Seks

Ikut Keluarga Berencana Bisa Hindarkan Depresi dalam Keluarga?

dr. Dyan Mega Inderawati, 29 Jun 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Depresi paling banyak dialami wanita, di usia produktifnya. Akankah keluarga berencana jadi solusinya?

Ikut Keluarga Berencana Bisa Hindarkan Depresi dalam Keluarga?

Salah satu masalah psikologis yang paling sulit untuk dideteksi, padahal sangat berbahaya, adalah depresi. Bayangkan saja, sudah berapa banyak figur publik yang bunuh diri akibat depresi berkepanjangan. Sayangnya tidak semua orang terdekatnya mengetahui masalah yang ia hadapi selama ini. Kondisi depresi yang mereka alami mungkin ditutup-tutupi, namun dampaknya bisa membahayakan diri sendiri. Bagaimana Keluarga Berencana menjadi solusi dari masalah ini?

Wanita berisiko lebih tinggi untuk mengalami depresi

Fakta menunjukkan, depresi lebih sering dialami oleh wanita, bahkan hampir 2x lipatnya dibanding kaum pria. Bila dilihat dari faktor umur, masalah psikologis ini sendiri paling banyak menyerang usia produktif, 18-44 tahun. Usia yang seharusnya menjadi periode emas kejayaan baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun kehidupan sosialnya.

Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko depresi, salah satunya ternyata memiliki anak atau disebut depresi perinatal. Depresi perinatal sendiri timbul akibat kehamilan, memiliki anak dan akibat berbagai masalah dalam keluarga. Ketika depresi ini sudah terjadi, bukan hanya sang ibu yang akan merasakan dampaknya, namun juga anak dan seluruh anggota keluarga lainnya. Peningkatan kekerasan pada anak juga menjadi salah satu akibat buruknya.

Mengenali tanda- tanda depresi

Mengenali tanda depresi memang tidak mudah. Namun Anda dapat mencurigai seseorang mengalami depresi bila terdapat sejumlah gejala berikut ini:

● Emosi yang tidak dapat dikontrol

Seseorang yang mengalami depresi cenderung memiliki emosi yang mudah meledak- ledak. Bila ketidakstabilan emosi ini dialami seorang ibu, tentu akibatnya bisa sangat fatal. Bagaimana tidak, anak- anak yang berada di bawah pengasuhannya sedikit banyak akan ikut terpengaruh kondisi kejiwaannya.

● Adanya gangguan tidur

Kesulitan tidur, sering bermimpi buruk dan kerap terbangun di malam hari adalah salah satu tanda seseorang mengalami depresi. Jangan sepelekan gangguan ini agar tidak terjadi akibat yang lebih buruk lagi di kemudian hari

● Kehilangan semangat dalam menjalankan aktivitas sehari- hari

Seseorang yang tadinya sangat enerjik, bersemangat dan tiba- tiba kehilangan motivasi dalam keseharian, patut dicurigai mengalami depresi. Apalagi jika ternyata ada permasalahan yang melatarbelakangi.

● Penurunan nafsu makan

Gangguan dalam nafsu makan juga bisa menjadi salah satu tanda yang harus diwaspadai berkaitan dengan masalah depresi. Kalau terjadi terus menerus, tidak hanya psikis yang jadi korbannya namun juga kesehatan tubuh diri sendiri.

● Berpikir tentang bunuh diri

Tahapan paling berbahaya dari depresi adalah ketika seseorang sudah berpikir mengakhiri hidupnya. Oleh karena itu, jangan pernah anggap sepele ketika pikiran buruk ini terlintas, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Segera cari solusi, atasi masalah dan minta pertolongan dari orang-orang terdekat.

Keluarga berencana sebagai solusi menurunkan depresi

Menjawab adanya potensi depresi dalam keluarga, terutama pada sang ibu, program keluarga berencana bisa dijadikan salah satu solusinya. Bukan berarti sama sekali tidak dapat memiliki anak, namun mengatur agar perencanaan kehamilan, berapa banyak anak yang akan dimiliki dan pengelolaan pengasuhan anak dapat diatur sedemikian rupa.

Jarak antar usia anak yang terlalu pendek dan banyaknya anak, dapat secara signifikan menambah pikiran dan kerja fisik sang ibu. Kedua masalah ini dapat dikelola dengan baik dengan adanya program keluarga berencana. Bicarakan pada pasangan, bidan, dokter atau bahkan psikolog terkait perencanaan dalam berkeluarga. Dengan demikian, risiko depresi pun akan dapat diminimalkan.

Merencanakan masa depan keluarga merupakan langkah tepat dalam mengelola kejiwaan dan menghindarkan diri dari depresi. Lakukan sebelum semuanya terlambat. Dengan perencanaan yang matang – salah satunya dengan mengikuti program Keluarga Berencana – Anda bisa membangun kesehatan diri sendiri, sekaligus kesejahteraan seluruh anggota keluarga.

[RVS]

keluarga berencanaKehamilanHari Keluarga NasionalDepresiHari Keluarga BerencanaDepresi Perinatal

Konsultasi Dokter Terkait