Kesehatan Umum

Awas, Migrain Rentan Picu 5 Gangguan Kesehatan Ini

Bobby Agung Prasetyo, 28 Jun 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Jangan sepelekan migrain karena kondisi tersebut dapat memicu beberapa gangguan kesehatan. Apa saja? Ketahui selengkapnya di sini.

Awas, Migrain Rentan Picu 5 Gangguan Kesehatan Ini

Migrain adalah sakit kepala yang terasa seperti berdenyut dengan tingkat sedang hingga parah, biasanya hanya menyerang satu sisi kepala saja. Tak sedikit orang yang menyepelekan migrain karena biasanya akan pulih dengan sendirinya, atau bisa minum obat yang dijual bebas. Namun, ternyata migrain rentan memicu berbagai gangguan kesehatan.

Menurut Migal dkk., 2004, migrain sering disalahpahami, kurang terdiagnosis, dan kurang penanganan dalam praktik klinis. Di Indonesia sendiri, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat, pada tahun 2014, prevalensi migrain di Indonesia adalah 22,4 persen dari studi populasi.

Dari penjelasan di atas, kini ada satu lagi alasan untuk tidak menyepelekan migrain. Sakit kepala ini disebut rentan memicu gangguan kesehatan. Dikutip dari laman Prevention, berikut ini adalah gangguan-gangguan kesehatan tersebut.

1. Stroke

Anda pernah mengalami migrain yang disertai dengan mata berkunang-kunang, mati rasa atau kesemutan di wajah serta tangan Anda? Jika iya, maka Anda memiliki risiko terkena stroke. Hal ini dijelaskan secara rinci oleh kata Richard Kraig, direktur dari Migraine Headache Clinic di Universitas Chicago, Amerika Serikat (AS).

Tak hanya itu, kebiasan merokok juga meningkatkan risiko pembekuan darah. Intinya, studi menunjukkan bahwa orang dewasa yang lebih tua yang menderita migrain, berisiko tiga kali lebih mungkin menderita stroke.

“Sebetulnya belum jelas bagaimana migrain dapat menyebabkan stroke. Diperkirakan karena pada migrain klasik (migrain dengan aura), kondisi darah jadi mudah membeku. Bekuan darah tersebut berpotensi menyumbat pembuluh darah sehingga terjadilah stroke,” dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter menjelaskan.

2. Penyakit jantung

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di jurnal “European Journal of Neurology”, migrain dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Salah satu upaya mencegahnya adalah dengan menerapkan pola hidup sehat.

Penelitian lain yang dipublikasikan di “British Medical Journal” juga menemukan bahwa penderita migrain lebih mungkin mengalami masalah kardiovaskular. Contoh penyakit kardiovaskular adalah stroke, serangan jantung, pembekuan darah, dan denyut jantung tak teratur.

Menurut Richard, penderita migrain dengan masalah jantung perlu berhati-hati ketika mengonsumsi obat migrain seperti triptan, karena dapat menyempitkan pembuluh darah di otak dan di jantung.

3. Depresi

Migrain muncul lebih sering pada seseorang yang memiliki gangguan bipolar dan depresi karena ada kecenderungan genetik untuk memiliki otak yang hyperexcitable. Artinya, ketika otak distimulasi, ada peningkatan yang jauh lebih besar dalam penembakan saraf (neuron fire) daripada otak yang normal. Namun, gaya hidup sehat yang Anda jalankan, akan sangat membantu meningkatkan suasana hati dan mencegah migrain.

Richard merekomendasikan, Anda yang sering mengalami migrain agar berjalan-jalan setiap hari di luar rumah. Pastikan untuk tidur nyenyak pada malam hari. Kedua hal ini dapat mengurangi rangsangan otak dan membantu Anda terhindar dari migrain dan kondisi sakit kepala lainnya.

4. Gangguan kecemasan

Menurut American Migraine Foundation, sekitar 50 persen orang yang memiliki migrain kronis juga berjuang mengatasi gangguan kecemasan. Migrain kronis didefinisikan sebagai migrain yang memiliki 15 atau lebih episode per bulan.

Para ahli percaya beberapa orang mengalami kecemasan akibat menderita migrain kronis. Namun, mereka juga percaya bahwa cara otak mengirim “pesan” kimia dari satu neuron ke neuron lain juga bisa memainkan peran.

5. Epilepsi

Menurut pernyataan dari Epilepsy Foundation, AS, migrain dan epilepsi punya hubungan yang berkesinambungan. Penderita migrain lebih mungkin mengalami epilepsi dan penderita epilepsi dua kali lebih mungkin mengalami migrain.

Mengatasi migrain dengan bijak

Migrain sebenarnya tidak dapat disembuhkan, tapi frekuensinya bisa dikontrol menjadi lebih jarang dan ringan. Penderitanya pun berbeda untuk tiap penderita. Pemilihan jenis penanganannya pun bergantung pada frekuensi, tingkat keparahan, serta kondisi kesehatan secara umum, termasuk kondisi khusus seperti wanita hamil dan menyusui.

Anda yang kerap mengalami migrain mungkin punya preferensi berbeda dalam menanggulanginya. Ada yang mengatasinya dengan tidur atau berbaring di ruangan gelap, ada juga yang melawannya dengan mengonsumsi sesuatu. Biasanya, penderita migrain mengonsumsi obat-obatan untuk meredakan nyeri dan meringankan rasa mual. Namun, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan.

“Sebaiknya konsultasikan kepada dokter Anda. Ada baiknya dikonsultasikan juga dengan dokter spesialis saraf. Kemungkinan Anda memerlukan pemeriksaan lanjutan seperti CT scan kepala untuk memastikan penyebab migrain. Selain itu, diskusikan juga pengobatan yang terbaik untuk Anda,” kata dr. Fiona.

Kini jangan lagi remehkan migrain, karena sakit kepala sebelah ini dipercaya rentan memicu lima gangguan kesehatan yang disebutkan di atas. Untuk mencegah migrain datang kembali, terapkan gaya hidup sehat. Konsumsilah makanan bergizi seimbang, tidur cukup, kendalikan stres, dan rutin berolahraga, demi menghindari sekaligus mengatasi sakit kepala ini. Anda juga dapat mencoba pijat atau aromaterapi sebagai salah satu cara dalam mengusir migrain.

[RN/ RVS]

MigrainDepresiEpilepsiStrokeSakit KepalaPenyakit Jantung

Konsultasi Dokter Terkait