Diabetes

Benarkah Risiko Diabetes Meningkat pada Penderita Kanker?

dr. Fiona Amelia MPH, 01 Jul 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Beberapa jenis kanker dapat meningkatkan risiko diabetes. Simak selengkapnya di sini.

Benarkah Risiko Diabetes Meningkat pada Penderita Kanker?

Hasil studi-studi terdahulu menemukan bahwa diabetes merupakan faktor risiko kemunculan beberapa jenis kanker. Namun, tak banyak studi yang membuktikan sebaliknya. Baru-baru ini, sebuah studi di Korea menyebutkan bahwa ada beberapa kanker yang berhubungan erat dengan peningkatan risiko kejadian diabetes.

Risiko diabetes pascakanker

Studi yang dimuat dalam JAMA Oncology 2018 ini melibatkan 524.089 pria dan wanita berusia 20-70 tahun. Semuanya tidak memiliki riwayat diabetes maupun kanker pada awal studi. Selama 10 tahun masa studi, 15.130 subjek mengalami kanker dan 26.610 subjek mengalami diabetes.

Dari hasil ini, didapat bahwa secara umum kanker meningkatkan risiko diabetes sebesar 35%. Berdasarkan jenis kankernya, risiko diabetes ditemukan tertinggi pada penderita kanker pankreas, dimana angkanya mencapai lima kali lipat. Secara teori, fungsi pankreas yang menurun akibat kanker akan menurunkan produksi dan efektifitas kerja hormon insulin sehingga kontrol gula darah terganggu.

Selain itu, risiko diabetes meningkat hingga dua kali lipat pada penderita kanker ginjal dan hati, antara 60-80% pada penderita kanker payudara, darah, paru, dan empedu, serta sekitar 33-35% pada penderita kanker tiroid dan lambung.

Studi ini juga menemukan peningkatan risiko diabetes pada penderita kanker testis dan otak, tetapi hasilnya tidak bermakna. Sedangkan kanker yang ditemukan tidak meningkatkan risiko diabetes, yakni kanker rahim, ovarium, kepala leher, esofagus dan prostat.

Kanker dan diabetes, di manakah hubungannya?

Kanker dan diabetes kerap muncul bersamaan. Faktanya, sekitar 8-18% individu yang mengalami kanker juga memiliki diabetes. Sebagian besar mengalami diabetes terlebih dulu sebelum kanker. Sebagian lain baru tahu dirinya mengalami diabetes setelah kanker terdiagnosis atau selama pengobatan kanker.

Hasil studi ini menunjukkan adanya peningkatan risiko diabetes yang tertinggi dalam 2 tahun setelah kanker terdiagnosis. Salah satu sebabnya adalah efek pengobatan kanker yang biasanya merupakan kombinasi dari kemoterapi dan kortikosteroid. Kortikosteroid kerap diberikan untuk mengurangi efek mual dari kemoterapi, tetapi memiliki efek samping meningkatkan kadar gula darah.

Penyakit kanker itu sendiri juga memiliki dampak langsung terhadap peningkatan risiko diabetes, karena kanker menyebabkan perubahan metabolisme tubuh. Salah satunya memicu resistensi insulin sehingga kadar gula darah meningkat.

Kanker dan diabetes harus dikelola bersama-sama

Terlepas mana yang muncul lebih dulu, diabetes dan kanker harus dikelola secara bersamaan. Kanker dan pengobatannya dapat memperburuk kondisi diabetes. Sebaliknya, kadar gula darah yang tinggi pada diabetes dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang diperlukan untuk melawan kanker. Demikian pula, diabetes yang tidak terkontrol dapat menunda atau meningkatkan risiko infeksi selama pengobatan kanker.

Hasil studi dari Korea ini sesungguhnya mengisyaratkan pentingnya deteksi dini diabetes segera setelah kanker terdiagnosis. Dengan mengetahuinya secara dini, baik kanker maupun diabetes dapat dikelola secara optimal.

[RS/ RVS]

diabetes mellitusgula darahDiabetesKanker

Konsultasi Dokter Terkait