bukan sebuah kebetulan. Dicurigai, hal ini adalah akibat fluktuasi dan ketidakseimbangan kadar hormon dalam tubuh.

Salah satunya dengan kejadian migrain pada wanita yang sedang menstruasi.  Pada masa tersebut, hormon estrogen, progesteron, FSH, dan LH pada tubuh seorang wanita sedang mengalami perubahan mendadak.

Selain itu, faktor menggunakan kontrasepsi hormonal, seperti KB suntik, pil KB, dan susuk juga dapat memengaruhi.

Atas dasar tersebut, ada penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan fluktuasi hormon, antara estrogen dan testosteron, pada pria yang mengalami migrain. Penelitian tersebut dilakukan oleh Neurology Department, Leiden University Medical Center, Belanda.

Subjek penelitian dilakukan pada 39 laki-laki yang terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu, 17 orang memiliki riwayat migrain berulang dan 22 orang sisanya tidak memiliki riwayat migrain.

Artikel Lainnya: Ini Penyebab Migrain Saat Haid dan Cara Mengatasinya

Pada penelitian ini, ditemukan kelebihan hormon estrogen pada pria yang mengalami migrain dibandingkan dengan yang tidak. Selain itu, kadar testosteron pada kedua kelompok subjek penelitian ditemukan dalam kadar yang sama.

Akan tetapi, dapat disimpulkan bahwa rasio atau perbandingan estrogen-testosteron pada kedua kelompok berbeda. Penyebabnya, kadar estrogen pada pria dengan migrain ditemukan lebih tinggi.

Fakta lain yang ditemukan adalah meningkatnya kadar hormon testosteron 24 jam sebelum serangan nyeri kepala sebelah terjadi. 

Hal ini menimbulkan gejala, seperti hilang nafsu makan, sulit konsentrasi, dan kelelahan yang menjadi pertanda sakit kepala sebelah akan segera terjadi.

Defisiensi atau rendahnya kadar hormon testosteron ditemukan pada 61% pria yang mengalami migrain, dibandingkan 27% pria yang tidak mengalaminya.

Meskipun demikian, mekanisme antara tingginya hormon estrogen dengan penyebab migrain belum diketahui secara pasti. 

Selain hormon, migrain juga dapat dipicu beberapa faktor. Antara lain, genetik pada kromosom X (kromosom wanita) dan juga tingkat stres. Wanita, usia di bawah 40 tahun, dan sedang menstruasi juga diketahui menjadi faktor risiko.

Artikel Lainnya: Kenali 6 Penyebab Sakit Kepala Anda

Cara Mengatasi Migrain

Pria yang sedang atau kerap mengalami sakit kepala sebelah sebaiknya jangan langsung khawatir kadar hormon estrogen Anda dalam tubuh tinggi. 

Meski terbukti migrain terkait dengan kadar estrogen pada pria, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memperkuat bukti yang sudah ada.

Oleh karena itu, untuk kasus ini, terapi hormon mungkin belum disarankan. Itu karena dokter masih harus memperhatikan banyak faktor yang berperan dan kajian lebih mendalam.

Akan tetapi, sebagai langkah awal mengatasi sakit kepala sebelah, Anda dapat mengonsumsi obat sesuai gejalanya, seperti antinyeri dan antimual.

Artikel Lainnya: Sakit Kepala Setelah Bangun Tidur, Ini Penyebabnya

Selain itu, lakukan juga pola hidup yang sehat seperti diet bergizi dan seimbang, cukup istirahat, dan mengelola stres dengan baik. Selain itu, penuhi kebutuhan cairan dengan minum air setidaknya 8 gelas setiap hari.

Jika keluhan nyeri kepala sebelah tak kunjung sembuh, baik pria maupun wanita, disarankan berobat langsung ke dokter spesialis saraf agar mendapat pengobatan yang sesuai.

Tingginya hormon estrogen pada pria dapat memicu migrain. Tangani dengan berobat pada dokter, menjalani hidup sehat, serta jauhi kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol. Masih punya pertanyaan seputar sakit kepala sebelah? Tanyakan pada dokter via LiveChat.

[HNS/AYU]

hormon estrogenMigrainPria

Konsultasi Dokter Terkait